24
MAPK. Hal ini mengakibatkan hipotesis yang menantang bahwa progesteron dapat berpartisipasi dalam maintenance kehamilan dan
stimulasi kontraktilitas miometrium pada saat onset persalinan melalui fungsi reseptor PGR intraseluler dan protein mPGR.
2,9,34,35,36
2.6.4 Hubungan kadar progesteron dengan persalinan preterm
Progesteron memiliki peranan mempertahankan kehamilan ; dan diduga beraksi dengan menekan aktivitas otot polos di uterus. Pada
berbagai spesies binatang, terdapat penurunan kadar progesteron di sirkulasi sebelum onset persalinan. Meskipun hal ini tidak dijumpai pada
wanita hal ini telah dianggap bahwa terjadi penurunan fungsional dari progesteron yang berhubungan dengan perubahan dari ekspresi reseptor
progesteron di uterus.
3-11,37,39,40,41
Terdapat laporan baru-baru ini pada literatur yang menyarankan penggunaan progesteron dalam menurunkan resiko persalinan preterm,
yang merupakan sumber perhatian seperti pada tahun 1960-an.
12,14,29,40
Firdianti dkk2013, dari hasil penelitian ini tampak bahwa kadar
PIBF serum pada persalinan dapat mencerminkan kondisi patologis yaitu ancaman persalinan preterm yang erat hubungannya dengan hasil akhir
suatu kehamilan. Peranan PIBF dalam kelangsungan kehamilan melalui
Universitas Sumatera Utara
25
mekanisme imunologi yaitu perubahan keseimbangan imunologi dengan ditekannya aktivitas sel Natural Killer. Mekanisme imunologis ini diawali
dari sel limfosit perifer ibu hamil yang menghasilkan PIBF yang merupakan suatu protein 34 kDA dan diproduksi oleh sel desidua setelah
aktifasi reseptor progesteron oleh progesteron.
16
Stamatelou dkk
2009, menemukan
rerata konsentrasi
progesteron yang lebih rendah 30 pada wanita dengan persalinan preterm dengan usia kehamilan 28-34 minggu jika dibandingkan wanita
yang melahirkan aterm. Mereka juga menemukan bahwa wanita dengan persalinan preterm memiliki kadar progesteron yang lebih rendah saat
fase aktif jika dibandingkan wanita dengan persalinan aterm.
15
Csapo, pada teori
“see-saw”, yang menyatakan bahwa progesteron memiliki implikasi dalam mekanisme persalinan pada manusia aterm dan
preterm dengan keluaran yang berbeda-beda. Konsentrasi progesteron yang adekuat di miometrium dapat mengimbangi aktivitas stimulasi
prostaglandin bersama dengan kemampuan oksitosin untuk meningkatkan aktivitas agonis histamin.Progesteron akan mengurangi konsentrasi
reseptor oksitosin miometrium, yang akan mengimbangi efek kerja estrogen. Progesteron juga menghambat produksi prostaglandin oleh
amnion –chorion–decidua serta meningkatkan ikatan antara progesteron
dan membran janin pada saat aterm, yang dapat menjelaskan efek predominan estrogen dalam meningkatkan produksi prostaglandin dan
memicu terjadinya proses persalinan.
40
Universitas Sumatera Utara