Menuju RPJMN III 2015-2019: Adaptasi dan Antisipasi Perubahan

5 bagi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada periode implementasi RPJMN II, akan dibahas lebih lanjut di dalam laporan ini.

2. Menuju RPJMN III 2015-2019: Adaptasi dan Antisipasi Perubahan

Kajian ini mendiskusikan tentang RPJMN III bidang Politik Luar Negeri, perubahan konteks lingkungan strategis dan ekonomi, berbagai tantangan dan peluang, serta berbagai kekuatan dan kelemahan sumberdaya politik luar negeri yang dimiliki Indonesia. Tujuan dari penulisan Background Study ini adalah 1 untuk memberikan masukan bagi penyusunan RPJMN III 2015-2019, 2 memberikan deskripsi tentang berbagai perubahan dan trend hubungan internasional, 3 mengidentifikasi permasalahan, tantangan dan isu strategis yang harus dihadapi dan diatasi untuk kepentingan nasional Indonesia, 4 mengidentifikasi peluang dan kekuatan sumberdaya politik luar negeri agar dapat dikerahkan dan dimanfaatkan secara optimal, serta 5 mendiskusikan strategi dan kebijakan luar negeri Indonesia untuk RPJMN III. Dengan semakin dekatnya akhir dari pelaksanaan RPJMN II dan dimulainya RPJMN selanjutnya, tentu persiapan untuk penyusunan RPJMN III sudah harus mulai dilakukan. Mengingat bahwa tahun 2015 merupakan tahun yang penting bagi ASEAN karena menandai dimulainya ASEAN Community, sangat mungkin bahwa tahun tersebut juga menjadi tonggak perubahan bagi negara-negara anggotanya, sebagai test-case untuk melihat kemampuan Asia Tenggara untuk meningkatkan integrasi regional. Hal ini termasuk juga batu ujian bagi Indonesia untuk memimpin perubahan tersebut. Meningkatnya globalisasi dan pertumbuhan pesat sejumlah negara seperti Cina dan Brazil, telah mendorong ASEAN untuk melakukan deepening and wideningintegration melalui pembentukan ASEAN Community 2015. Ditinjau dari segi ekonomi, kemajuan kawasan lain tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran akan diversi perdagangan dan investasi dari Asia Tenggara. Pembentukan ASEAN Community yang mengindikasikan peningkatan efisiensi dan skala ekonomi, diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investasi di Asia Tenggara dan mengurangi potensi diversi perdagangan dan investasi dari Asia Tenggara ke kawasan lain, terutama Cina dan Amerika. Kegagalan untuk melanjutkan integrasi ASEAN dikhawatirkan dapat berdampak buruk bagi citra ASEAN sebagai sebuah kawasan. Bagi para pemimpin ASEAN, perubahan ke arah integrasi tersebut sangat penting untuk menunjukkan keseriusan ASEAN di dalam integrasi. Kegagalan bisa mengakibatkan diversi perdagangan dan investasi dalam jumlah signifikan, sehingga bisa berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, integrasi regional melalui pembentukan ASEAN Community pada tahun 2015 6 harus dapat dipastikan. Peran Indonesia dalam mewujudkan Masyarakat ASEAN tersebut harus diperhatikan. Inilah alasan mengapa tahun 2015 merupakan ujian bagi keseriusan integrasi ASEAN. Hampir tidak ada perdebatan di kalangan pemimpin negara-negara ASEAN bahwa pembentukan komunitas ASEAN pada tahun 2015 merupakan keharusan yang tidak ditawar-tawar lagi, meskipun dengan skema ASEAN – X. Pertanyaannya kemudian adalah apa yang akan dilakukan setelah tahun 2015? Perubahan-perubahan apa yang akan terjadi selama lima tahun setelah 2015? Bagaimana dampak perubahan-perubahan tersebut terhadap ASEAN dan Indonesia? Isu-isu apa yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh Indonesia sebagai dampak dari perubahan-perubahan tersebut? Strategi apa yang harus diadopsi oleh Indonesia untuk menangkap peluang dan mengatasi hambatan yang tercipta dari perubahan-perubahan Pasca-2015? Hal-hal inilah yang ingin didiskusikan dan dijawab dari studi ini.

3. Ruang Lingkup Kajian: Memperluas Wawasan dan Meningkatkan