75
Bab 5. Strategi Peningkatan Kepemimpinan dan Kontribusi
Internasional
1. Pengantar
Pada bab-bab sebelumnya, kita sudah mendiskusikan tentang aspek-aspek normatif dari politik luar negeri Indonesia, mendeskripsikan pelaksanaan politik
luar negeri dalam Pembangunan Jangka Menengah II 2010-2014, hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Pembangunan Jangka Menengah II, serta tantangan-
tantangan yang muncul dari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam strategis dan ekonomi internasional untuk RPJM III 2015-2019. Dari uraian pada bab-bab
selanjutnya, pada bab ini kita akan mendiskusikan tentang strategi yang dapat digunakan untuk mewujudkan visi RPJM III bidang politik luar negeri, yaitu
meningkatkan kepemimpinan dan kontribusi internasional Indonesia.
Kinerja para diplomat Indonesia cukup baik dilihat dari keberhasilan di dalam memelihara kestabilan, kedamaian, kerjasama bilateral maupun multilateral
di berbagai bidang dan kepemimpinan serta partisipasi Indonesia di berbagai skema kerjasama multilateral. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa di tengah situasi yang
berubah, kontribusi dan kepemimpinan Indonesia juga berlangsung secara dinamis. Dengan perubahan situasi persaingan antara negara-negara besar yang berhubungan
dengan semakin kuatnya Cina, posisi dan peran Indonesia juga mengalami perubahan yang dinamis. Tidak terkecuali juga di tingkat ASEAN, yang sejak tahun
1967 pada saat didirikannya, ditetapkan sebagai sokoguru politik luar negeri Indonesia. Perubahan dinamis tersebut membuat Indonesia harus lebih aktif di
dalam memelihara dan meningkatkan kepemimpinan Indonesia di kawasan.
Aspirasi untuk memiliki posisi dan peran penting di dalam berbagai kerjasama internasional harus diwujudkan dengan memperhatikan manfaatnya bagi
kepentingan nasional. Indonesia memiliki sumberdaya yang relatif terbatas, terutama dari segi finansial dan teknologi. Oleh karena itu, diplomasi harus
dilakukan dengan memperhatikan aspek efektivitas agar alokasi sumberdaya yang terbatas tidak sia-sia, namun dapat memberikan manfaat optimal bagi kepentingan
nasional. Prioritas kebijakan dan politik luar negeri harus ditetapkan dengan cermat sesuai dengan visi pembangunan nasional dan trend perubahan lingkungan strategis
serta ekonomi internasional.
Rekomendasi kebijakan yang akan diuraikan di sini lebih bersifat umum daripada terperinci karena ditujukan untuk dasar bagi perencanaan kebijakan luar
negeri. Perencanaan yang lebih terperinci untuk kebijakan dan politik luar negeri akan lebih banyak dirancang dalam dokumen RPJM, RKP, dan RKA KL.
76
Rekomendasi kebijakan di dalam studi ini lebih diarahkan untuk memberikan landasan berpikir bagi penentuan prioritas kebijakan luar negeri agar lebih terarah,
efisien dan efektif.
Bab ini diorganisasi ke dalam dua bagian utama, yaitu sub-topik Prioritas Kebijakan dan Daya Dukung Institusional. Pada bagian prioritas kebijakan, dibahas