Definisi Epidemiologi Etiologi TINJAUAN PUSTAKA

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Persalinan preterm biasanya didefinisikan sebagai kontraksi regular disertai perubahan pada serviks yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Definisi ini digunakan oleh WHO dan FIGO berdasarkan pada analisa statistik distribusi usia kehamilan saat persalinan, berdasarkan pada hari pertama periode menstruasi terakhir. Meskipun begitu, konsep ini harus dibedakan dengan ‘prematuritas’ yang menyatakan kurang berkembangnya berbagai sistem organ terutama paru yang mengakibatkan sindrom distress pernafasan pada saat kelahiran. 1,3 Persalinan preterm spontan terjadi sebanyak 40-50 pada persalinan preterm, dan sisanya 25-40 diakibatkan oleh ketuban pecah dini preterm PPROM dan 20-25persalinan preterm atas indikasi obstetrik. 2 Universitas Sumatera Utara 6

2.2 Epidemiologi

Frekuensi dari terjadinya persalinan preterm diperkirakan sekitar 12-13 di Amerika Serikat AS dan 5-9 di negara-negara berkembang. Akan tetapi, tingkat persalinan preterm meningkat di berbagai lokasi, terutama karena peningkatan indikasi atas persalinan preterm terhadap kehamilan multipel buatan. Persalinan preterm dapat juga terbagi berdasarkan usia kehamilan: persalinan preterm pada usia kehamilan 20- 27 minggu extremly preterm, persalinan preterm pada usia kehamilan 28-32 minggu very preterm,persalinan preterm pada usia kehamilan pada 33-36 minggu preterm. 5-8 Belum terdapat data yang akurat mengenai persalinan preterm di seluruh dunia, tetapi perkiraan angka kejadian persalinan preterm adalah sebanyak 5 di negara maju, dan 25 di negara berkembang. 3 Peningkatandari harapan hidup sedikitnya kurang dari 50 sebelum usia kehamilan 24 minggu hingga lebih dari 95 pada usia kehamilan 33 minggu dan terdapat hubungan terbalik antara resiko berat badan dan usia kehamilan saat terjadinya persalinan. 7,8 Universitas Sumatera Utara 7

2.3 Etiologi

Persalinan preterm diduga sebagai sebuah sindrom yang dipicu oleh berbagai mekanisme, termasuk infeksi atau inflamasi, iskemik uteroplasenta atau perdarahan, overdistensi uterus, stres dan proses imunologi lainnya. Mekanisme pasti masih belum diketahui dengan pasti pada berbagai kasus, sehingga berbagai faktor dihubungkan dengan terjadinya persalinan preterm tetapi jalur mekanismenya masih dicari. 7 Terdapat berbagai penyebab terjadinya persalinan preterm, dimana 70 terjadi secara spontan akibat infeksi, PROM, kontraksi idiopatik, kehamilan multipel, disfungsi serviks, perdarahan ante partum, stress dan malnutrisi. Tiga puluh persen persalinan preterm terjadi akibat iatrogenik seperti hipertensi, diabetes dan IUGR. 3 Peningkatan jumlah faktor resiko yang diduga memiliki interaksi terhadap timbulnya PPROM. Dikarenakan adanya berbagai faktor resiko yang dapat mengakibatkan inflamasi sistemik, peningkatan stimulasi jalur infeksi inflamasi yang mungkin dapat menjelaskan peningkatan persalinan preterm dengan berbagai faktor resiko. 7 Been et al 2014, melakukan ulasan dan meta analisa terhadap beberapa jurnal untuk melihat efek merokok pada persalinan preterm dimana disimpulkan bahwa tidak merokoknya ibu pada saat kehamilan Universitas Sumatera Utara 8 akan menurunkan 10 kejadian persalinan preterm, berat badan lahir rendah dan kecenderungan terjadinya asma di kemudian hari. 9-11 Germain et al 1999, pada penelitiannya menemukan sebagian besar kejadian persalinan preterm terjadi tanpa sebab yang jelas 56.6 sedangkan penyebab jelas lain terbagi menjadi : iskemia uteroplasenta 28.3, infeksi 13.8 dan keduanya 1.4. Pada penelitian ini juga dijumpai, wanita dengan iskemia uteroplasenta dan infeksi memiliki outcome perinatal yang lebih buruk daripada wanita tanpa penyebab yang jelas. 12-15

2.4 Patogenesis