No 01. KLHS PERUBAHAN RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH 2013 2018

IV.23 Gambar 4.2. Peta Ekoregion di Provinsi Jaw a Tengah IV.24 Dataran fluvial banyak ditemukan di Provinsi Jawa Tengah bagian Utara dan bagian selatan. Pada ekoregion ini memiliki kondisi iklim yang relati basah dengan variasi curah hujan mulai rendah hingga tinggi. Pemanfaatan lahan secara umum berupa pertanian lahan semusim yang potensial dan produktif KLHK, 2015.

4.2.2 Hasil Overlay antara Peta Indikasi Program Utama dengan Kondisi Lingkungan

Jawa Tengah 4.2.2.1 Pembangunan Jalan TOL Pengembangan jalan TOL di Provinsi Jawa Tengah banyak melalui daerah yang memiliki ekoregion dataran fluvial, perbukitan struktural lipatan, dataran kaki gunung api dan kaki gunung api. Panjang jalan TOL pada dataran fluvial yang memiliki jasa ekosistem pangan JEP tinggi meliputi Kabupaten Tegal, Pekalongan, Batang, dan kendal. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar Pengembangan jalan Tol dan JEP di Provinsi Jawa Tengah. Dataran aluvial pada umumnya merupakan tanah yang subur. Material aluvium pada dataran ini akan berkembang menjadi tanah dengan tekstur geluhan, struktur tanah remah dan solum tanah yang sangat tebal, serta dengan ketersediaan air yang melimpah. Berdasarkan karakteristiknya tersebut, maka satuan ekoregion dataran fluvial mempunyai jasa ekositem sebagai penyedia lahan pertanian dengan tanaman semusim lahan basah. Pembangunan jalan TOL pada dataran aluvial perlu mendapatkan perhatian. Hal ini mengingat keberadaan jalan dapat memicu terjadinya konversi lahan pertanian khususnya lahan basah menjadi lahan non pertanian terbangun, sehingga kedepan akan dapat mempengaruhi daya dukung lahan. Berdasarkan tutupan lahannya, luas jalan tol didominasi menempati tutupan lahan tanaman semusin lahan ba sah seluas 934,704ha atau 45,59, bangunan permukimancampuran 418,325 ha 20,41 , Kebun dan Tanaman Campuran Tahunan dan Semusim seluas 281,521 Ha 13,73 , tanaman semusim lahan kering seluas 276,895 Ha 13,51 , hutan tanaman 123,285 Ha 6,01, dan sisanya sungai dan rawa pedalaman. Pada tutupan lahan tanaman semusim lahan basah ternyata didominasi pada Jasa Ekosistem Pangan sangat tinggi. Pembangunan jalan TOL yang melewati tutupan lahan hutan tanaman seluas 123,285 Ha juga perlu mendapat perhatian. Hal ini dikarenakan adanya pembangunan jalan TOL dapat merangsang perubahan penggunaan lahan. Berbeda penggunaan lahan,berbeda tingkat infiltrasi airnya. Perubahan dari hutan ke non hutan akan mempengaruhi laju infiltrasi, mengingat hutan cenderung memiliki la ju infiltrasi air yang tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan air.