b. Kebijakan sebagai Ekspresi mengenai Tujuan Umum atau Keadaan Yang dikehendaki
Disini kebijakan digunakan untuk menyatakan kehendak dan kondisi yang dituju. Contohnya pernyataan tentang tujuan
pembangunan dibidang SDM untuk menunjukkan aparatur yang bersih.
c. Kebijakan sebagai Proposal di Bidang Tertentu.
Dalam konteks ini, kebijakan lebih berupa proposal, contoh: Usulan RUU Rancangan Undang-Undang dibidang
Keamanan dan Pertahanan atau RUU tentang Kepegawaian. Didalam kebijakan tersebut dijelaskan tujuan dan cara
mencapai tujuan.
d. Kebijakan sebagai Keputusan yang dibuat oleh Pemerintah
Sebagai contoh adalah keputusan untuk melaksanakan perombakan terhadap sistem administrasi negara.
Keputusan tersebut masih perlu dituangkan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan.
e. Kebijakan sebagai Pengesahan Formal formal Authorization
Disini kebijakan tidak lagi dianggap sebagai usulan, namun keputusan yang sah. Sebagai contoh UU Nomor 221999 yang
merupakan keputusan yang sah dalam rangka penyerahan sebagaian urusan pusat ke daerah.
f. Kebijakan sebagai Program
Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah program yang akan dilaksanakan. Sebagai contoh, program peningkatan
PAN Pendayagunaan Aparatur Negara, yang menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan termasuk cara
pengorganisasian, pelaksanaan, serta pembiayaannya.
g. Kebijakan sebagai Output, atau apa yang dihasilkan
Yang dimaksud disini adalah output yang akan dihasilkan dari suatu kegiatan. Sebagai contoh pelayanan yang murah
dan cepat atau PNS yang profesional, dll.
h. Kebijakan sebagai Outcome
Kebijakan disini digunakan untuk menyatakan dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan, seperti pemerintahan yang
efisien.
i. Kebijakan sebagai Teori atau model
Kebijakan disini menggambarkan model dari suatu keadaan, dengan asumsi tentang apa yang dapat dilakukan oleh
pemerintah dan apa konsekwensi dari tindakan pemerintah tersebut. Sebagai contoh, kalau pajak dinaikkan X, maka
revenue diperkirakan naik Y, atau kalau X dilakukan maka dampak yang timbul adalah Y.
j. Kebijakan sebagai Proses atau tahapan yang perlu dilaksanakan.
B. Latihan
Untuk lebih memantapkan pengertian Anda mengenai Pengertian, Jenis, dan Tingkat-tingkat Kebijakan Publik, cobalah latihan di
bawah ini. 1. Menurut Thomas R. Dye, tidak melakukan sesuatu merupakan
kebijakan publik. Coba jelaskan dan berikan contohnya 9
2. Jelaskan tentang Substantive and Procedural Policies dan berikan masing-masing contohnya
3. Jelaskan tentang Distributive, Redistributive and Regulatory Policies dan berikan masing-masing contohnya
4. Jelaskan tentang Public Goods and Private Goods Policies dan berikan masing-masing contohnya
Apabila Anda belum mampu menjawab latihan tersebut di atas, maka pelajari kembali kegiatan pembelajaran tentang Pengertian,
Jenis-jenis dan Tingkat-tingkat Kebijakan Publik, terutama yang belum Ada pahami.
C. Rangkuman
Kebijakan publik adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintahnegara yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
Kebijakan publik bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat.
Ada beberapa jenis kebijakan publik, yaitu Substantive and Procedural Policies, Distributive, Redistributive and
Regulatory Policies, Material Policies, Public Goods and Private Goods Policies.
BAB III SISTEM, PROSES, DAN SIKLUS
KEBIJAKAN PUBLIK
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan pengertian, sistem, proses dan siklus kebijakan
publik.
A. U r a i a n
1. Sistem Kebijakan Publik.
Yang dimaksud dengan sistem kebijakan publik, menurut Mustopadidjaja AR Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja
AR. 1988, adalah keseluruhan pola kelembagaan dalam pembuatan kebijakan publik yang melibatkan hubungan diantara
4 elemen unsur, yaitu masalah kebijakan publik, pembuatan kebijakan publik, kebijakan publik dan dampaknya terhadap
kelompok sasaran target groups. Sebagai suatu sistem, maka dalam sistem kebijakan publik dikenal
adanya unsur-unsur : Input, Process, Output. Kebijakan publik adalah merupakan produk output dari suatu input, yang diproses
secara politis. Adapun elemen-elemen unsur-unsur sistem kebijakan publik
adalah : 11
12
a. Input : masalah Kebijakan Publik Masalah Kebijakan Publik ini timbul karena adanya faktor
lingkungan kebijakan publik yaitu suatu keadaan yang melatar belakangi atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya
“masalah kebijakan publik” tersebut, yang berupa tuntutan- tuntutan, keinginan-keinginan masyarakat atau tantangan dan
peluang, yang diharapkan segera diatasi melalui suatu kebijakan publik. Masalah ini dapat juga timbul justru karena
dikeluarkannya suatu kebijakan publik yang baru. Sebagai contoh : masalah kebijakan publik dapat timbul
karena adanya dorongan dari masyarakat. Misalnya, timbulnya INPRES SD, INPRES Pasar, INPRES
Puskesmas, karena adanya pandangan masyarakat pada waktu itu tentang kurangnya pemerataan pembangunan.
Pembangunan dikatakan sudah berhasil, tetapi kurang merata. Masalah kebijakan juga dapat timbul, justru adanya
kebijakan pemerintah. Misalnya sebagai akibat adanya kebijakan pemerintah DKI Jakarta, bahwa untuk beberapa
jalan protokol, kendaraan roda empat kecuali taksi dan Bus Kota diwajibkan berpenumpang minimal tiga orang, yang
kemudian terkenal dengan sebutan “three in one” Kebijakan ini mengakibatkan timbulnya masalah “Jockey”, yaitu “orang-
orang yang dibayar” ikut mobil yang berpenumpang kurang dari tiga orang.
b. Process proses: pembuatan Kebijakan Publik. Proses pembuatan kebijakan publik itu bersifat politis, di mana
dalam proses tersebut terlibat berbagai kelompok kepentingan yang berbeda-beda, bahkan ada yang saling bertentangan.
Dalam proses ini terlibat berbagai macam policy stake- holders, yaitu mereka-mareka yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh suatu kebijakan publik. Policy Stakeholders bisa pejabat pemerintah, pejabat negara, lembaga pemerintah,
dan juga dari lingkungan masyarakat bukan pemerintah, misalnya, partai politik, kelompok-kelompok kepentingan,
perusahaan dan sebagainya. c. Output : Kebijakan Publik, yang berupa serangkaian tindakan
yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu seperti yang diinginkan oleh
kebijakan publik. d. Impacts dampak, yaitu dampaknya terhadap kelompok
sasaran target groups. Kelompok sasaran target groups adalah orang-orang,
kelompok-kelompok orang, atau organisasi-organisasi, yang perilaku atau keadaannya ingin dipengaruhi atau diubah oleh
kebijakan publik tersebut.
2. Proses Kebijakan Publik.
Proses kebijakan publik ini meliputi tahap-tahap: a. Perumusan kebijakan publik.
Tahap ini mulai dari perumusan masalah sampai dengan dipilihnya alternatif untuk direkomendasikan dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang. b. Implementasi kebijakan publik.
Setelah kebijakan publik disahkan oleh pejabat yang berwenang, maka kemudian kebijakan publik tersebut
diimplementasikan dilaksanakan. Mengenai implementasi kebijakan publik, Mustopadidjaja AR
Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja AR. 1988, 13
mengemukakan bahwa dilihat dari implementasinya, Ada tiga bentuk kebijakan publik, yaitu:
1 Kebijakan langsung, yaitu kebijakan yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah sendiri.
Misalnya : INPRES SD 2 Kebijakan tidak langsung, yaitu kebijakan yang pelak-
sanaannya tidak dilakukan oleh pemerintah. Dengan demikian, dalam hal ini pemerintah hanya mengatur saja.
Misalnya: kebijakan pemerintah tentang Investasi Asing. 3 Kebijakan campuran, yaitu kebijakan yang pelaksanaannya
dilakukan oleh pemerintah dan bukan pemerintah swasta. Misalnya kebijakan Pemerintah DKI Jakarta tentang
kebersihan, di mana pelaksanaan kebersihan dapat dilakukan oleh Dinas Kebersihan atau oleh swasta.
c. Monitoring kebijakan publik. Monitoring kebijakan publik adalah proses kegiatan
pengawasan terhadap implementasi kebijakan yaitu, untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh tujuan kebijakan
itu tercapai. Hogwood and Gunn, 1989. d. Evaluasi kebijakan publik.
Evaluasi kebijakan publik ini bertujuan untuk menilai apakah perbedaan sebelum dan setelah kebijakan itu diimplementasi-
kan, yaitu perbandingan antara sebelum dan sesudah diberlakukannya suatu kebijakan.
3. Siklus Kebijakan Publik.
Proses kebijakan publik ini dapat digambarkan sebagai suatu siklus kebijakan publik seperti gambar dibawah ini.
B. Latihan
Untuk lebih memantapkan pengertian Anda mengenai sistem proses dan siklus kebijakan publik, cobalah latihan di bawah ini:
1. Jelaskan tentang elemen-elemen unsur-unsur dalam sistem kebijakan publik
2. Jelaskan tentang tiga bentuk kebijakan publik dilihat dari implementasinya
3. Jelaskan tahap-tahap dalam proses kebijakan publik 4. Gambarkan bagan siklus kebijakan publik
Apabila Anda belum mampu menjawab latihan tersebut di atas, maka pelajari kembali kegiatan pembelajaran tentang sistem, proses,
dan siklus kebijakan publik, terutama yang belum Anda pahami. 15
C. Rangkuman
Kebijakan publik dapat dilihat sebagai suatu sistem, yang terdiri dari elemen-elemen unsur-unsur: input : masalah kebijakan publik,
proses : pembuatan kebijakan publik, output, kebijakan publik dan dampak impact terhadap kelompok sasaran target groups.
Kebijakan publik dapat pula dilihat sebagai proses yang meliputi
tahap-tahap: perumusan masalah, implementasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan publik.
Kebijakan publik dapat digambarkan sebagai siklus.
BAB IV PERAN INFORMASI DALAM
PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan peran informasi dalam pembuatan kebijakan publik.
A. U r a i a n