4. Coba jelaskan tiga aspek dalam analisis kebijakan publik Apabila Anda belum mampu menjawab pertanyaan di atas, maka
pelajari kembali pembelajaran tentang Analisis Kebijakan Publik, terutama yang belum Anda pahami.
C. Rangkuman
Ada dua dimensi kebijakan publik, yaitu proses kebijakan dan analisis kebijakan.
Analisis kebijakan merupakan penerapan metode dan teknik analisis yang bersifat multidisiplin dalam proses kebijakan.
Dalam analisis kebijakan publik perlu diperhatikan adanya faktor- faktor strategis yang berpengaruh dalam perumusan kebijakan, yaitu
faktor-faktor politik, ekonomifinansial, administratiforganisatoris, teknologi, sosial, budaya, agama, dan pertahanankeamanan.
Ada beberapa aspek dalam analisis kebijakan, yaitu analisis mengenai perumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan analisis mengenai
evaluasi kebijakan.
BAB VIII PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu memahami dan merumuskan kebijakan publik.
A. U r a i a n
1. Isu-Isu Konseptual
Apabila pemerintah mengetahui adanya masalah-masalah dalam masyarakat public problems dan pemerintah ingin meng-
atasinya, maka pembuat kebijakan perlu memutuskan untuk melakukan serangkaian tindakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Untuk itu, pembuat kebijakan harus memilih beberapa alternatif yang ada untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk
memperoleh alternatif-alternatif tersebut, diperlukan adanya proses perumusan kebijakan. Howlett and Ramesh, 1995.
Masalah-masalah kebijakan, publik tidak selalu siap ada dihadapan pembuat kebijakan. Dalam kenyataannya, pembuat
kebijakan harus melakukan identifikasi masalah sebelum melakukan perumusan kebijakan.
Seringkali terjadi adanya ketidaksepakatan antara orang satu dengan orang yang lain. Sesuatu yang dianggap sebagai
“masalah” oleh seseorang mungkin dipandang bukan “masalah” oleh orang lain, karena dianggap malah menguntungkan. Charles
O. Jones, seperti dikutip oleh Islamy 2001, mengemukakan 49
50
“Peristiwa-peristiw
,
a yang terjadi dalam masyarakat diartikan secara berbeda pada waktu yang berbeda. Banyak masalah yang
timbul sebagai akibat dari satu peristiwa yang sama”. Mengenai pengertian “masalah”, David. G. Smith Islamy, 2001,
mengemukakan “Untuk tujuan kebijakan, masalah dapat diartikan secara formal sebagai kondisi atau situasi yang menghasilkan
kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan dalam masyarakat, untuk itu perlu dicari cara-cara penanggulangannya”
Mengenai istilah “peristiwa”, Jones Islamy, 2001 mengartikan- nya sebagai kegiatan-kegiatan manusia atau alam yang
dipandang mempunyai akibat pada kehidupan manusia. Sedangkan mengenai masalah, Jones sependapat dengan Smith,
yaitu “Kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi ditanggulangi”.
Banyak kebutuhan atau ketidakpuasan yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak selalu hal itu langsung menjadi “public
Problem”. Public problem adalah kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan manusia yang tidak dapat dipenuhi atau diatasi
secara pribadi privat. Dalam kebijakan publik dikenal adanya apa yang disebut “public
problem” dan “private problem”. Pada hakekatnya yang dinamakan “public problem” adalah masalah-masalah yang
mempunyai akibat yang luas, termasuk akibat-akibat yang mengenai orang-orang yang tak langsung terlibat.
Sedangkan “private problem” adalah masalah-masalah yang mempunyai akibat terbatas atau hanya menyangkut satu atau
sejumlah kecil orang terlibat secara langsung.
2. Proses Perumusan Kebijakan Publik. Setelah”public problem” masuk dalam agenda pemerintah,