Kondisi Hidrologi 01. KLHS PERUBAHAN RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH 2013 2018

II-11 8. Magelang 1.181.723 1.194.353 1.219.371 1.221.681 1.233.695 9. Boyolali 930.531 936.822 953.317 951.817 957.857 10. Klaten 1.130.047 1.135.201 1.153.047 1.148.994 1.154.040 11. Sukoharjo 824.238 832.094 848.718 849.506 856.937 12. Wonogiri 928.904 929.870 946.373 942.377 945.817 13. Karanganyar 813.196 821.694 838.762 840.171 848.255 14. Sragen 858.266 861.939 875.283 871.989 875.600 15. Grobogan 1.308.696 1.316.693 1.339.127 1.336.304 1.343.960 16. Blora 829.728 833.786 847.125 844.444 848.369 17. Rembang 591.359 596.801 608.548 608.903 614.087 18. Pati 1.190.993 1.198.935 1.219.993 1.218.016 1.225.594 19. Kudus 777.437 788.264 807.005 810.810 821.136 20. Jepara 1.097.280 1.115.688 1.144.916 1.153.213 1.170.797 21. Demak 1.055.579 1.067.993 1.091.379 1.094.472 1.106.328 22. Semarang 930.727 944.877 968.383 974.092 987.557 23. Temanggung 708.546 715.907 730.720 731.911 738.915 24. Kendal 900.313 908.533 926.325 926.812 934.643 25. Batang 706.764 713.942 728.578 729.616 736.397 26. Pekalongan 838.621 845.471 861.366 861.082 867.573 27. Pemalang 1.261.353 1.264.535 1.285.024 1.279.596 1.284.236 28. Tegal 1.394.839 1.399.789 1.421.001 1.415.009 1.420.132 29. Brebes 1.733.869 1.742.528 1.770.480 1.764.648 1.773.379 30. Kota Magelang 118.227 118.606 120.447 119.935 120. 373 31. Kota Surakarta 499.337 501.650 509.576 507.825 510.077 32. Kota Salatiga 170.332 173.056 177.480 178.594 181.193 33. Kota Semarang 1.555.984 1.585.417 1.629.924 1.644.800 1.672.999 34. Kota Pekalongan 281.434 284.413 290.347 290.870 293 .704 35. Kota Tegal 239.599 240.777 244.632 243.860 244. 998 Jumlah 32.382.657 32.643.612 33.270.207 33.264.339 33. 522. 663 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2015 Keterangan : ¹ ⁾ Angka Sementara Proyeksi SP 2010 Dilihat dari laju pertumbuhan penduduk kabupatenkota Tahun 2014 tertinggi adalah Kota Semarang sebesar 1,71 diikuti Kabupaten Jepara sebesar 1,52 dan Kota Salatiga sebesar 1,46. Adapun pertumbuhan terendah Kabupaten Tegal, Pemalang, Purworejo, dan Kebumen masing-masing sebesar 0,36 dan Kota Magelang sebesar 0,37. Secara lengkap laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut KabupatenKota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2014 No KabupatenKota Laju Pertumbuhan Penduduk 2010 2011 2012 2013 2014 1 Cilacap 0,75 0,60 1,69 0,22 0,57 2 Banyumas 2,94 1,03 2,07 0,16 0,96 II-12 3 Purbalingga 1,77 1,16 2,18 0,27 1,06 4 Banjarnegara 0,71 0,73 1,80 0,12 0,68 5 Kebumen 5,12 0,20 1,67 0,42 0,36 6 Purworejo 4,08 0,10 1,77 0,42 0,36 7 Wonosobo 0,78 0,54 1,64 0,28 0,52 8 Magelang 0,13 1,07 2,09 0,19 0,98 9 Boyolali 1,42 0,68 1,76 0,16 0,63 10 Klaten 0,60 0,46 1,57 0,35 0,44 11 Sukoharjo 1,12 0,95 2,00 0,09 0,87 12 Wonogiri 5,70 0,10 1,77 0,42 0,37 13 Karanganyar 0,73 1,05 2,08 0,17 0,96 14 Sragen 0,54 0,43 1,55 0,38 0,41 15 Grobogan 2,76 0,61 1,70 0,21 0,57 16 Blora 1,01 0,49 1,60 0,32 0,46 17 Rembang 2,27 0,92 1,97 0,06 0,85 18 Pati 1,34 0,67 1,76 0,16 0,62 19 Kudus 2,53 1,39 2,38 0,47 1,27 20 Jepara 0,97 1,68 2,62 0,72 1,52 21 Demak 1,21 1,18 2,19 0,28 1,08 22 Semarang 0,96 1,52 2,49 0,59 1,38 23 Temanggung 0,82 1,04 2,07 0,16 0,96 24 Kendal 6,78 0,91 1,96 0,05 0,84 25 Batang 3,02 1,02 2,05 0,14 0,93 26 Pekalongan 2,37 0,82 1,88 0,03 0,75 27 Pemalang 9,34 0,25 1,62 0,42 0,36 28 Tegal 1,81 0,35 1,52 0,42 0,36 29 Brebes 3,73 0,50 1,60 0,33 0,49 30 Kota Magelang 13,74 0,32 1,55 0,43 0,37 31 Kota Surakarta 5,46 0,46 1,58 0,34 0,44 32 Kota Salatiga 6,53 1,60 2,56 0,63 1,46 33 Kota Semarang 1,45 1,89 2,81 0,91 1,71 34 Kota Pekalongan 1,58 1,06 2,09 0,18 0,97 35 Kota Tegal 0,61 0,49 1,60 0,32 0,47 Jawa Tengah 1,47 0,81 1,92 0,02 0,78 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2015 Kepadatan penduduk kabupatenkota Tahun 2014 yang tertinggi di Kota Surakarta, disusul kemudian Kota Tegal dan Kota Magelang, data selengkapnya sebagaimana Tabel 2.8 Tabel 2.8. Kepadatan Penduduk Menurut KabupatenKota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2014 No KabupatenKota Kepadatan Penduduk JiwaKm 2 2010 2011 2012 2013 2014 1 Cilacap 767,87 772,47 785,53 784 788 2 Banyumas 1.170,94 1.183,04 1.207,48 1.209 1.221 3 Purbalingga 1.091,69 1.104,35 1.128,39 1.131 1.143 4 Banjarnegara 812,27 818,16 832,88 832 838 II-13 5 Kebumen 904,26 906,10 921,21 917 921 6 Purworejo 672,03 672,72 684,64 682 684 7 Wonosobo 766,63 770,80 783,45 781 785 8 Magelang 1.088,41 1.100,05 1.123,09 1.125 1.136 9 Boyolali 916,72 922,91 939,16 938 944 10 Klaten 1.723,79 1.731,65 1.758,87 1.753 1.760 11 Sukoharjo 1.766,25 1.783,08 1.818,71 1.820 1.836 12 Wonogiri 509,72 510,25 519,31 517 519 13 Karanganyar 1.053,09 1.064,09 1.086,20 1.088 1.098 14 Sragen 906,79 910,67 924,77 921 925 15 Grobogan 662,35 666,39 677,75 676 680 16 Blora 462,40 464,66 472,09 471 473 17 Rembang 583,14 588,50 600,09 600 606 18 Pati 798,68 804,01 818,13 817 822 19 Kudus 1.828,53 1.854,00 1.898,08 1.907 1.931 20 Jepara 1.092,73 1.111,07 1.140,17 1.148 1.166 21 Demak 1.176,22 1.190,06 1.216,12 1.220 1.233 22 Semarang 982,96 997,91 1.022,73 1.029 1.043 23 Temanggung 814,21 822,66 839,69 841 849 24 Kendal 898,27 906,48 924,23 925 933 25 Batang 895,83 904,93 923,48 925 933 26 Pekalongan 1.002,98 1.011,17 1.030,18 1.030 1.038 27 Pemalang 1.246,52 1.249,66 1.269,91 1.265 1.269 28 Tegal 1.585,58 1.591,21 1.615,32 1.609 1.614 29 Brebes 1.045,93 1.051,15 1.068,01 1.064 1.070 30 Kota Magelang 6.524,67 6.545,58 6.647,19 6.619 6.643 31 Kota Surakarta 11.340,84 11.393,37 11.573,38 11.534 11.585 32 Kota Salatiga 3.216,24 3.267,67 3.351,21 3.372 3.421 33 Kota Semarang 4.164,06 4.242,83 4.361,93 4.402 4.477 34 Kota Pekalongan 6.259,65 6.325,91 6.457,90 6.407 6.533 35 Kota Tegal 6.946,91 6.981,07 7.092,84 7.070 7.103 Jawa Tengah 995,04 1.003,06 1.022,31 1.022 1.030 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015 Keterangan : Angka Sementara Proyeksi SP 2010

2.8 Kondisi Ekonomi

Pada kurun waktu 2011 – 2015 TW III, kondisi perekonomian Jawa Tengah menunjukkan pertumbuhan yang melambat dan fluktuatif yang antara lain disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dimaksud adalah melambatnya kinerja pada sektor pertanian yang berakibat pada kurang optimalnya sektor pendukung yang lain, sedangkan pada faktor eksternal yang berpengaruh adalah kondisi perekonomian dunia yang yang mengalami perlambatan, kondisi tersebut juga diperparah dengan kondisi nilai tukar mata uang rupiah yang melemah nilai tukarnya dengan mata uang negara yang lain. Penyebab lain yang cukup berpengaruh adalah semakin terbukanya pasar bebas