Pencapaian Implementasi Politik Luar Negeri 2010-2014: Evaluasi dan

39 meningkatkan kepemimpinan dan kontribusi internasional Indonesia, serta mendorong tercapainya kepentingan nasional melalui hubungan dan kerjasama internasional. Rincian dari rencana pembangunan nasional di bidang politik luar negeri diuraikan di dalam Buku 2 RPJMN II 2010-2014. Dokumen tersebut substansinya memuat tiga hal utama, yaitu 1 pencapaian RPJMN I 2005-2009; 2 permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan RPJMN I; dan 3 sasaran pembangunan nasional di bidang politik luar negeri untuk RPJMN II. Adapun sasaran pembangunan nasional di bidang politik luar negeri di dalam kedua RPJM tersebut meliputi 8 delapan isu strategis yang sama. Pencapaian RPJM I di dalam dokumen tersebut dinilai telah sesuai dengan sesuai dengan target yang direncanakan. Sejumlah permasalahan di dalam implementasinya lebih ditekankan pada kompleksitas isu strategis yang diusung. Misalnya dalam peran Indonesia di dalam ASEAN, dinilai menemukan hambatan karena lemahnya Sekretariat ASEAN, kurangnya monitoring pelaksanaan Blue Print Komunitas ASEAN, dan lemahnya sosialisasi tentang Piagam ASEAN atau Grand Design Komunitas ASEAN. Penekanan pada kompleksitas permasalahan seperti ini cenderung mengabaikan pertanyaan tentang peranan aktif Indonesia untuk mengantisipasinya. Pencapaian RPJM II sendiri akan kita diskusikan pada bagian selanjutnya dari laporan ini. Berbeda dengan dokumen RPJM II yang menyampaikan evaluasi permasalahan dan hambatan yang cenderung fokus pada kompleksitas permasalahan yang dihadapi, di dalam laporan ini diidentifikasi jenis-jenis hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal yang membuat pelaksanaan RPJM II tidak optimal diuraikan di dalam bagian D tentang “Hambatan yang Dihadapi”, sedangkan tantangan eksternal baik yang merupakan kelanjutan dari tantangan pada periode sebelumnya maupun tantangan-tantangan baru yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan ekonomi dan strategis akhir-akhir ini, akan didiskusikan pada bab selanjutnya, yaitu Bab 4.

3. Pencapaian

Pada periode kedua pembangunan jangka panjang 2005-2025, kinerja politik luar negeri Indonesia secara umum dapat dikatakan positif, dimana hampir semua isu utama yang menjadi prioritas kebijakan luar negeri Indonesia sejauh ini dapat dicapai. Dari delapan fokus kebijakan luar negeri yang ditetapkan, umumnya output dan outcome dari implementasi RPJM menunjukkan hasil positif. 5 Secara umum peran dan posisi Indonesia di dalam berbagai lembaga internasional dan dalam menghadapi berbagai permasalahan internasional mendapat pengakuan dari 5 Rincian pencapaian 2010‐2014 dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan pencapaian untuk periode 2005‐2009 dapat dilihat pada Laporan Akhir Kajian Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia berjudul “Peluang dan Tantangan Politik Luar Negeri Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah”, oleh Tim Kajian Ditpolkom Bappenas, 2009. 40 berbagai pihak, baik dalam bentuk pujian maupun kepercayaan untuk memimpin prosesnya atau mewakili kepentingan kolektif. Ini ditunjukkan misalnya dengan kepemimpinan Indonesia di ASEAN, keanggotaan di G-20, kepemimpinan di dalam menangani isu perubahan iklim dan komunikasi lintas agama. Isu-isu utama yang menjadi fokus kebijakan luar negeri Indonesia pada periode 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan dan peran Indonesia di ASEAN. 2. Peran Indonesia di dalam menjaga keamanan nasional dan perdamaian