Departemen Hukum HAM, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI,
dan Presiden yang mengesahkan Undang-undang tersebut. Instansi-instansiorganisasi-organisasi yang terlibat tersebut
disebut policy Stakeholders.
b. Distributive, Redistributive, and Regulatory Policies. Distributive Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayanan keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok,
atau perusahaan-perusahaan. Contoh: kebijakan tentang “Tax Holiday”
Redistributive Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi
kekayaan, pemilikan, atau hak-hak. Contoh : kebijakan tentang pembebasan tanah untuk
kepentingan umum.
Regulatory Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pembatasan pelarangan terhadap perbuatantindakan.
Contoh : kebijakan tentang larangan memiliki dan meng- gunakan senjata api.
c. Material Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian penyediaan sumber-sumber material yang nyata bagi
penerimanya. Contoh : kebijakan pembuatan rumah sederhana.
d. Public Goods and Private Goods Policies. Public Goods Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang- barangpelayanan-pelayanan oleh pemerintah, untuk
kepentingan orang banyak. Contoh: kebijakan tentang perlindungan keamanan,
penyediaan jalan umum.
Private Goods Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang- barangpelayanan-pelayanan oleh pihak swasta, untuk
kepentingan individu-individu perorangan di pasar bebas, dengan imbalan.
Contoh : kebijakan pengadaan barang-barang pelayanan untuk keperluan perorangan, misalnya tempat hiburan, hotel dan
lain-lain.
3. Macam-macam penggunaan istilah “Kebijakan” policy
Hogwood and Gunn 1988 mengelompokkan penggunaan istilah kebijakan policy sebagai berikut :
a. Kebijakan sebagai label untuk suatu Bidang Kegiatan Tertentu.
Dalam Konteks ini, kata kebijakan digunakan untuk menjelaskan bidang kegiatan dimana pemerintah terlibat
didalamnya, seperti kebijakan ekonomi atau kebijakan luar negeri.
b. Kebijakan sebagai Ekspresi mengenai Tujuan Umum atau Keadaan Yang dikehendaki
Disini kebijakan digunakan untuk menyatakan kehendak dan kondisi yang dituju. Contohnya pernyataan tentang tujuan
pembangunan dibidang SDM untuk menunjukkan aparatur yang bersih.
c. Kebijakan sebagai Proposal di Bidang Tertentu.
Dalam konteks ini, kebijakan lebih berupa proposal, contoh: Usulan RUU Rancangan Undang-Undang dibidang
Keamanan dan Pertahanan atau RUU tentang Kepegawaian. Didalam kebijakan tersebut dijelaskan tujuan dan cara
mencapai tujuan.
d. Kebijakan sebagai Keputusan yang dibuat oleh Pemerintah
Sebagai contoh adalah keputusan untuk melaksanakan perombakan terhadap sistem administrasi negara.
Keputusan tersebut masih perlu dituangkan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan.
e. Kebijakan sebagai Pengesahan Formal formal Authorization
Disini kebijakan tidak lagi dianggap sebagai usulan, namun keputusan yang sah. Sebagai contoh UU Nomor 221999 yang
merupakan keputusan yang sah dalam rangka penyerahan sebagaian urusan pusat ke daerah.
f. Kebijakan sebagai Program
Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah program yang akan dilaksanakan. Sebagai contoh, program peningkatan
PAN Pendayagunaan Aparatur Negara, yang menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan termasuk cara
pengorganisasian, pelaksanaan, serta pembiayaannya.
g. Kebijakan sebagai Output, atau apa yang dihasilkan
Yang dimaksud disini adalah output yang akan dihasilkan dari suatu kegiatan. Sebagai contoh pelayanan yang murah
dan cepat atau PNS yang profesional, dll.
h. Kebijakan sebagai Outcome