4.  Kelainan  audiogram  adalah  berdasarkan  pemeriksaan  pendengaran terhadap  karyawan  dengan  menggunakan  alat  audiometer  merk  Triveni
type  TAM  25  dan  telah  dikalibrasi,  pada  penelitian  ini  hasil  ukurnya dikategorikan atas: GPAB danTidak GPAB.
5.  Umur  adalah  periode  waktu  yang  dimiliki  seseorang  setelah  terjadi  lahir hidup  dinyatakan  dalam  angka  tahun  sampai  dengan  penelitian  ini
dilaksanakan. Pada penelitian ini dikategorikan atas:  29 tahun dan  29 tahun dengan mengambil dari Mean.
6.  Jenis kelamin identitas pekerja sesuai biologis atau fisiknya yaitu laki-laki dan perempuan.
7.  Lama  bekerja  adalah  lamanya  waktu  yang  digunakan  untuk  bekerja terhitung  dari  mulainya  karyawan  bekerja  sampai  pada  penelitian  ini
dilakukan  yang  dinyatakan  dalam  satuan  tahun,  pada  penelitian  ini dikategorikan  atas:  2  tahun  dan  2  tahun,  dengan  asumsi  turn  of  duty
pada pekerja diskotik relatif cepat.
3.7 Bahan dan Alat Penelitian
1.  Kuisioner penelitian. 2.  Lampu kepala.
3.  Spekulum telinga merk Hartmann. 4.  Otoskop merk Reister.
5.  Larutan Peroksida 3  H
2
O
2
3. 6.  Alat penghisap suction merk Thomas Medipump tipe 1132 GL.
7.  Kanul penghisap nomor 6 dan 8 tipe Fergusson. 8.  Spekulum hidung merk Renz.
9.  Spatel lidah. 10.  Kaca laringoskopi dan kaca rinoskopi.
11.  Pengait serumen.
Universitas Sumatera Utara
12.  Audiometer merk Triveni Type TAM 25 buatan Denmark 13.  Sound  level  meter  merk  Krisbow  type  KW06-290  buatan
Taiwan 14.  Noise Dosimeter merk Quest type Noise pro DLXNJXJ110029
buatan Amerika
3.8 Cara Kerja
Responden  terlebih  dahulu  mengisi  kuesioner  yang  telah  disediakan. Selanjutnya  dilakukan  pemeriksaan  fisik  THT  dengan  menggunakan  lampu
kepala, spekulum, spatel lidah dan otoskop. Jika terdapat serumen, dilakukan pembersihan  liang  telinga    dengan  menggunakan  pengait  serumen,  kapas
lidi,  larutan  peroksida  3    dan  alat  penghisap.  Dari  hasil  kuesioner  dan pemeriksaan  fisik  THT,  responden  yang  memenuhi  kriteria  inklusi  diperiksa
pendengarannya  dengan  menggunakan  audiometer  nada  murni  dengan menggunakan  frekuensi  125
–  8000  Hz  untuk  hantaran  udara  dan  500  – 4000 Hz untuk hantaran tulang. Derajat ketulian ditentukan dengan mengukur
nilai  rata-rata  ambang  pendengaran  pada  frekuensi  percakapan  500  Hz, 1000 Hz, 2000 Hz dan 4000 Hz terhadap skala ISO Bashiruddin 2008 .
Untuk  mengukur  tingkat  tekanan  suara  sound  pressure  level  digunakan sound  level  metre.  Sementara  untuk  mengukur  besar  intensitas  kebisingan
harian  pekerja  dilakukan  dengan  menggunakan  personal  noise  dosimetre yang  dapat  menggambarkan  akumulasi  paparan  suara  yang  diterima  oleh
pekerja  selama  1  jam  kerjanya  karena  hasil  pengukuran  SLM  diskotik  rata- rata diatas 94 dB.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Analisis Data
3.9.1 Analisis Univariat Hasil  penelitian  dideskripsikan  dengan  menggunakan  tabel  distribusi
frekuensi    dan    analisis    persentase,  meliputi:  umur,    jenis    kelamin,  masa kerja, bising harian dose dan GPAB.
3.9.2  Analisis Bivariat Selain  menggunakan  tabel  silang,  data  bising  harian  dose  terhadap
GPAB yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji regresi pada   = 0,05. Hipotesis  statistik  yang  digunakan  H0  adalah:  tidak  ada  hubungan  antara
intensitas  kebisingan  harian  dose  dengan  gangguan  pendengaran  pekerja diskotik di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN