Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI 2012 Angka Kematian Neonatal AKN di Indonesia sebesar 19 kematian1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi AKB sebesar 32 kematian1000 kelahiran hidup. Diantara seluruh kematian neonatal, 75 terjadi pada minggu pertama kehidupan, dan dari jumlah kematian tersebut, 25-45 terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama kematian neonatus adalah prematuritas dan berat badan lahir rendah, infeksi, asfiksia, trauma persalinan dan abnormalitas kongenital. Dua pertiga kematian neonatus dapat dicegah bila tersedia intervensi kesehatan yang umum dan efektif selama kehamilan, persalinan dan minggu pertama kehidupan. 1 Persalinan preterm biasanya didefinisikan sebagai kontraksi regular disertai perubahan pada serviks yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Persalinan preterm spontan terjadi sebanyak 40-50 pada persalinan preterm, dan sisanya 25-40 diakibatkan oleh preterm premature rupture of membranePPROM dan 20-25 persalinan prematur atas indikasi obstetrik. 2 Patogenesis persalinan preterm belum diketahui dengan pasti, dan sering tidak jelas apakah persalinan preterm mempresentasikan aktivasi idiopatik awal persalinan normal atau merupakan akibat dari mekanisme patologis.Terdapat beberapa teori mengenai inisiasi persalinan, antara lain; 1 penurunan kadar progesteron, 2 inisiasioksitosin, dan 3 aktivasidesiduapreterm. 2 Progesteron memiliki peranan dalam mempertahankan kehamilan dan diduga beraksi dengan menekan aktivitas otot polos di uterus. 3,4,5,6,7 Universitas Sumatera Utara 2 Pada berbagai spesies binatang, terdapat penurunan kadar progesteron di sirkulasi sebelum onset persalinan. Meskipun hal ini tidak dijumpai pada manusia wanita, padahal ini telah dianggap sebagai hal terjadinya penurunan fungsional dari progesteron yang berhubungan dengan perubahan dari ekspresi resep torprogesteron di uterus. 3,5,6,8-11 Terdapat laporan baru-baru ini pada literatur yang menyarankan penggunaan progesteron dalam menurunkan resiko persalinan preterm yang merupakan sumber perhatian seperti pada tahun 1960an. 12,13,14 Stamatelou dkk 2009, menemukan rerata konsentrasi progesteron yang lebih rendah 30 pada wanita dengan persalinan preterm dengan usia kehamilan 28- 34 minggu jika dibandingkan wanita yang melahirkan aterm. 15 Firdianti dkk 2013, Dari hasil penelitian ini tampak bahwa kadar progesterone induced blocking factor PIBF adalah kadar PIBF serum pada persalinan preterm lebih rendah dari pada persalinan aterm, dimana PIBF serum menunjukkan hasil dengan perbedaan yang bermakna p=0,001 yaitu kadar PIBF serum pada persalinan preterm 355.44 ngml ± 106.15 lebih rendah dibandingkan dengan persalinan aterm 490.52 ngml ± 153.30. 16 Berdasarkan berbagai hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan kadar serum progesteron pada wanita dengan persalinan preterm dan wanita dengan kehamilan normal.

1.2. Rumusan Masalah