Dasar Hukum Retribusi Daerah

32 Ibid Pasal 150 f. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial; dan g. Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat danatau kualitas pelayanan yang lebih baik. 2 Untuk Kriteria Retribusi Jasa Usaha: a. Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu; dan b. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimilikidikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah. 3 Untuk Kriteria Retribusi Perizinan Tertentu: a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi; b. Perizinan tersebut benar - benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan c. Biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan; 32

B. Dasar Hukum Retribusi Daerah

Sejarah pemungutan pajak dan retribusi mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik dibidang Universitas Sumatera Utara 33 Panca Kurniawan dan Agus Purwanto, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, Malang: Bayumedia, 2006 hlm 1 34 Adrian Sutedi. Op.Cit hlm 13 kenegaraan maupun dibidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak dan retribusi merupakan suatu pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja dalam memelihara kepentingan negara seperti menjaga keamanan negara menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai dan lain sebagainya. Namun setelah terbentuknya suatu Negara, pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada negara. Dari pajak ini yang mana akan digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan, pelaksanaan tugas-tugas rutin pemerintahan dan pembangunan daerah. 33 Namun setelah Indonesia merdeka pemungutuan pajak dan retribusi haruslah mempunyai dasar hukum yang kuat untuk menjamin kelancaran pengenaan dan pemungutunya. Dasar konstitusional pemungutan pajak di Indonesia ialah Pasal 23 ayat 2 , yang di amandemen dengan pasal 23 A Undang – Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal tersebut menghendaki, “ Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang – undang”. Konsekuensi adanya pasal tersebut ialah negara memiliki kewajiban membuat aturan hukum yang berbentuk peraturan perpajakan. Aturan hukum dibidang perpajakan yang dibuat oleh negara berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia , dimana akhirnya ‘melahirkan’ Hukum Pajak dan Retribusi Nasional.” 34 Sampai tahun 1997 hukum pajak dan retribusi daerah didasarkan pada berbagai peraturan – peraturan yang berumur lama dan umumnya dibuat pada masa awal kemerdekaan Indonesia seperti Undang – Undang Darurat Nomor 1957 Universitas Sumatera Utara 35 Marihot P Siahaan. Op.Cit hlm 31 tentang Peraturan Pajak Daerah atau bahkan ada beberapa peraturan yang dibuat pada masa Belanda yang jelas dibuat untuk kepentingan pemerintah Belanda. Karena peraturan yang sudah tua maka pada tahun 1997 pemerintah Indonesia melakukan suatu reformasi terhadap peraturan pajak dan retribusi daerah karena dianggap kondisinya sudah jauh berbeda terhadap perkembangan politik ekonomi dan sosial budaya yang berlangsung di Indonesia saat itu. Selain itu peraturan yang lama tidak mengatur kejelasan dalam penetapan objek pajak atapun objek retribusi serta dapat menimbulkan pungutan berganda sehingga di undangkanlah Undang – Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daearah dan Retribui Daerah dan mulai berlaku pada tanggal 23 Mei 1997. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai dengan pembentukan Undang – undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah , Undang – Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menetapkan ketentuan – ketentuan pokok yang memberikan pedoman kebijaksanaan dan arahan bagi daerah dalam pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi, sekaligus menetapkan pengaturan yang cukup rinci untuk menjamin penerapan prosedur umum perpajakan daearah dan retribusi daerah. 35 Sehubungan dengan hal tersebut ,Undang – undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dibuat pemerintah dan DPR dengan tujuan: a. Untuk menyederhanakan dan memperbaiki jenis dan struktur perpajakan daerah b. Meningkatkan peningkatan pendapatan daerah Universitas Sumatera Utara 36 Ibid hlm 33 c. Memperbaiki sistem administrasi perpajakan daerah dan retribusi daerah sejalan dengan sistem administrasi perpajakan Nasional d. Mengklasifikasikan retribusi daearah e. Menyederhanakan tarif pajak dan retribusi daerah 36 Dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi daerah maka peraturan – peraturan yang diberlakukan sebelumnya seperti Ordonansi, Undang – Undang, Undang – Undang Darurat, Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pajak dan retribusi daerah dinyatakan tidak berlaku lagi. Ketentuan – ketentuan atau dasar hukum yang dinyatakan tidak berlaku lagi diantaranya adalah : a. Ordonansi Pajak Kenderaan Bermotor 1934 b. Ordonansi Pajak Potong 1936 c. Undang – undang Nomor 12 tahun 1947 tentang Pajak Radio sebagaimana telah ditambah dan diubah dengan Undang – Undang Darurat Nomor 25 tahun 1957 d. Undang – undang Nomor 14 tahun 1947 tentang Pajak Pembangunan I sebagaimana telah ditambah dan diubah dengan Undang – Undang Darurat Nomor 25 Tahun 1957 e. Pasal 3 ayat 1 huruf e,f,g, dan h Undang – undang Nomor 32 Tahun 1956 tentang Perimbangan Keuangan antara Negara dan Daerah – daerah yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri f. Undang – undang Darurat Nomor 11 tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah Universitas Sumatera Utara 37 Ibid hlm 36 g. Undang – undang Darurat Nomor 12 tahun 1957 tentang Peraturan umum Retribusi daerah h. Undang – undang Nomor 74 Tahun 1958 tentang Pajak Bangunan Asing sebagaimana telah ditambah dan di ubah dengan Undang – undang darurat Nomor 87 tahun 1958 i. Undang – undang No 27 Prp. Tahun 1959 tentang Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor dan j. Undang – undang Nomor 10 tahun 1968 tentang penyerahan Pajak – pajak Negara, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bangsa Asing, dan Pajak Radio kepada daerah 37 Namun karena perkembangan politik di Indonesia bergerak begitu cepat khusus dalam hal sistem pemerintahan daerah yang dapat kita lihat dengan lahirnya Undang – undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Pemerintahan Daerah, yang mengatur tentang pemberian otonomi yang lebih luas kepada daerah serta lahirnya Undang – undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah maka tentu perubahan ini juga berpengaruh terhadap dasar hukum peraturan pajak dan retribusi di Indonesia, mengingat Undang – undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi dibuat dengan didasarkan pada Undang – Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah, untuk menyesuaikan perubahan tersebut pemerintah dan DPR menganggap perlu untuk mengubah Undang – Undang Nomor 18 tahun 1997 dengan melahirkan Undang – undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang – undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Universitas Sumatera Utara 38 Ibid hlm 40 Retribusi Daerah, yang di undangkan dan mulai berlaku pada tanggal 20 Desember 2000. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai dengan pembentukan Undang – undang nomor 34 tahun 2000, maka undang – undang tersebut menetapkan ketentuan – ketentuan pokok yang memberikan pedoman kebijakan dan arahan bagi daerah dalam pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi daerah, sekaligus menetapkan pengaturan untuk menjamin penerapam prosedur umum perpajakan daerah dan retribusi daerah. Meskipun beberapa jenis pajak dan retribusi daerah sudah ditetapkan dalam Undang – undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan Undang – undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah , daerah kabupaten kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber – sumber keuangannya dengan menetapkan jenis pajak dan retribusi selain yang telah ditetapkan sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat. 38 Karena perubahan sistim pemerintah daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah terus berkembang yang ditandai dengan Undang – undang pemerintahan daerah yang telah diganti menjadi Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan dengan beberapa kali perubahan yang terakhir dengan undang – undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah maka untuk menyesuaikan kebijakan otonomi daerah tersebut sehingga lahir pulalah Undang - Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Universitas Sumatera Utara 39 Pengertian Pajak dan Retribusi, http:wandylee.wordpress.comtagperbedaan-pajak-dan-retribusi diakses 12 februari 2014 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mulai berlaku sejak tanggal 1 januari 2010. Adapun pokok – pokok perubahan dari Undang – undang nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan Undang – undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Undang – undang Nomor 28 tahun 2009 adalah : a. Mengubah sistim pemungutan pajak dan retribusi daerah b. Memperluas objek pajak daerah dan retribusi daerah c. Menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah d. Menaikkan tarif maksimum beberapa pajak daerah e. Memberikan diskresi penetapan tarif pajak kepada daerah f. Mengubah sistim pengawasan g. Mengenakan sanksi bagi yang melanggar ketentuan PDRD h. Bagi Hasil Pajak Provinsi i. Earmarking j. Insentif Pemungutan 39 Undang – undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Daerah ini lah yang samapai sekarang tetap menjadi suatu acuan atupun landasan yuridis dalam hal pemungutan pajak dan retribusi daerah di Indonesia ditambah dengan Peraturan – peraturan pemerintah yang mendukung palaksannaannya seperti PP No 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan PP No 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Dalam Negeri, Universitas Sumatera Utara 40 Marihot P Siahaan. Op.Cit hlm 7 Keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan Daerah Provinsi ataupun Peraturan Daerah Kabupaten Daerah bidang pajak dan retribusi. Sebagaimana hal di atas bahwa peraturan yang berlaku untuk mengatur Retribusi Dearah di kota Padangsidimpuan diatur dalam Perda Nomor 05 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa usaha.

C. Perbedaan Pajak dan Retribusi Daerah