BAB III TINJAUAN RETRIBUSI ANGKUTAN UMUM DAN BADAN INSTANSI
SEBAGAI PIHAK PENGELOLA RETRIBUSI
E. Pengertian Angkutan Umum dan Jenis – Jenisnya
1. Pengertian Angkutan Umum
Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, banyak orang yang mampu membeli kendaraan pribadi. Banyak alasan untuk memiliki kendaraan
pribadi, antara lain karena masalah privasi dan kenyamanan. Namun dibalik kebaikannya, kepemilikan kendaraan pribadi terlalu banyak juga menimbulkan
banyak masalah. Banyaknya kendaraan pribadi berarti kemacetan yang semakin banyak di
jalan. Hal ini dikarenakan jumlah peningkatan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas jalan. Semakin banyak masyarakat yang
menggunakan kendaraan umum, semakin efektif pula penggunaan jalan raya. Dengan kata lain, angkutan umum merupakan salah satu pemecahan masalah yang
dihadapi hampir semua kota besar di dunia. Angkutan umum merupakan sarana angkutan untuk masyarakat kecil dan
menengah supaya dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam masyarakat. Pengguna angkutan umum ini bervariasi, mulai dari
buruh, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan lain-lain.. Angkutan umum, khususnya angkutan orang yang diatur dalam Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 68 Tahun 1993 yang telah diperbaharui menjadi Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 84 Tahun 1999 tentang
Universitas Sumatera Utara
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan, secara struktural dipisahkan dalam tiga kepentingan yaitu kepentingan pengguna jasa masyarakat , penyedia jasa
operator angkutan dan pemerintah regulator . Namun definisi yang ditetapkan dalam ketentuan hukumnya memperlihatkan keberpihakan kepada operator
dengan profit-oriented- nya yaitu : “angkutan yang dipergunakan oleh umum
dengan dipungut bayaran”.
49
Pengertian angkutan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan
Umum adalah angkutan dari pemindahan orang danatau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.
50
Sedangkan didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1993 menyebutkan bahwa, definisi dari angkutan umum adalah pemindahan
orang danatau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan untuk umum dengan
dipungut bayaran.
51
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum definisinya
adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung.
52
Pengertian umum disini adalah penumpang atau orang secara umum tidak membedakan strata sosial, umur, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Siapa pun
Universitas Sumatera Utara
boleh menaiki angkutan umum asal mampu membayar ongkos sesuai dengan rute yang dituju begitu juga dengan angkutan barang siapa pun boleh melakukan
pengangkutan barang dengan kenderaan umum ketempat yang dituju asalkan mampu untuk membayar ongkos.
Vuchic 1981 menyatakan bahwa angkutan kota adalah sarana transportasi penumpang perkotaaan yang biasanya dijalankan di jalan raya pada kondisi lalu
lintas campuran mixxed trafict yang disediakan oleh swasta atau operator umum dan berada dalam kelompok dan rute tertentu.
Warpani 1990, menyatakan bahwa angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau membayar. Juga
dikatakan bahwa yang termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota bus, minibus, dsb, kereta api, angkutan air, dan angkutan
udara.
53
Keberadaan angkutan umum bertujuan untuk menyelenggarakan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan
yang aman, nyaman, cepat dan murah.
54
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Angkutan umum adalah kendaraan umum untuk mengangkut barang atau orang dari satu tempat ke tempat
lain, yang disediakan oleh pribadi, swasta atau pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau sewa dan ternimologi angkutan umum
tidak hanya mengangkut manusia saja melainkan juga untuk mengangkut barang.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat pengangkutan dapat dilihat dan berbagai kehidupan masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu manfaat ekonomi, soaial dan
politik. Dari sudut pandang pemakaian terdapat 2 dua sistem pemakai angkutan
umum berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 1994, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem sewa, yaitu kendaraan yang bisa dioperasikan baik oleh operator
maupun oleh penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute dan jadwal tertentu yang hams diikuti oleh pemakal. Sistem ini sering disebut sebagal demand
responsive system, karena penggunaannya yang tergantung pada adanya permintaan. Contoh jenis ini adalah angkutan jenis taksi.
b. Sistem penggunaan bersama, yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator
dengan rute dan jadwal yang tetap. Sistem ini dikenal dengan transit system.Terdapat dua jenis transit, yaitu sebagai berikut:
1 Para transit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan dapat
berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di sepanjang rutenya. Contohnya adalah angkutan kota atau angkutan pedesaan; dan
2 Mass transit, yaitu jadwal dan tempat hentinya Iebih pasti dan teratur.
Contohnya adalah kereta api.
55
Untuk memfasilitasi kepentingan masyarakat angkutan umum juga merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah. Hal ini dapat dilihat dalam
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
,Pasal 138 disebutkan :
Universitas Sumatera Utara
1 Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan
angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. 2
Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan angkutan umum sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
3 Angkutan umum orang danatau barang hanya dilakukan dengan Kendaraan
Bermotor Umum.
56
Selanjutnya dalam Pasal 139 disebutkan : 1
Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang danatau barang antarkota antar provinsi serta lintas batas negara.
2 Pemerintah Daerah provinsi wajib menjamin tersedianya angkutan umum
untuk jasa angkutan orang danatau barang antar kota dalam provinsi. 3
Pemerintah Daerah kabupaten kota wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang danatau barang dalam wilayah kabupaten
kota. 4
Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, danatau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
57
Dari kedua pasal tersebut sangat jelas tampak bahwa pemerintah wajib menyelenggarakan suatu angkutan umum yang aman, nyaman, dan terjangkau
kemudian pemerintah juga berkewajiban menjamin adanya suatu angkutan antar kota dalam provinsi dan angkutan orang atau pun barang dalam wilayah
kabupaten kota. Selain itu dari pada itu dalam Undang – Undang tersebut juga
mengklarifikasikan jenis – jenis angkutan umum antara lain:
Universitas Sumatera Utara
Dalam pasal 140 Undang – undang lalu lintas dan angkutan jalan disebutkan
Pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum terdiri atas: a. angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek; dan
b. angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam trayek. Kemudian untuk angkutan orang dengan kenderaan bermotor umum dalam trayek
diuraikan dalam beberapa jenis yaitu: a. angkutan lintas batas negara;
b. angkutan antarkota antarprovinsi; c. angkutan antarkota dalam provinsi;
d. angkutan perkotaan; atau e. angkutan perdesaan.
58
Dalam upaya penyelengaraan fasilitas angkutan umum yang baik yang merupakan bagian dari pada tanggung jawab pemerintah salah satu hal yang
terpenting adalah pengadaan terminal untuk angkutan umum. Secara umum terminal merupakan suatu titik simpul dan berbagai moda
angkutan, sebagai titik perpindahan penumpang dan berbagai moda ke suatu moda, juga merupakan suatu titik tujuan atau titik akhir orang setelah turun
melanjutkan berjalan kaki ke tempat bekerja. rumah atau pasar. Dengan kata lain terminal merupakan suatu titik henti perjalanan. Dengan demikian terminal
angkutan umum selalu diperlukan pada setiap kota baik untuk kota besar maupun kecil.
2. Fungsi Terminal
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 1994 fungsi terminal transportasi jalan raya dapat ditinjau dan 4 empat unsur :
a. Titik konsentrasi penumpang dan segala arah yang berkumpul atau menuju ke
sana, karena tujuan perjalanan di sekitar terminal atau yang akan berganti kendaraan;
b. Titik dispersi, yaitu tempat penyebaran penumpang ke segala arah tujüan kota
atau luar kota, atau ke beberapa tujuan khusus seperti bandara, stasiun KA dsb;
c. Titik tempat penumpang berganti moda angkutan;
d. Pusat pelayanan penumpang untuk naik dan turun kendaraan, menunggu,
membeli karcis dan beberapa keperluan yang bersangkutan dengan perjalanan; dan tempat untuk memproses kendaraan dan muatan.
59
3. Jenis Terminal
Berdasarkan jenis materi yang diangkut, terminal dibedakan menjadi dua Keputusan Mentri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, pasal 1, yaitu sebagai
berikut: a. Terminal Penumpang
Adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan angkutan umum. b. Terminal barang
Adalah prasarana transportasi bagi keperluan perpindahan barang dan pengiriman barang.
60
Universitas Sumatera Utara
4. Tipe Terminal
Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubangan Nomor 31 tahun 1995 pasal 2, tentang tipe dan fungsi terminal, mengklasifikasi terminal penumpang menjadi 3
tiga tipe, yaitu sebagai berikut: a.
Tipe A, berfungsi untuk melayani kendaraan untuk angkutan antar kota dan antar propinsi AKAP danatau angkutan lintas batas negara, angkutan kota
dalam propinsi AKDP, angkutan dalam kota ADK dan angkutan pedesaan ADES;
b. Tipe B, berfungsi melayani angkutan dalam kota dalam propinsi AKDP,
angkutan dalam kota ADK dan angkutan pedesaan ADES; dan c.
Tipe C, berfungsi melayani angkutan dalam kota ADK dan angkutan pedesaan ADES.
61
Suatu wujud dari pada tanggung jawab pemerintah untuk memfasilitasi kepentingan khusus terhadap pengguna angkutan umum Pemerintah Daerah kota
Padangsidimpuan membangun 3 terminal yang merupak titik kumpul dan persinggahan bagi angkutan umum yaitu:
a. Terminal Batunadua
b. Terminal Pijorkoling
c. Terminal Hutaimbaru Pal IV Maria
Ketiga terminal tersebut bertujuan untuk tempat persinggahan bagi angkutan umum untuk menaikkan dan menurunkan para penumpangnya, selain itu
pengelolaan terminal juga dapat berpotensi untuk peningkatan PAD di kota Padangsidimpuan melalui retribusi terminal.
Universitas Sumatera Utara
Syarifuddin mengemukakan bahwa retribusi terminal adalah retribusi jasa usaha yang dipungut oleh Pemerintah daerah kepada orang barang dengan kendaraan
umum.
62
Dalam Perda kota Padangsidimpuan Nomor 05 tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha disebutkan pengertian retribusi terminal yaitu Dengan nama
retribusi terminal dipungut retribusi atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas
lainnya di lingkungan terminal yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
63
Sedangkan yang merupakan Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat
kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Sedangkan yang dimaksud dengan jasa diuraikan didalam pasal 11 Perda Nomor 05 Tentang Retribusi Jasa Usaha sebagaimana sebagai berikut :
1 Jasa Pelayanan dan penggunaan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
1 adalah : a.
tempat parkirmasuk untuk kendaraan penumpang lain dan Bis Umum; b.
sewa Lahan KiosRukoLoket; c.
fasilitas Lainnya. 2
Dikecualikan dari objek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah terminal yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh
Pemerintah, BUMN, BUMD dan Pihak Swasta.
64
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ketentuan
dari Perda
tersebut pemerintah
kota Padangsidimpuan menyediakan terminal berupa tempat parkir ntuk kenderaan
umum, bangunan berbentuk loket, serta fasilitas lain yang dapat digunakan untuk kepentingan para peumpang dan kenderaan
– kenderaan umum, kumudian pemerintah juga memungut biaya berupa retribusi sebagai balas jasa yang di
terima oleh masyarakat umum dan kemudian dijadikan sebagai masukan pendapatan pada kas Pemerintah Daerah. Untuk mencapai suatu masukan yang
maximal dari retribusi terminal untuk PAD kota Padangsidimpuan tentu perlu adanya tarif yang dikenakan bagi subjek retribusi. Besarnya tarif retribusi untuk
jenis jasa pelayanan di dalam terminal ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.1 : Tarif Retribusi Terminal Untuk Angkutan Umum di Kota
Padangsidimpuan Berdasarkan Perda Nomor 05 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha.
a. Tempat parkirmasuk untuk Kendaraan Penumpang Umum dan Bis Umum :
1. Bus AKAP kelas Executive
Rp. 2.000,-lewat
2. Bus AKAP kelas Ekonomi
Rp. 1.500,-lewat
3. Bus Antar Kota Dalam Provinsi
Rp. 1.500,-lewat
4. Bus Kota
Rp. 1.000,-lewat
5. Bus Menginap
Rp. 2.000,-lewat
6. Non Bus Antar Kota
Rp. 1.000,-lewat
7. Non Bus Dalam Kota
Rp. 1.000,-lewat
8. Mopen
Rp. 1.000,-lewat
b. Sewa Lahan KiosRukoLoket :
1. Sewa Lahan Kios
Rp. 2.000,- hari
2. Sewa Lahan Ruko
Rp. 4.000,- hari
3. Sewa LoketRuangan
Rp. 2.000,- hari
c. Fasilitas lainya :
1. Jasa pelayanan Kamar Kecil
Rp. 1.000,-sekali masuk
2. Jasa pelayanan Kamar Besar
Rp. 1.500,-sekali masuk
Sumber. Perda Kota Padangsidimpuan No 05 tahun 2010 tentang retribusi jasa usaha
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya tarif yang telah ditentukan tersebut sehingga ada suatu kepastian bagi para subjek retribusi untuk membayar seberapa besar biaya yang
harus dikeluarkan untuk menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah tersebut. Pengguanaan tarif retribusi itu akan digunakan sebagai biaya
pemeliharaan fasilitas yang terdapat dalam terminal dan selebihnya akan dimasukkan kedalam kas pemerintah daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah.
Secara tidak langsung seseorang yang membayar retribusi terminal tersebut telah turut serta dalam pembangunan kota Padangsidimpuan.
F. Manfaat Retribusi Khusus Terhadap Angkutan Umum