43
tenaga kerja masih terus diusahakan Indonesia dengan Malaysia dan Arab Saudi, terutama untuk libur satu hari, angka minimum gaji, dan ketentuan
mengenai paspor dipegang oleh TKI yang bersangkutan.
5. Pemajuan demokrasi, isu HAM, lingkungan dan budaya
Selama periode 2010-2014, Indonesia berusaha untuk terus mempromosikan isu HAM, demokrasi, konservasi lingkungan dan budaya.
Aktivitas yang telah dilakukan oleh Indonesia misalnya adalah partisipasi aktif sebagai anggota Dewan HAM PBB periode 2011-2014, memimpin sidang sesi
ke-45 Komisi Pembangunan dan Kependudukan PBB, aktif dalam pembentukan Independent and Permanent Human Rights Commission IPHRC Organisasi
Konferensi Islam OKI, menyelenggarakan Bali Democracy Forum BDF V pada tanggal 8-9 November 2012, dialogkonsultasi HAM bilateral dengan
sejumlah negara, dan terus mendukung proses demokratisasi di Myanmar, termasuk menyatakan komitmen memberikan bantuan kemanusiaan untuk
Rohingya sebesar 1 juta USD.
Perdebatan seputar promosi HAM dan demokrasi dalam politik luar negeri Indonesia muncul terutama terkait dengan istilah “promosi”
6
dan pergeseran isu ke multikulturalisme
7
. Istilah “promoting democracy” di lingkungan internasional dipandang terlalu mewah bagi Indonesia karena
mengandung konsekuensi memberikan bantuan bagi negara-negara transisi untuk berubah menjadi demokrasi. Bantuan itu tidak pernah Indonesia berikan,
bahkan dalam bentuk dana ke UN Democracy Fund. Dalam perspektif yang lain, isu demokrasi dan HAM juga dipandang akan tidak lagi cocok bagi politik
luar negeri Indonesia karena dalam politik domestik praktik HAM dan demokrasi masih belum sepenuhnya berhasil. Sebaliknya, banyak negara-negara
lain tidak terlalu mementingkan kebebasan, seperti yang terjadi di Cina. Oleh karena itu, kepemimpinan dan peran aktif Indonesia di dalam HAM dan
demokrasi dianjurkan untuk ditinjau kembali dan digeser dengan isu lain. Proyeksi demokrasi di Indonesia sendiri dipandang cukup berpengaruh untuk
Myanmar, namun tidak demikian dengan Mesir.
Proyeksi demokrasi Indonesia terhadap Myanmar dan Mesir juga masih perlu dipertajam dan diperkuat. Perkembangan demokrasi di Myanmar sejauh
6
Argumen ini disampaikan oleh Rizal Sukma ketika berbicara sebagai narasumber diskusi Background Study Penyusunan
Politik Luar Negeri Indonesia 17 Juli 2013 yang diselenggarakan oleh Ditpolkom Bappenas di Hotel Ibis Tamarin,
Jakarta. Bagi Rizal Sukma, ada empat macam posisi negara terhadap demokrasi, yaitu democracy opposition
atau menolak demokrasi seperti Korea Utara, democracy indifference atau tidak peduli dengan demokrasi
seperti sikap yang ditunjukkan oleh India, democracy projection atau mencitrakan diri seperti Indonesia, dan
democracy promotion atau membantu negara lain melakukan transisi dan konsolidasi demorasi sebagaimana ditunjukkan
oleh negara‐negara Eropa.
7
Pergeseran isu dari demokrasi dan HAM ke multikulturalisme diusulkan di dalam diskusi Background Study Penyusunan
Politik Luar Negeri Indonesia 29 Agustus 2013 yang diselenggarakan oleh Ditpolkom Bappenas di Hotel Ibis
Tamarin, Jakarta.
44
ini cukup membangun optimisme, baik di kalangan publik domestiknya, maupun di kalangan masyarakat internasional. Kesediaan militer untuk
membuka keran demokratisasi diiringi dengan sikap positif dari oposisi membuat reformasi politik dapat berjalan secara damai. Tokoh oposisi
kharismatik, Aung San Su Kyi, diperkirakan akan turut berpartisipasi di dalam pemilu mendatang. Perkembangan ini membangkitkan keyakinan publik
domestik dan internasional akan arah demokratisasi di Myanmar yang sudah berada pada jalur yang tepat. Pimpinan nasional yang masih berasal dari
kalangan militer sendiri, Thein Sein, mendapat pujian di kalangan publik domestik karena inisiatif dan dukungannya terhadap reformasi demokratis.
Perkembangan demokratisasi di Mesir, berbeda dengan Myanmar, mengalami kemunduran selama tahun 2013 ini. Setelah gerakan protes berhasil
menjatuhkan pemerintahan Husni Mubarak pada tahun 2011, hasil Pemilu 2012 yang memenangkan Ikhwanul Muslimin dengan margin tipis diikuti dengan
serangkaian ketidakpuasan, protes, dan akhirnya kudeta militer pada tahun 2013. Kekerasan politik yang dilakukan oleh pemerintah militer mengundang
keprihatinan dan kecaman dari dunia internasional. Indonesia telah berusaha untuk mempromosikan demokrasi di Mesir dengan mengirimkan delegasi
utusan khusus ke Mesir untuk berbagi pengalaman dalam melaksanakan demokrasi di negara pluralistik. Namun memburuknya kadar kebebasan di
negara tersebut menunjukkan kurangnya kesiapan berdemokrasi di negara tersebut.
Peran Indonesia di dalam mempromosikan dan memproyeksikan demokrasi di kedua negara tersebut masih menyisakan peluang untuk
dikembangkan. Meskipun masih ada lembaga pemeringkat yang menilai Indonesia masih belum sepenuhnya demokratis, namun keberhasilan Indonesia
melakukan transisi dan konsolidasi demokrasi merupakan nilai tersendiri yang dapat dijadikan contoh bagi negara-negara yang memiliki karakteristik yang
serupa. Demokratisasi di Indonesia harus dijalani dengan menghadapi berbagai tantangan sekaligus, mulai dari krisis ekonomi, pembangunan tak berimbang,
gerakan separatisme, reformasi hubungan sipil-militer, konflik sosial, hingga gerakan radikalisme dan terorisme. Terlepas dari berbagai tantangan tersebut,
Indonesia relatif berhasil melalui tahap demi tahap demokratisasi secara damai, mulai dari mundurnya rejim otoriter, transisi demokrasi, hingga konsolidasi
demokrasi.
6. Kemitraan Strategis di Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika, serta Amerika dan