HASIL PENELITIAN Intensitas Kebisingan Harian Diskotik Dan Hubungannya Dengan Gangguan Pendengaran Pekerja (Studi Kasus Diskotik A Dan B Di Kota Medan)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada dua diskotik yang terdaftar secara resmi dan mendapat izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan, yaitu Diskotik A, dan B. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama empat bulan mulai bulan Agustus sampai bulan November 2013. Sampel adalah pekerja pada kedua diskotik tersebut sebanyak 51 orang yang memenuhi kriteria penelitian. Karakteristik responden terlihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden n=51 Variabel Jumlah Persentase Jenis Kelamin - Laki-laki 43 84,3 - Perempuan 8 15,7 Umur - ≤ 29 tahun 26 51 - 29 tahun 25 49 Unit Kerja - Pramusaji 40 78,4 - Cleaning service 4 7,8 - Bartender 3 5,9 - Kasir 2 3,9 - DJ 1 2 - Manajer 1 2 Lama bekerja - ≤ 2 tahun 22 43,1 - 2 tahun 29 56,9 ___________________________________________________________ Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja berjenis kelamin laki-laki 84,3. Usia pekerja rata-rata 29 tahun. Unit kerja yang paling banyak adalah pramusaji 78,4, disusul cleaning service 7,8 dan bartender 5,9, sedangkan unit kerja yang paling sedikit adalah DJ dan manajer masing-masing 1 orang. Masa kerja responden dibawah 2 tahun sebesar 56,9 dan diatas 2 tahun sebanyak 43,1. Dengan memakai alat noise dosimeter diukur bising harian dose yang dialami oleh pekerjadi di diskotik. Pekerja dibagi atas 10 kelompok 10 hari, terdiri dari 4-6 orang per harinya. Hasil rerata pengukuran bising harian dose disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi kelompok pekerja berdasarkan rerata bising harian dose pada Diskotik Kelompok ReratadB n 1 385,90 5 9,8 2 340,14 4 7,8 3 288,12 5 9,8 4 1110,15 4 7,8 5 68,82 5 9,8 6 72,28 5 9,8 7 21,14 5 9,8 8 140,92 6 11,8 9 96,67 6 11,8 10 122,22 6 11,8 Total 101,39 51 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa bising harian yang dialami pekerja antara 21,14 sampai 1110,15. Bising harian yang paling tinggi yaitu pada Universitas Sumatera Utara kelompok 4, sedangkan bising harian paling rendah pada kelompok 7. Sedangkan rerata bising harian pekerja adalah 101,39. Tabel 4.3 Distribusi pekerja berdasarkan hasil pengukuran audiometri Derajat Gangguan Pendengaran ISO n Normal 24 47,1 Ringan 11 21,6 Sedang 7 13,7 Sedang berat 4 7,8 Berat 5 9,8 Total 51 100 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 27 orang 52,9 pekerja mengalami gangguan pendengaran dan 24 orang 47,1 tidak mengalami gangguan pendengaran. Sebanyak 11 pekerja 21,6 mengalami derajat ketulian ringan, 7 pekerja 13,7 mengalami derajat ketulian sedang, 4 pekerja 7,8 mengalami derajat ketulian sedang berat, dan sebanyak 5 pekerja 9,8 mengalami derajat ketulian berat. Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pekerja berdasarkan keluhan tinitus Jumlah n Persentase Tinitus 25 49 Tidak tinitus 26 51 Total 51 100 Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa 25 pekerja 49 mengalami keluhan tinitus sedangkan 26 pekerja 51 tidak mengalami keluhan tinitus. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Distribusi pekerja menurut jenis kelamin dan gangguan pendengaran Jenis Kelamin Gangguan Pendengaran Total Ada Tidak n n n Laki-laki 24 88,9 19 39.6 43 84,3 Perempuan 3 11,1 5 78,9 8 15,7 Total 27 100 24 100 51 100 p= 0,341 Dari tabel 4.5 diketahui sebanyak 27 orang mengalami gangguan pendengaran dimana pekerja laki-laki lebih banyak yang menderita gangguan pendengaran 88,9 dibandingkan dengan pekerja perempuan 11,1. Namun dari uji Chi Square diperoleh hasil p = 0,341 p 0,05, yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan gangguan pendengaran. Tabel 4.6 Distribusi pekerja menurut umur dan gangguan pendengaran Umur Gangguan Pendengaran Total Ada Tidak n n n ≤ 29 tahun 11 40,7 15 62,5 26 51 29 tahun 16 59,3 9 37,5 25 49 Total 27 100 24 100 51 100 p=0,121 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari seluruh pekerja yang mengalami gangguan pendengaran, sebanyak 16 orang 59,3 adalah yang berusia diatas 29 tahun sementara yang berusia ≤ 29 tahun berjumlah 11 orang 40,7. Dari hasil uji Chi Square diperoleh hasil p = 0,121 p 0,05, yang Universitas Sumatera Utara berarti tidak ada hubungan bermakna antara umur dengan gangguan pendengaran. Tabel 4.7 Distribusi pekerja menurut masa kerja dan gangguan pendengaran Masa kerja Gangguan Pendengaran Total Ada Tidak n n n ≤ 2 tahun 8 29,6 14 58.3 22 43,1 2 tahun 19 70,4 10 41.7 29 56,9 Total 27 100 24 100 51 100 p=0,039 Pada tabel 4.7 tersaji bahwa dari seluruh pekerja yang mengalami gangguan pendengaran, sebanyak 19 orang 70,4 adalah yang memiliki masa kerja 2 tahun, dan yang memiliki masa kerja ≤ 2 tahun hanya 8 orang 29,6 yang mengalami gangguan pendengaran. Selanjutnya dari uji Chi Square diperoleh hasil p = 0,039 p 0,05, berarti ada hubungan bermakna antara masa kerja dengan gangguan pendengaran. Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi antara besar intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran Between Group Mean Square 116008,929 Nilai F 605.449 Sig 0,002 r square 0,503 Untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan harian dose dengan gangguan pendengaran, maka ditampilkan hasilnya pada Tabel 4.8. Tabel di atas memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas Universitas Sumatera Utara kebisingan dengan gangguan pendengaran yang diperlihatkan oleh nilai signifikansi p 0,05 pada uji Anova between group. Oleh karena itu, pengujian dilanjutkan dengan uji regresi. Terlihat bahwa dari hasil perhitungan r square, ditemukan nilai = 0,503. Itu berarti bahwa nilai gangguan pendengaran dijelaskan 50 persennya oleh intensitas kebisingan harian dose. Hubungan keduanya berarti cukup kuat. Modelnya terlihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Model Hubungan antara intensitas kebisingan harian dose dan gangguan pendengaran Gambaran hubungan tersebut menggunakan grafik terlihat pada gambar di atas. Kecenderungan hubungan diantara keduanya terlihat dengan jelas sehingga kemudian dapat ditarik garis linear regresi yang membentuk garis lurus. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Hubungan intensitas kebisingan harian Dose dan masa kerja Gambar 4.3 Hubungan intensitas kebisingan harian Dose dengan Usia Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui sejauh mana peran variabel lainnya, maka ketika variabel usia dan lama bekerja diperhitungkan ke dalam hubungan tersebut, maka terlihat tidak ada hubungan yang bermakna, dimana pada masing- masing variabel terlihat nilai r square menjadi negatif. Tetapi ketika ketiga hal tersebut besar intensitas kebisingan harian , masa kerja dan umur diuji bersamaan menggunakan uji regresi, maka hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi 3 Variabel Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .775 a .601 .575 217.56371 a. Predictors: Constant, Usia thn, TWA dBA, Masa Kerja b. Dependent Variable: DOSE ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3344115.312 3 1114705.104 23.550 .000 a Residual 2224696.484 47 47333.968 Total 5568811.796 50 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95 Confidence Interval for B B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound 1 Constant -1996.799 319.582 -6.248 .000 -2639.714 -1353.883 TWA dB 23.377 3.971 .592 5.887 .000 15.389 31.365 Masa Kerja 21.649 11.315 .240 1.913 .062 -1.114 44.412 Usia thn 6.293 6.813 .121 .924 .360 -7.414 20.000 a. Dependent Variable: DOSE Universitas Sumatera Utara Terlihat bahwa dengan memasukkan ketiga nilai tersebut secara bersamaan, maka nilai r square adjusted meningkat sedikit menjadi 57,5 persen dengan persamaan regresi menjadi signifikan p0,05 dengan pemodelan dimana hanya intensitas kebisingan harian dose yang dapat diterima menjadi model karena signifikasinya adalah 0,000. Dari sini terlihat bahwa untuk menjelaskan gangguan pendengaran pada penelitian ini yang menjadi faktor dominannya adalah intensitas kebisingan harian dose. Tabel 4.10 Distribusi pekerja menurut bising harian dose dan keluhan tinitus Dose Keluhan tinitus Total Ya Tidak n n n ≤100 1 4 23 88,5 24 47,1 100 24 96 3 11,5 27 52,9 Total 25 100 26 100 51 100 p=0,000 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari seluruh pekerja yang mengalami keluhan tinitus, sebanyak 96 adalah pekerja dengan bising harian dose 100 . Hanya 4 pekerja yang mengeluhkan tinitus dengan bising harian dose kurang dari atau sama dengan 100. Dari hasil uji Fisher Exact Test diperoleh hasil p = 0,000 p 0,05, berarti ada hubungan bermakna antara intensitas bising harian dose dengan keluhan tinitus. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN