Pengelolaan Retribusi Angkutan Umum Sebagai Sumber PAD di Kota Padangsidimpuan

BAB IV PENERAPAN PERDA NO 05 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA TERHADAP ANGKUTAN UMUM KOTA PADANGSIDMPUAN

A. Pengelolaan Retribusi Angkutan Umum Sebagai Sumber PAD di Kota Padangsidimpuan

Salah satu unsur yang sangat esensial didalam kebijakan otonomi daerah adalah pengelolaan keungan yang mandiri yang akan digunakan untuk membiayai penyelengaraan pemerintah dan membangun daerah tersebut baik dari segi perkonomian, pendidikan, infrastruktur yang diharapkan mampu memakmurkan kehidupan bermasyarakat Di kota Padangsidimpuan salah satu sumber PAD yang terbesar adalah melalui Pajak dan Retribusi Daerah oleh karena itu pengelolaan Pajak dan Retribusi haruslah dikelola secara optimal. Lahirnya Perda Nomor 05 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa usaha adalah salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam hal penangan pajak dan retribusi daerah. 1. Retribusi Angkutan Umum Angkutan Umum adalah salah satu sarana transportasi yang populer dipergunakan oleh masyarakat kota Padangsimpuan. Oleh karena letak Kota Padangsidimpuan juga sangat strategis yang di kelilingi beberapa kabupaten kota di bagian Tabagsel seperti Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Madina sehingga arus Lalulintas angkutan umum di kota Padangsidimpuan sangat ramai. Kedua hal ini dapat dijadikan alasan agar pengelolaan retribusi angkutan umum harus Universitas Sumatera Utara dikelola secara baik dan optimal agar mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap PAD kota Padangsidimpuan. Data Rata – rata jumlah angkutan umum per hari yang masuk dalam terminal yang dihimpun dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan adalah Tabel 4.1 : Jumlah Rata – Rata Angkutan Umum Masuk Terminal Kota Padangsidimpuan NO Jenis Angkutan Umum Jumlah Rata – Rata Hari 1 Bus AKAP Eksekutif 8 Unit 2 Bus AKAP Ekonomi 15 Unit 3 Bus AKDP 35 Unit 4 Bus Dalam Kota 45 Unit 5 Bus Menginap 5 Unit 6 Non Bus Antar Kota 235 Unit 7 Non Bus Dalam Kota 75 Unit 8 Mopen 360 Unit Sumber. Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan Data di atas merupakan suatu data tentang jumlah rata - rata angkutan umum yang masuk di ketiga terminal di kota Padangsidimpuan selama satu hari. Dari data tersebut dapat di kalkulasikan jumlah dana yang dipungut dari retribusi yang diperoleh dari terminal dalam satu hari terhadap tarif yang di tentukan dalam Perda Nomor 05 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha. Untuk memperoleh jumlah dana yang diperoleh dapat kita hitung dengan mengkalikan jumlah masing – masing jenis angkutan umum yang lewat per hari dengan tarif yang telah ditentukan dalam Perda sesuai jenis – jenis dari angkutan umum tersebut. Universitas Sumatera Utara Bentuk Tabulasi jumlah dana yang diperoleh dari retribusi terminal dalam satu hari adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Tabulasi Jumlah Pemasukan Dana Retribusi Angkutan Umum Yang Diperoleh dari Terminal di Kota Padangsidimpuan Per Hari NO Jenis Angkutan Umum Jumlah Angkutan Umum Tarif lewat Jumlah RP 1 2 3 4 5 6 7 8 Bus AKAP Eksekutif Bus AKAP Ekonomi Bus AKDP Bus Dalam Kota Bus Menginap Non Bus Antar Kota Non Bus Dalam Kota Mopen Angkutan Kota 18 35 65 45 25 335 180 400 2.000 1.500 1.500 1.000 2.000 1.000 1.000 1.000 36.000 52.500 97.500 45.000 25.000 335.000 180.000 400.000 JUMLAH TOTAL 1.171.000 Sumber. Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan Dari Tabel diatas maka dapat dilihat Total Keseluruhan retribusi yang diperoleh dalam satu hari adalah Rp. 1.171.000,- sehingga perolehan dalam satu tahun dapat dikalikan dengan 365 yang dirumuskan sebagai berikut: TDRAUT = TDRAUH X JHpT TDRAUT := Rp.1.171.000 X 365 = Rp. 427.415.000,- Keterangan : Universitas Sumatera Utara TDRAUT : Total Dana Retribusi Angkutan Umum per Tahun TDRAUH: Total Dana Retribusi Angkutan Umum Per Hari JHpT : Jumlah Hari per Tahun Sehingga dari rumusan di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah dana yang diperoleh dari Retribusi Angkutan Umum di Kota Padangsidimpuan dalam satu tahun harus mencapai Rp. 427.515.000. 2. Teknis Pemungutan Retribusi Untuk menegelola retribusi Angkutan umum hingga masuk kedalam kas pemerintah sebagi PAD di kota Padangsidimpuan di dalam Perda Nomor 05 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha di atur ketentuan sebagai berikut : 1 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 2 Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan. 3 Hasil pungutan Retribusi Daerah disetor ke Kas Umum Daerah. 4 Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 dua perseratus setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. 5 Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 3 didahului dengan Surat Teguran. 6 Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. 73 Universitas Sumatera Utara Kemudian dalam PERDA Nomor 05 tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha mennguraikan tentang tata cara Penagihan yaitu : 1 Pengeluaran Surat Teguran, peringatansurat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran. 2 Dalam jangka waktu 7 tujuh hari setelah tanggal surat teguranperingatansurat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusinya yang terutang. 3 Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dikeluarkan oleh Pejabat yang dihunjuk 4 Penagihan Retribusi tidak dapat diborongkan. 74 Dari ketentuan di atas dapat disimpulkan cara pemungutan Retribusi dapat dilaksanakan sebagai beikut : 1 Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan 2 Retribusi dipungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi Daerah SKRD atau dokumen yang dipersmakan 3 Apabila Retribusi tidak dibayar tepat pada waktunya, tidak atau kurang membayar maka akan dikenakan denda 2 sebulan dan akan diterbitkan Surat Tagihan Retribusi Daerah 75 Tidak hanya tata cara pemungutan namun dalamhal keberatan juga diatur dalam PERDA Nomor 05 tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha yakni sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. b. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. c. Keadaan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi. d. Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. 76 Dari ketentuan Pasal di atas terlihat bahwa subjek pajak dapat mengajukan kebertan dengan syarat : a. Keberatan diajukan secara tertulis b. Ditujukan Kepada Kepala Pemerintahan daerah c. Disertai dengan alasan yang kuat dengan buktinya d. Keberatan diajukan dalam jangka waktu 2 bulan sejak tanggal terbitnya SKRD, kecuali dalam hal diluar pengawasan wajib retribusi e. Keberatan tidak menunda membayar retribusi Kepala daerah dalam jangka waktu 6 bulan sejak surat keberatan diterima harus menanggapi dan memberikan keputusan, apabila dalam jangka waktu tersebut kepala daerah tidak menanggapi maka keberatan dianggap dikabulkan. 77 Universitas Sumatera Utara Adapun Proses dan tata cara pemungutan retribusi yang dilakukan oleh Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika pada wawancara dengan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana yaitu ibu Efrida Zulyanti Nst, SE pada tanggal 14 Maret 2014 adalah sebagai berikut : a. Petugas yang merupakan pegawai kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika memungut retribusi angkutan umum di tempat pemungutan retribusi TPR yang berada di terminal kepada supir angkutan umum dengan menggunakan karcis atau yang dipersamakan dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD b. Petugas menyetor dan melaporkan jumlah hasil pungutan retribusi kepada Komandan Regu atau petugas yang mengkoordinasi di lapangan. c. Komandan Regu menyetor dan melaporkan jumlah retribusi kepada Kasi Terminal perparkiran dan Pos Retribusi d. Kasi Terminal Perparkiran dan Pos Retribusi akan menyerahkan kepada Kabid dan Bendahara Bidang Sarana dan Prasarana untuk di setor ke Kas Daerah Kota Padangsidmpuan melalui Bank dan dengan Surat Tanda Setoran. e. Kabid Bidang Sarana dan prasarana akan melaporkan hasil retribusi dengan Surat Tanda Setoran tersebut ke Kepala Dinas 78 3. Sarana Pelaporan Retribusi Daerah Sarana – sarana pelaporan retribusi daerah merupakan formulir – formulir yang digunakan oleh pemerintah daerah untuk melaporkan, menghitung dan menyetor retribusi daerah yang terutang oleh wajib retribusi. Sarana pelaporan retribusi berupa surat ketetapan yang dikeluarkan oleh pemerintah meliputi : Universitas Sumatera Utara a. Surat Setoran Retribusi Daerah SSRD Surat setoran retribusi daerah, yang disingkat SSRD, adalah surat yang digunakan oleh wajib distribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD Surat Ketetapan Retribusi daerah, yang dapat disingkat SKRD, adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang c. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar SKRDLB Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang d. Surat Tagihan Retribusi Daerah STRD Surat Tagihan Retribusi Daerah Yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan denda 79 . B. Pokok Persoalan Retribusi Angkutan Umum Sesuai Dengan Perda Kota Padangsidimpuan Nomor 05 Tahun 2010 Retribusi angkutan umum tentu harus dikelola secara optimal oleh pemerintah daerah sebagai salah satu Bagian dari Sumber Pendapatan Asli Daerah. Hasil dari retribusi tersebut haruslah mempunyai kontrubusi yang besar terhadap Pendapatan Asli Daerah. Untuk mendukung dan mengoptimalkan hasil dari pada retribusi tersebut telah ada Perda Nomor 05 tahun 2010 tentang Universitas Sumatera Utara Retribusi Jasa Usaha untuk mengawal proses pelaksanaan dari retribusi tersebut. Sejak di undangkannya Perda tersebut dan mulai berlaku pada tahun 2011 . Data Target dan Realisasi Retribusi terminal dalam tahun 2011,2012, dan 2013 adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 : Data Target dan Realisasi Retribusi di Terminal Kota Padangsimpuan tahun 2011 - 2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Efektifitas 2011 2012 2013 504.000.000 504.000.000 725.000.000 106.432.000 202.750.000 251.190,000 32,23 40,23 34.64 Sumber Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan Dari tabel di atas terlihat secara nominal jumlah Retribusi Terminal dari tahun 2011 – 2013 terus menaik yaitu dari angka 106.432.000 rupiah pada tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 202.750.000 rupiah pada tahun 2012, dan meningkat lagi menjadi 251.190.000 rupiah. Namun walaupun secara jumlah terus bertambah namun dari segi optimalisai belum mencapai yang diharapkan karena pada tahun 2011 belum mencapai target yang telah di tentukan yang mana realisasinya hanya mencapai 32, 23 . Tahun 2012 juga belum mencapai terget yang telah di tentukan hanya mencapai 40, 23 begitu juga pada tahun 2013 juga belum mencapai target karena hanya mencapai 34, 64 .. Dari Tahun 2011 ke tahun 2012 pencapaian target cukup meningkat sampai 8 sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 kembali menurun 5,59 . Secara Nominal jumlah Retribusi Terminal dari tahun 2011 – 2013 terus menaik yaitu dari angka 106.432.000 Universitas Sumatera Utara rupiah pada tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 202.750.000 rupiah pada tahun 2012, dan meningkat lagi menjadi 251.190.000 rupiah. Ada 6 Jenis Retribusi yang dikelola oleh kantor dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika antara lain Retribusi Parkir, Pengujian Kenderaan bermotor, Pemakaian Kekayaan Jalan, Terminal, Tempat Khusus parkir, dan Izin Trayek. Maka untuk melihat kontrubusi retribusi terminal terhadap keenam jenis retribusi tersebut di tabulisasikan sebagai berikut : Tabel 4.4 : Presentase Kontrubusi Retribusi Terminal terhadap Keseluruhan Rertribusi yang Dikelola oleh Kantor Dinas Perhubungan Komunkasi dan Informatika Kota Padangsisimpuan Tahun Realisasi Retribusi Terminal Rp Realisasi Retribusi Keseluruhan Rp Persentase Kontribusi 2011 2012 2013 106.432.000 202.750.000 251.190,000 702.904.000 825.522.000 920.269.000 15,14 24,56 27,29 Sumber Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informartika Kota Padangsidimpuan Dari segi kontribusi terhadap seluruh retribusi yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, retribusi terminal belum dapat memberikan kontrbusi yang besar karena pada tahun 2011 hanya memberikan kontrubusi sebesar 15,14 dan di tahun 2012 hanya mampu memberikan retribusi sebesar 24,56, dan tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 27.29 dari tiga tahun tersebut dapat dinilai bahwa kontribusi terminal masih sangat sedikit karena Universitas Sumatera Utara tidak melebihi dari 30 walaupun dari tahun 2011 sampai tahun 2013 masih terus meningkat. Dalam wawancara dengan kepala Bidang sarana dan Prasarana Ibu Efrida Zulyanti NST SE pada tanggal 14 Maret 2014 mengatakan ada beberapa faktor yang mengakibatkan tidak terpenuhinya target antara lain: “ sebenarnya nilai nominal retribusi terminal terus meningkat namun target menurun hal itu terjadi karena berkurangnya angkutan umum yang memasuki terminal, selain itu banyaknya pungutan – pungutan liar atau terminal terminal liar yang berada di beberapa titik di kota Padangsidimpuan sehingga supir angkot merasa terbebani atas pungutan retribusi yang sebenarnya, kemudian selain itu supir angkot pun hanya mau membayar retribusi sekali dalam sehari yang seharusnya setiap lewat atau masuk para supir harus membyar , supir beralasan tidak menaikkan sewa di terminal sehingga tidak mau membayar retribusi,alasan itulah terkadang yang membuat para petugas kami memaklumi dan membiarkan supir tidak membayar retribusi. kemudian kondisi di lapangan yang membuat petugas kurang propesional yang sering memotong uang retribusi untuk kebutuhan logistik saat bertugas disamping itu ketidakpastian jumlah subejk retribusi yang masuk ke terminal per harinya menyulitkan kami untuk melakukan pengawasan terhadap kecurangan – kecurangan yang dilakukan petugas di lapangan” 80 Dalam wawancara berikutnya dengan salah satu supir ankutan umum di Kota Padangsidimpuan dengan nomor Lyin 34 trayek Sitataring – Pasar yaitu Bapak Pardameanpada tanggal 15 Maret 2014, mengatakan alasannya kenapa para supir angkutan umum sering tidak memberikan retribusi adalah sebagai berikut ; Universitas Sumatera Utara “bagaimana saya harus membayar retribusi sementara saya tidak mendapatkan sewa di terminal bagi saya terminal itu hanya tempat tujuan atau trayek terakhir sebelum saya berputar kembali mengulangi trayek saya. Berbeda dengan kutipan – kutipan yang berada di tempat - tempat lain. Walaupun katanya itu tempat liar tapi yang jelas saya memperoleh sewa darinya wajar saya memberikan uang tip kepada pemungutnya dan kalau tidak ada sewa yang dinaikkan si pengutip saya tidak bayar sama sekali, lagian zaman sekarang itu penumpang jarang ada yang mau masuk ke teminal karena lama menunggu jadi kebanyakan penumpang sengaja menunggu di luar terminal. Kemudian jumlah masyarakat yang menggunakan angkutan umum pun sekarang berkurang karena banyaknya kenderaan umum, sementara jumlah angkutan umum selalu bertambah bahkan perbandingan jumlah angkutan umum yang beroperasi saat ini lebih besar dari pada jumlah penumpang yang masih menggunakan kenderaan umum oleh karena itu pendapatan kami sangat kecil dan dengan pendapatan yang kecil itu saya harus biayai kebutuhan keluarga, minyak kenderaan saya, setoran saya kepada si pemilik kenderaan, belum lagi biaya – biaya yang apabila terjadi kerusakan pada kenderaan saya jadi janganlah lagi pemerintah membebani kami dengan kutipan – kutipan harusnya kamilah yang meminta kepada pemerintah”. 81 Dari uraian data dan wawancara di atas dapat di temukan Persoalan – Perseolan dalam pengelolaan retribusi antara lain: a. Realisasi retribusi terminal belum mencapai target. Universitas Sumatera Utara b. Kontribusi retribusi terminal terhadap keseluruhan retribusi yang di kelola oleh kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika masih kurang maximal c. Penurunan Tarif retribusi yang di tentukan oleh Perda Nomor 05 tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha sedangkan target tiap tahun terus dinaikkan oleh DPRD kota Padangsidimpuan. d. Banyaknya terminal liar sehingga mengurangi angkutan umum yang memasuki terminal e. Banyaknya jumlah kendaraan pribadi sekarang sehingga mengurangi minat masyarakat menaiki angkutan umum f. Kurangnya kinerja petugas untuk mengevaluasi meninjau kembali pendataan wajib retribusi terminal, dimana sistem pendataan obyek dan subyek retribusi terminal yang digunakan selama ini masih berdasarkan tahun sebelumnya, pada hal potensi cukup besar untuk digali dan ditingkatkan. g. Sanksi yang kurang Tegas Itulah beberapa uraian tentang persoalan – persoalan terhadap retribusi angkutan umum di kota Padangsidimpuan. C. Kendala Pemerintah Daerah Kota Padangsidimpuan Dalam Hal Pengelolaan Retribusi Angkutan umum Dalam wawancara dengan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan pada tanggal 14 Maret 2014 memaparkan beberapa hal yang merupakan kendala – kendala dalam proses pemungutan retribusi angkutan umum di terminal Kota Padangsidimpuan antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Kurangnya sosialiasi tentang peraturan tentang perpajakan dan retribusi kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengerti tentang peraturan perpajakn dan perretribusi b. Kesadaran warga masyarakat dalam membayar retribusi masih rendah, sedangkan retribusi adalah sumber Pendapatan Asli Daerah PAD yang akan menunjang pelaksanaan pembangunan sehingga masih banyak Masyarakat yang membayar Retribusi tidak sesuai dengan tarif yang di tentukan c. Prasarana penunjang operasional para petugas di lapangan kurang memadai d. Adanya petugas yang tidak bertanggung jawab dalam menyerahkan hasil retribusi dan menyetor tidak sesuai dengan yang di dapatkan. e. Kurangnya jumlah petugas dan ketersedian tenaga-tenaga profesional yang mampu menangani perkara retribusi masih minim f. Tidak adanya ketegasan atau sanksi hukum yang tepat bagi masyarakat yang tidak membayar retribusi terminal sebagai kewajibannya sebagai pengguna sarana dan prasarana yang telah ada g. Belum adanya pemahaman dari semua unit kerja terkait dengan tugas pokok, fungsi serta kewenangan satuan kerja yang menangani retribusi terminal. h. Adanya oknum operator dari masing-masing bagian yang belum mempunyai sikap mental jujur serta penuh tanggung jawab dalam melakukan pengelolaan retribusi terminal dan kurangnya pengawasan dilapangan baik terhadap wajib retribusi maupun terhadap petugas pemungut pengelola 81 Universitas Sumatera Utara Permasalahan tersebut hampir ada disetiap tahun ditemui, baik dalam operasional dikantor maupun pelaksanaan di lapangan serta dalam pembuatan keputusan, hal ini juga bisa berkaitan dengan pengambilan kebijakan dalam perencanaan anggaran supaya ke depan dapat diperbaiki dan dapat dioptimalkan. Adapun upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk penanggulangan kendala – kendala yang dihadapi dalam pemungutan retribusi antara lain sebagai berikut : a. Usaha Pokok Yang dimaksud dengan usaha pokok adalah usaha yang harus dilakukan dalam rangka pemungutan dan peningkatan Retribusi terminal yang antara lain adalah : 1 Adanya dasar hukum yang jelas dan tegas Untuk dapat berjalannya suatu pungutan, hendaklah didukung oleh peraturan yang memuat secara tegas dan rinci tentang objek pemungutan, subjek pungutan, tata cara pelaksanaan, tarif dan sanksinya agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan. Jika dalam peraturan yang belum diatur secara tegas dan rinci hal tersebut diatas dapat disempurnakan dengan melahirkan Petunjuk Pelaksanaan Juklak atau Petunjuk Teknis Juknis untuk pelaksanaan peraturan tersebut. 2 Mendata Objek dan subjek dengan baik Sebelum dilakukan pemungutan terhadap Retribusi terminal hendaknya potensi objek retribusi telah terdata dengan baik. Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur apakah objek dan subjek retribusi tersebut sudah memenuhi aspek ekonomis dan aspek teknis. Universitas Sumatera Utara 3 Meningkatkan keterampilannya, profesionalisme dedikasi dan tanggung jawab Petugas di lapangan Dalam hal ini ketegasan dan perbinaan dari atasan terhadap bawahan sebagai petugas pemungut sangat diperlukan, agar bawahan tidak merasa terbebani melainkan merasa diberi kepercayaan untuk menjalankan tugasnya, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab dan kebanggaan dalam melaksanakan tugasnya serta mengajarkan kepada petugas untuk tegas terhadap subjek retribusi yang melanggar. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat pelatihan – pelatihan terhadap petugas dalam proses dan tata cara pemungutan retribusi. 4 Pengawasan dan Kontrol yang Continious dari pejabat yang berwenang Walaupun tugas sudah dibagikan kepada para bawahan, bukan berarti tanggung jawab telah berpindah kepada bawahan. Oleh sebab itu untuk mengetahui apakah suatu tugas sudah berjalan sebagaimana mestinya, diperlukan kontrol yang kuntinue dari pejabat yang berwenang. Disamping itu bawahan yang diberi tugas akan merasakan bahwa tugas yang dilakukannya diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas organisasi hal ini dapat berupa pengawasan langsung ke lapangan dan terus melakukan evaluasi - evaluasi. 5 Meningkatkan Manajamen yang baik terhadap pemungutan retribusi Memperbaiki manajemen ini sangat penting untuk mengurangi penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh petugas baik dari segi administrasi atau pembukuan retribusi, planing, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. 6 Adanya peningkatan koordinasi Universitas Sumatera Utara Dalam rangka meningkatkan penerimaan Retribusi terminal, kordinasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan, Mendorong lebih aktif peranan instansi penunjang dan instansi pendukung untuk secara bersama-sama ikut memikirkan dan secara terkoordinasi mengupayakan peningkatan pendapatan daerah sehingga diharapkan semua pihak dapat mendukung kebijaksanaan tentang upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Dalam hal ini misalnya dengan instansi terkait dan aparat yang mungkin dapat mendukung pelaksanaan tugas yang dilaksanakan. 7 Menertibkan Terminal Liar Tempat – tempat yang di anggap telah menjadi terminal liar untuk ditertibkan dan dilarang berhenti dan di beri sanksi yang tegas kepada para supir angkutan umum yang melanggar agar para penumpang menaik pada tempatnya dan tentu penumpang akan ramai dan berkumpul di dalam terminal b. Usaha Pendukung Untuk kelancaran pemasukan pendapatan daerah diperlukan usaha pendukung yang antara lain sebagai berikut : 1 Menambah kemampuan komunikasi petugas terhadap subjek retribusi Dalam pelaksanaan pemungutan Retribusi terminal terlebih dahulu harus diketahui subjek atau orang yang akan membayar pungutan tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan orang mau membayar kewajibannya, diantaranya dikarenakan oleh rasa takut, rasa segan atau malu terkena sanksi ataupun hal-hal yang akan merusak citranya sendiri. Sebagai petugas pemungut Universitas Sumatera Utara harus jeli mengkategorikan hal-hal yang akan menyebabkan orang akan membayar kewajibannya tersebut. 2 Mencari dan menggali potensi – potensi lain yang belum digunakan Dalam mencari potensi – potensi lain juga sangat penting untuk dapat menaikkan pendapatan retribusi terminal yang selama ini belum pernah digali untuk meningkatkan pendapatan dari retribusi terminal hal ini diperoleh dengan hasil – hasil evaluasi yang telah dilakukan secara terus menerus Sosialisasi atau memasyarakatkan peraturan Upaya pendukung lainnya yaitu dengan cara memasyarakatkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur tentang Retribusi terminal, guna meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar kewajibannya 3 Meningkatkan sarana dan prasarana kerja Peningkatan sarana dan Prasarana ini berfungi agar petugas lebih nyaman dan lebih bertanggungjawab terhadap tugasnya Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan