Sistematika Laporan dan Manfaat yang Diharapkan

10 sentralitas ASEAN ini perlu diperhatikan di dalam praktiknya di dalam kebijakan dan politik luar negari Indonesia karena memiliki implikasi yang cukup penting bagi aspirasi atau kepentingan nasional Indonesia. Bagian lain dari alur pikir yang juga dikaji dalam Background Study ini adalah rekomendasi strategi dan kebijakan di bidang politik luar negeri untuk pembangunan jangka menengah 2015-2019. Rekomendasi strategi dan kebijakan yang diajukan di dalam studi ini dibagi ke dalam tiga level, sebagaimana sudah disinggung di atas. Ketiga level yang dimaksud adalah level nasional, regional dan global. Formula lingkaran konsentrik masih tetap menjadi pedoman prioritas politik luar negeri Indonesia, sehingga pelaksanaan politik luar negeri Indonesia masih diprioritaskan pada pengembangan kerjasama regional. Namun meski demikian, peningkatan kerjasama global melalui hubungan bilateral maupun multilateral semakin ditekankan seiring dengan semakin banyaknya tantangan global yang membutuhkan kerjasama global untuk menghadapinya seperti perubahan iklim, kejahatan transnasional, dan sebagainya, termasuk peningkatan perdagangan bebas dan pengurangan proteksionisme untuk meningkatkan akses pasar internasional. Kebijakan politik dalam level domestik di dalam alur pikir di atas dimasukkan ke dalam salah satu kelompok strategi politik luar negeri. Di dalam paradigma politik luar negeri modern, politik luar negeri yang dijalankan oleh suatu pemerintahan tidak bisa dipisahkan dari politik domestik. Hal ini karena di dalam praktiknya keduanya tidak benar-benar terpisah, akan tetapi setiap pemerintah dalam menanggapi suatu isu atau kebijakan internasional harus berinteraksi sekaligus dengan dua arena diplomasi, yaitu level domestik dan internasional. Di dalam paradigma ini, keduanya tidak saling terpisah, akan tapi saling bergantung satu sama lainnya. Suatu kebijakan dapat menjadi kebijakan yang kuat dan legitimate apabila terhadap konvergensi antara politik domestik dengan kebijakan kolektif internasional. Di dalam kasus Indonesia, akan kita kaji apakah kesalingterkaitan antara politik domestik dengan internasional ini telah dimanfaatkan secara optimal untuk pembangunan nasional atau belum.

4. Sistematika Laporan dan Manfaat yang Diharapkan

Laporan ini terdiri dari 6 bagian. Bagian pertama adalah bagian pendahuluan yang mengantarkan diskusi pada permasalahan kebijakan dan politik luar negeri, tujuan dari background study, ruang lingkup kajian, sistematika laporan dan manfaat yang diharapkan dari kajian ini. Pada bagian pertama ini pula, alur berpikir dari penyusunan rancangan kebijakan dan politik luar negeri Indonesia untuk RPJMN III yang akan datang dipaparkan secara ringkas. Bagian kedua dari laporan ini membahas aspek normatif dan teoritis dari politik luar negeri Indonesia. Bab yang berjudul “Kebijakan dan Politik Luar Negeri 11 Indonesia: Tinjauan Normatif dan Teoritis” ini mendiskusikan tentang teori-teori politik luar negeri, prinsip-prinsip politik luar negeri Indonesia, visi dan misi politik luar negeri Indonesia di dalam RPJPN 2005-2025, serta gambaran umum tentang profil politik luar negeri Indonesia di dalam RPJMN III. Bagian ketiga merupakan ruang untuk mendiskusikan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia selama periode pembangunan jangka menengah II 2010- 2014. Evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN II tersebut tidak hanya dilihat dari pencapaian indikator kinerja utamakegiatan yang ditetapkan oleh institusi-institusi yang berwenang, akan tetapi secara umum dari penilaian dan persepsi para pejabat eselon I dan II yang terlibat di dalam proses penyusunan dan pelaksanaan kebijakan tersebut. Bagian keempat merupakan bagian yang khusus diperuntukkan bagi substansi pertama dari kajian ini, yaitu konteks internasional yang menciptakan tantangan-tantangan baru bagi politik luar negeri Indonesia selama beberapa tahun ke depan. Pada bagian ini, dikaji perubahan-perubahan di dalam konteks ekonomi serta politik internasional dan domestik yang memiliki dampak signifikan terhadap Indonesia di dalam merumuskan politik luar negerinya. Bagian kelima meliputi substansi kedua dari kajian ini, yaitu agenda politik luar negeri yang direkomendasikan berdasarkan kajian Background Study ini. Di dalam bagian ini, kebijakan yang direkomendasikan akan didiskusikan secara terperinci dengan argumentasi yang mendukungnya dan kemungkinan- kemungkinan kekurangan serta alternatifnya. Bagian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kebijakan dan rasionale-nya sehingga dapat dikembangkan menjadi kebijakan yang terukur di kemudian hari. Laporan ini ditutup dengan bab penutup yang menyajikan ringkasan dari diskusi dari laporan ini secara umum. Pada bab tersebut, disampaikan pula evaluasi terhadap background study ini sehingga dapat dijadikan perhatian pada saat penyusunan RPJMN dan kajian serupa di masa-masa mendatang. Keluaran yang diharapkan dapat dihasilkan dari background study ini adalah sebagai berikut: 1. Kajian ini dapat menghasilkan dokumen laporan dan rekomendasi yang bisa dijadikan bahan masukan bagi penyusunan RPJMN III di tahun 2014 mendatang. 2. Kajian ini dapat menambah wawasan dan meningkatkan daya analisis dari para penyusun rancangan politik luar negeri Indonesia untuk periode RPJMN III. 3. Kajian ini bermanfaat bagi proses koordinasi di dalam penyusunan RPJMN III, dan secara umum peningkatan koordinasi kelembagaan di 12 antara kementrian dan lembaga-lembaga yang berkepentingan terhadap politik luar negeri Indonesia. 13

Bab 2. Politik Luar Negeri Indonesia: Tinjauan Normatif dan