1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian terhadap analis kebijakan publik akhir-akhir ini tumbuh dengan pesat. Dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1960-an,
dimana perkembangan Analis Kebijakan Publik didorong oleh dua hal Nogwood and Gunn, 1988.
Pertama: makin meningkatnya masalah-masalah yang dihadapi oleh
pemerintah indrustri barat yang menyebabkan para pembuat kebijakan perlu bantuan untuk memecahkan masalah tersebut.
Kedua: para ahli ilmu-ilmu sosial mulai mengalihkan perhatiannya
pada masalah-masalah kebijakan dan berusaha menerapkan ilmu- ilmu mereka yang memecahkan masalah-masalah yang ada didalam
masyarakat. Menurut Mustopadidjaja AR 1992, perkembangan mengenai
administrasi negara, seperti terlihat dalam paradigma-paradigma administrasi Negara, adalah berakhirnya dikotomi pemisahan
antara politik perumusan dan pembuatan kebijakan dan administrasi Negara pelaksanaanimplementasi kebijakan. Fungsi
administrasi negara saat ini, tidak terbatas secara tradisional dalam pelaksanaan implementasi kebijakan, tetapi juga dalam perumusan
dan pembuatan kebijakan; lebih dari itu, sistem administrasi negara saat ini juga mempunyai penerangan dalam monitoring dan evaluasi
pelaksanaanimplementasi kebijakan dan hasil-hasilnya. Para pejabat dari lingkungan organisasi-organisasi pemerintah
Pusat dan Daerah dan juga para pejabat yang berada di lingkungan Lembaga tinggi dan Tertinggi Negara mempunyai peran dalam
perumusanpembuatan kebijakan. Sosok pejabat dituntut memiliki kompetensi yang mampu memahami proses Kebijakan Publik dan
Analisis Kebijakan Publik dalam Sistem Administrasi Negara Indonesia.
Untuk itu,materi pembelajaran mata Diklat ini disusun berdasarkan uraian berikut:
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Analis Kebijakan Publik membahas pengertian, konsep pokok, dan metode analis kebijakan publik yang menyangkut system,
tingkat-tingkat, proses, siklus kebijakan publik, dan peran informasi dalam pembuatan kebijakan publik.
Jangka waktu pembelajaran mata Diklat ini adalah 9 jam pelajaran dan dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
C. Hasil Belajar
Setelah membaca modul Analisis Kebijakan Publik ini peserta mampu menjelaskan, menerapkan konsep dan pengertian konsep
pokok, metode analis kebijakan publik dan mengaplikasikanya serta peran informasi dalam pembuatan kebijakan publik.
D. Indikator Hasil Belajar
Indikator-indikator hasil belajar adalah : 1. Peserta mampu memahami dan menjelaskan
Pengertian, jenis- jenis, dan tingkat-tingkat kebijakan publik;
2. Peserta mampu memahami dan menjelaskan s
ystem, proses, dan siklus kebijakan publik;
3. Peserta mampu memahami dan menjelaskan p
eran informasi dalam pembuatan kebijakan publik;
4. Peserta mampu memahami dan menjelaskan
agenda setting; 5.
Peserta mampu memahami dan menjelaskan a nalisis kebijakan
Publik;
E. Materi Pokok
Materi Pokok yang dibahas dalam modul Analisis Kebijakan Publik ini adalah :
1. Pengertian, jenis-jenis, dan tingkat-tingkat kebijakan publik; 2. Sistem, proses, dan siklus kebijakan publik;
3. Peran informasi dalam pembuatan kebijakan publik; 4. Agenda setting;
5. Implementasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan publik; 6. Analisis kebijakan Publik;
7. Perumusan Kebijakan Publik.
F. Manfaat
Berbekal hasil belajar pada modul Analisis Kebijakan Publik ini Peserta dapat lebih memahami bagaimana proses perumusan
Kebijakan Publik dan Analisis Kebijakan Publik dalam Sistem Administrasi Negara Indonesia tersebut guna peningkatan kinerja
instansinya.
BAB II PENGERTIAN, JENIS-JENIS
KEBIJAKAN PUBLIK DAN MACAM-MACAM PENGGUNAAN ISTILAH
“KEBIJAKAN” POLICY
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan tingkat kebijakan publik.
Istilah kebijakan publik adalah terjemahan istilah bahasa Inggris “Public Policy”. Kata “policy” ada yang menerjemahkan menjadi “Kebijakan”
Samodra Wibawa, 1994; Muhadjir Darwin, 18 dan ada juga yang menerjemahkan menjadi “kebijaksanaan” Islamy, 2001; Abdul Wahap, 1990.
Meskipun belum ada “kesepakatan”, apakah policy diterjemahkan menjadi “Kebijakan” ataukah “kebijaksanaan”, akan tetapi tampaknya
kecenderungan yang akan datang untuk policy digunakan istilah kebijakan maka dalam modul ini, untuk public policy diterjemahkan menjadi
“kebijakan publik”.
A. Uraian