Perbedaan Pajak dan Retribusi Daerah

40 Marihot P Siahaan. Op.Cit hlm 7 Keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan Daerah Provinsi ataupun Peraturan Daerah Kabupaten Daerah bidang pajak dan retribusi. Sebagaimana hal di atas bahwa peraturan yang berlaku untuk mengatur Retribusi Dearah di kota Padangsidimpuan diatur dalam Perda Nomor 05 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa usaha.

C. Perbedaan Pajak dan Retribusi Daerah

Dalam kehidupan kita tentu kita seringkali mendengar istilah tentang pajak dan juga retribusi. Kedua istilah tersebut baik pajak maupun retribusi dalam praktiknya sama – sama berupa pungutan. Namun ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Di setiap tempat wisata misalnya, tentu kita mendengar istilah biaya retribusi pada saat memasuki tempat wisata tersebut. Sedangkan istilah pajak kerap kali kita dengar sebagai tagihan terhadap biaya operasional barang yang kita miliki, misalnya pajak sepeda motor. Untuk mengetahui apa perbedaan pajak dan retribusi, kita dapat mencermatinya dari berbagai macam hal. Dari segi definisinya, secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara pemerintah berdasarkan undang – undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak medapat prestasi kembali kontra prestasi balas jasa secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. 40 Contohnya adalah PPh dan PPN. Universitas Sumatera Utara Ditinjau dari lembaga pemungutannya, Pajak dibedakan menjadi dua, yaitu pajak pusat disebut jupa pajak negara dan pajak daerah. Pembagian jenis pajak ini di Indonesia terkait dengan hierarki pemerintahan yang berwenang menjalankan pemerintahan dan memungut sumber pendapatan negara, khususnya pada masa otonomi daerah dewasa ini. Secara garis besar, hierarki pemerintahan di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kemudian pemerintah daerah dibagi lagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota. Dengan demikian, pembagian jenis pajak menurut lembaga pemungutannya di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu pajak pusat dan pajak daerah, dan pajak daerah yang terbagi dua yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten kota. Setiap tingkatan pemerintah hanya dapat memungut pajak yang ditetapkan menjadi kewenangannya, dan tidak boleh memungut pajak yang bukan kewenanngannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya tumpang tindih perebutan kewenangan dalam pemungutan pajak terhadap masyarakat. Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui undang – undang , yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan pembangunan. Pajak pusat dipungut oleh pemerintah pusat yang penyelengaraanya dilaksanakan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara pada umumnya. Pajak yang termasuk pajak pusat di Indonesia saat ini adalah Pajak Penghasilan PPh , Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa PPN , Pajak Penjualan Universitas Sumatera Utara 41 Ibid hlm 9 42 Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 .Op.Cit. Pasal 1 Angka 10 atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB , Bea Materai, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB , serta Bea masuk, Bea Keluar Pajak ekspor , dan Cukai yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementrian Keuangan Republik Indonesia . 41 Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 42 Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan Peraturan Daerah PERDA , yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Karena pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota, yang diberi kewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah, sehingga pajak daerah pun dibagi atas dua bagian yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten kota. Berdasarkan definisi pajak, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri – ciri yang melekat pada pengertian pajak, yaitu sebagai berikut : a. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berdasarkan kekuatan undang – undang serta aturan pelaksananya b. Pembayaran pajak harus masuk kepada kas negara, yaitu kas pemerintah pusat atau kas pemerintah daearah sesuai dengan jenis pajak yang di pungut Universitas Sumatera Utara 43 Amin widjaya Tunggal, Pelaksanaan Pajak Penghasilan Perseorangan Jakarta: Rineka cipta, 1991 hlm 15 44 Adrian Sutedi . Op.Cit. hlm 74 - 75 c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi individu oleh pemerintah tidak ada imbalan langsung yang diperoleh si pembayar pajak. Dengan kata lain tidak ada hubungan lansung antara jumlah pembayaran pajak dengan kontra prestasi secara individu d. Penyelenggara pemeritahan secara umum merupakan manifestasi kontra prestasi dari negara kepada para pembayar pajak e. Pajak dipungut karena adanya suatu keadaan, kejadian, perbuatan yang menurut peraturan perundang – undangan pajak dikenakan pajak f. Pajak memiliki sifat dapat dipaksakan. Artinya wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran pajak, dapat dikenakan sanksi, baik sanksi pidana maupun denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 43 Sedangkan ciri – ciri yang melekat pada retribusi, yaitu sebagai berikut : a. Retribusi dipungut oleh negara b. Dalam pungutan terdapat paksaan secara ekonomis c. Adanya kontra prestasi yang secara langsung dapat ditunjuk d. Retribusi dikenakan kepada setiap orang badan yang menggunakan mengenyam jasa – jasa yang disediakan oleh negara. 44 Dari definisi serta ciri – ciri pajak dan retribusi tersebut dapat disimpulkan suatu persamaan bahwa pajak dan retribusi merupakan suatu pungutan yang dipungut oleh negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sedangkan untuk perbedaan dari pajak dan retribusi adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 45 Slamet Munawir, et. Al Perpajakan untuk SLTA Yogyakarta : BPEE UGM, 1990 hlm 4 a. Kontra Prestasinya. Pada retribusi kontra prestasinya dapat ditunjuk secara langsung dan secara individu dan golongan tertentu sedangkan pada pajak kontra prestasinya tidak dapat ditunjuk secara langsung b. Balas jasa pemerintah. Hal ini dikaitkan dengan tujuan pembayaran, yaitu pajak balas jasa pemerintah berlaku untuk umum ; seluruh rakyat menikmati balas jasa, baik yang membayar pajak maupun yang dibebaskan dari pajak. Sebaliknya pada retribusi balas jasa negara pemerintah berlaku khusus, hanya dinikmati oleh pihak yang telah melakukan pembayaran retribusi. c. Sifat pungutunnya. Pajak bersifat umum artinya berlaku untuk semua orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan pajak, sementara itu retribusi hanya berlaku untuk orang tertentu, yaitu yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk. d. Sifat pelaksanaannya. Pemungutan retribusi didasarkan atas peraturan yang berlaku umum dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan, yaitu setiap orang yang ingin mendapatkan suatu jas tertentu dari pemerintah harus membayar retribusi , jadi sifat paksaan pada retribusi bersifat ekonomis sehingga pada hakekatnya diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayar atau tidak. Hal ini berbeda dengan pajak, sifat paksaan pada pajak adalah yuridis, artinya bahwa setiap orang yang melanggarnya akan mendapat sanksi hukuman, baik berupa sanksi pidana maupun denda e. Lembaga atau badan pemungutnya. Pajak dapat dipungut oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah sedangkan retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. 45 Universitas Sumatera Utara

D. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daearah