2.9 Noise Dosimeter
Gambar 2.6 Noise Dosimeter Noise Dosimeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur tingkat
kebisingan yang dialami pekerja dengan memiliki jam, kalkulator dan memori untuk menyimpan data yang diukur dan dihitung. Jam mencatat waktu,
kalkulator menghitung dosis,TWA, dan data lainnya. Dosimeter juga memiliki mikrofon, amplifier, weighting network, dan respon cepat lambat sama
seperti untuk SLM. Prinsip kerja Noise Dosimeter adalah dengan cara mikropon diarahkan ke
sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan. Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut:
1. Sediakan noise dosimeter yang sebelumnya telah dikalibrasi.
2. Alat dipasang dan diatur manual selama 1 jam.
Universitas Sumatera Utara
3. Ketika Noise Dosimeter dihidupkan, display menunjukkan threshold,
exchange rate, criteria level LC, response, weighting dan dose secara berurutan. Parameter ini merupakan parameter perhitungan kebisingan.
4. Jika pengukur tidak hidup ketika tombol power ditekan. Periksa baterai
apakah dalam keadaan terpasang dan dalam kondisi yang baik. 5. Setelah selesai , kita tekan tombol Run maka data akan tersimpan.
2.10 Program Konservasi Pendengaran
Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat
dipergunakan alat pelindung telinga terhadap bising seperti sumbat telinga earplug, tutup telinga earmuff dan pelindung kepala helmet.
Bashiruddin, 2007. Program konservasi pendengaran PKP adalah rangkaian kegiatan yang
sistematik dan bertujuan untuk mencegah terjadinya ketulian pada pekerja yang terpapar kebisingan tinggi dalam lingkungan industri. Kebisingan yang
tinggi diartikan berada pada atau diatas 85 dB dimana ditetapkan untuk pemaparan 8 jam per hari dan 40 jam per minggu. Dir.Bina Kesehatan Kerja,
Depkes RI. 2006 Pada prinsipnya ada lima elemen pokok PKP ditambah dengan tiga
pelengkap sehingga secara keseluruhan diberikan sebagai berikut: Penilaian awal
Pemantauan pajanan kebisingan Pengendalian kebisingan secara teknik dan administratif
Pendidikan dan motivasi pekerja Perlindungan telinga
Pemantauan ketajaman pendengaran
Universitas Sumatera Utara
Pencatatan dan pelaporan data Evaluasi program
2.10.1 Penilaian awal Penilaian awal initial review adalah langkah pertama yang dilakukan
dalam persiapan PKP di perusahaan. Langkah ini pada dasarnya adalah menginventarisasikan semua sumberdaya yang ada baik perangkat keras
maupun perangkat lunak.
2.10.2 Pemantauan pajanan kebisingan Ada beberapa jenis pajanan kebisingan yakni:
Survei kebisingan dasar basic noise survey Survei kebisingan detail
Survei sumber kebisingan engineering Survei kebisingan dasar dapat mengindentifikasi lokasi kerja dimana
kebisingan tidak merupakan problem atau berpotensi memberikan gangguan pendengaran kepada para pekerja. Survei detail dapat menggunakan alat
sound level meter SLM. Peralatan lain yang dapat dipergunakan pada survei kebisingan adalah octave band analyzer dan noise dosimeter.
Survei kebisingan harus dapat memberikan gambaran kebisingan noise map pada seluruh lokasi kerja.
2.10.3 Pengendalian kebisingan Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut: Pengendalian pada sumber bising: disain akustik, substitusi peralatan
dengan kebisingan yang lebih rendah, mengganti modifikasi proses produksi
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian pada jalur hantaran bising: mengatur jarak pekerja, menutup sumber bising
Pengendalian pada penerima pekerja: alat pelindung telinga, membuat tempat khusus yang terlindung bising, rotasi pekerja
sehingga tidak melampaui NAB dari segi waktu pemaparan, mengganti jadwal kerja karyawan
2.10.4 Pendidikan dan motivasi pekerja Pendidikan dan motivasi pekerja merupakan kegiatan pokok yang amat
penting dalam PKP. Tanpa elemen ini PKP mungkin mengalami kegagalan karena para pekerja mungkin tidak akan mengerti tentang manfaat program
dan alasan mengapa mereka harus bekerjasama dengan para petugas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam pendidikan
dan motivasi: Pendidikan dan motivasi dilaksanakan setelah mendapatkan data
pemaparan dan noise map dengan memperlihatkan risiko yang ada serta kebijakan perusahaan dalam hal tersebut.
Sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan lain seperti pengendalian, audiometrik dan penggunaan alat pelindung telinga APT.
Manajemen mensosialisasikan komitmen perusahaan tentang PKP dengan sistem insentif dan dis-insentifnya
Pendidikan dan motivasi bagi para penyelia dan level manajemen. Manajemen memberikan pelatihan tentang PKP pada para pelaksana
PKP. Materi yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan yang ada
dan menggambarkan bahwa ketajaman pendengaran mempengaruhi kualitas hidup pekerja serta memiliki arti penting secara personal
maupun sosial.
Universitas Sumatera Utara
2.10.5 Perlindungan telinga Salah satu upaya perlindungan telinga adalah dengan menggunakan alat
yang disebut alat pelindung telinga APT. APT adalah garis pertahanan pertama terhadap kebisingan apabila pengendalian rekayasa dan
administrative tidak atau belum berhasil mengurangi intensitas kebisingan sampai taraf yang aman. APT dapat mencegah ketulian hanya bila dipakai
dengan baik dan diawasi dengan baik. Pemakaian APT hendaklah dengan pengawasan dan sangsi yang tegas
dari pihak pimpinan perusahaan. Bila tidak, maka kemungkinan besar APT ini akan gagal dalam melindungi pekerja. Sebaiknya pemakaian APT bagi
mereka yang diharuskan merupakan sarat mutlak pekerjaan dan kepegawaian. Hal ini lebih dikenal dengan prinsip no ear plug no work
– tidak memakai APT tidak boleh bekerja.
2.10.6 Pemantauan ketajaman pendengaran Pemantauan ketajaman pendengaran diukur dengan audiometri. Hasil
pengukuran audiometri – disebut audiogram – berkaitan dengan segenap
upaya PKP. Audiometri bertujuan untuk menguji ketajaman pendengaran seseorang. Apabila PKP tidak efektif maka akan banyak anggota yang
mengalami penurunan ketajaman pendengaran dan mengalami akibat paparan bising.
Evaluasi audiometrik dapat memberikan informasi yang terpercaya apabila dilakukan secara tepat dengan memakai audiometer yang terkalibrasi dan
diselenggarakan oleh mereka yang terlatih.
2.10.7 Pencatatan dan pelaporan Dokumentasi yang baik dari program PKP diperlukan untuk penilaian
program, inspeksi dan audit atau proses verifikasi untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
kompensasi karena NIHL. Perlu diperhatikan bahwa dokumentasi ini terkait dengan semua kegiatan bukan merupakan aktifitas tersendiri.
2.10.8 Evaluasi program Evaluasi PKP dapat dilakukan dengan dua pendekatan yakni pendekatan
individual dan pendekatan program. Pendekatan individual dilakukan dengan mempelajari audiogram tahunan para peserta PKP. Bila terjadi penurunan
ketajaman pendengaran maka mungkin ada kegagalan dalam implementasi program bagi individu tertentu.
Dalam evaluasi audiogram oleh dokter perusahaan atau konsultan, mungkin akan didapatkan adanya gejala ketulian lost hearing. Bila ada
gejala ketulian pada para pekerja yang menadi anggota PKP, maka dokter perusahaan atau konsultan harus mengadakan kajian lebih lanjut apakah
ketulian ini berhubungan dengan pekerjaan yakni akibat kebisingan NIHL = noise induce hearing loss
Universitas Sumatera Utara
2.11 Kerangka Teori