13
Bab 2. Politik Luar Negeri Indonesia: Tinjauan Normatif dan
Teoritis
1. Pengantar
Salah satu perumpamaan terhadap politik luar negeri Indonesia yang dipandang masih berlaku namun tidak lagi relevan dengan visi Indonesia di dalam
RPJPN 2005-2025 adalah perumpamaan ‘gadis cantik’. Perumpamaan ‘gadis cantik’ pada umumnya digunakan untuk mendeskripsikan negara-negara yang tanpa
melakukan upaya ekstra di dalam politik luar negerinya, akan tetap didekati oleh negara-negara lain untuk bekerjasama. Dengan posisi geopolitik yang strategis,
jumlah penduduk yang besar, sumberdaya alam yang melimpah, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, situasi politik yang stabil dan peran kepemimpinan regional
yang signifikan, Indonesia merupakan ‘gadis cantik’ yang menarik dalam hubungan internasional. Namun seberapa lama perumpamaan tersebut dapat bertahan di
tengah konteks perubahan domestik dan global, tentu patut dipertanyakan untuk menentukan strategi dan politik luar negeri Indonesia ke depan.
Daya tarik Indonesia sampai dengan saat ini masih sangat signifikan. Indonesia merupakan salah satu ekonomi terbesar di dunia, atau menempati urutan
ke-15 di dalam daftar. Dengan asumsi bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi tetap tinggi setiap tahunnya, Indonesia berpotensi untuk untuk menempati posisi enam
besar ekonomi terkuat di dunia dalam 30 tahun ke depan. Peran sentral ASEAN di dalam membangun kerjasama ekonomi regional di kawasan Asia hingga saat ini
masih diakui dan dibutuhkan, termasuk oleh para mitra kerjasama di Asia Timur, Pasifik dan Asia Selatan. Selama sentralitas ASEAN masih tetap tinggi, tentunya
peranan Indonesia di dalam ASEAN tetap dibutuhkan. Demikian pula posisi Indonesia di dalam G20, sebagai negara yang dipandang mewakili kepentingan
negara-negara Asia Tenggara dan negara berkembang lainnya.
Jika politik luar negeri dijalankan sebagai ‘business as usual’ dalam diplomasi politik, ekonomi maupun pertahanan, pembangunan nasional dan
hubungan luar negeri tetap akan dapat berjalan seperti sebelumnya. Potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan pasar Indonesia mungkin tetap akan
menopang pembangunan nasional Indonesia. Posisi geopolitik dan geoekonomi yang strategis tetap dapat membuat Indonesia sebagai negara yang penting di dalam
perekonomian global dan pemeliharaan perdamaian internasional. Demikian pula peran Indonesia dan ASEAN di dalam menjaga keseimbangan kekuasaan di
kawasan Asia Tenggara di dalam persaingan antara negara-negara besar seperti AS dan Cina, yang dapat berjalan terus sebagai ‘business as usual’.
14
Akan tetapi dalam situasi politik dan ekonomi internasional yang sedang berubah, ada kemungkinan dalam jangka panjang sumberdaya politik luar negeri
Indonesia mengalami perubahan-perubahan yang harus diantisipasi. Misalnya situasi persaingan ekonomi global yang ditandai dengan pergeseran pusat
pertumbuhan ke arah Cina dan India. Dengan tingkat persaingan yang makin tinggi dari kedua negara tersebut, Indonesia menghadapi peluang sekaligus tantangan.
Beberapa di antara peluang yang menjadi semakin terbuka adalah perdagangan komoditas primer atau hasil ekstraksi sumberdaya alam dengan nilai tambah yang
rendah. Komoditas tersebut merupakan bahan baku industri yang penting bagi pertumbuhan industri di India dan Cina sehingga permintaan akan meningkat.
Peluang lainnya adalah sektor distribusi yang memanfaatkan secara optimal pertumbuhan pasar konsumen di Indonesia. Sedangkan tantangan yang harus
dihadapi adalah pertumbuhan industri manufaktur di dalam negeri dan persaingan pasar global dengan negara-negara yang sedang bangkit tersebut. Untuk
menumbuhkan industri manufaktur, Indonesia memerlukan investasi di bidang industri dengan teknologi tinggi hi-tech yang dapat memaksimalkan nilai tambah
dari bahan baku industri yang dimiliki. Sedangkan persaingan pasar harus dapat dimenangkan dengan strategi pengembangan dan pemasaran yang tepat, termasuk
menggarap dengan serius pasar non-tradisional.
Dalam rangka menangkap peluang dan mengatasi tantangan yang ada di dalam perekonomian global, Indonesia harus mengembangkan strategi
pembangunan nasional yang efektif dan terencana. ‘Business as usual’ dapat membuat kehidupan politik dan ekonomi tetap berjalan, namun tidak kompetitif
dalam jangka panjang. Untuk memenangkan persaingan dan menyesuaikan diri dengan perubahan global, Indonesia harus berubah. Inilah yang menjadi semangat
dari RPJPN 2005-2025, dimana politik luar negeri harus dapat secara efektif diaplikasikan untuk secara simultan dan sinergis menopang pembangunan nasional
sehingga tujuannya dapat tercapai.
Pada bab ini, laporan ini akan mengkaji aspek normatif dan teoritis dari politik luar negeri Indonesia di dalam dokumen perencanaan RPJPN 2005-2025
beserta dokumen-dokumen lain yang mendasarinya. Pembahasan di dalam dokumen ini dibagi ke dalam empat bagian, yaitu 1 teori-teori politik luar negeri yang
mendasari atau terkait dengan politik luar negeri Indonesia, 2 prinsip-prinsip politik luar negeri Indonesia, 3 politik luar negeri Indonesia di dalam RPJPN, dan
4 tujuan dan sasaran politik luar negeri Indonesia di dalam RPJMN III. Melalui bab ini, kita akan mengkaji prinsip, visi, misi dan strategi politik luar negeri
Indonesia sebelum melangkah lebih jauh pada rekomendasi politik luar negeri di dalam RPJMN III.
15
2. Politik Luar Negeri dalam Teori