BAB IV PENERAPAN PERDA NO 05 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI JASA
USAHA TERHADAP ANGKUTAN UMUM KOTA PADANGSIDMPUAN
A.  Pengelolaan  Retribusi  Angkutan  Umum  Sebagai  Sumber  PAD  di  Kota Padangsidimpuan
Salah  satu  unsur  yang  sangat  esensial  didalam  kebijakan  otonomi  daerah adalah pengelolaan keungan yang mandiri yang akan digunakan untuk membiayai
penyelengaraan  pemerintah  dan  membangun  daerah  tersebut  baik  dari  segi perkonomian,  pendidikan,  infrastruktur  yang  diharapkan  mampu  memakmurkan
kehidupan bermasyarakat Di  kota  Padangsidimpuan  salah  satu  sumber  PAD  yang  terbesar  adalah
melalui  Pajak  dan  Retribusi  Daerah  oleh  karena  itu  pengelolaan  Pajak  dan Retribusi haruslah dikelola secara optimal. Lahirnya Perda Nomor 05 Tahun 2010
tentang  Retribusi  Jasa  usaha  adalah  salah  satu  bentuk  keseriusan  pemerintah dalam hal penangan pajak dan retribusi daerah.
1. Retribusi Angkutan Umum
Angkutan  Umum  adalah  salah  satu  sarana  transportasi  yang  populer dipergunakan  oleh  masyarakat  kota  Padangsimpuan.  Oleh  karena    letak  Kota
Padangsidimpuan  juga  sangat  strategis  yang    di  kelilingi  beberapa  kabupaten kota  di  bagian  Tabagsel  seperti  Tapanuli  Selatan,  Sibolga,  dan  Madina  sehingga
arus Lalulintas angkutan umum di kota Padangsidimpuan sangat ramai. Kedua hal ini dapat dijadikan alasan agar pengelolaan retribusi angkutan umum harus
Universitas Sumatera Utara
dikelola secara baik dan optimal agar mampu memberikan kontribusi  yang besar terhadap PAD kota Padangsidimpuan.
Data  Rata –  rata  jumlah  angkutan  umum  per  hari  yang  masuk  dalam
terminal  yang  dihimpun  dari    Dinas  Perhubungan  Komunikasi  dan  Informatika Kota Padangsidimpuan adalah
Tabel  4.1  :  Jumlah  Rata –  Rata  Angkutan  Umum  Masuk  Terminal  Kota
Padangsidimpuan NO
Jenis Angkutan Umum Jumlah Rata
– Rata  Hari 1
Bus AKAP Eksekutif 8 Unit
2 Bus AKAP Ekonomi
15 Unit 3
Bus AKDP 35 Unit
4 Bus Dalam Kota
45 Unit 5
Bus Menginap 5 Unit
6 Non Bus Antar Kota
235 Unit 7
Non Bus Dalam Kota 75 Unit
8 Mopen
360 Unit Sumber.  Kantor  Dinas  Perhubungan  Komunikasi  dan  Informatika  Kota
Padangsidimpuan
Data  di  atas  merupakan  suatu  data  tentang  jumlah  rata  -  rata  angkutan umum yang masuk di ketiga terminal di kota Padangsidimpuan selama satu hari.
Dari data tersebut dapat di kalkulasikan jumlah  dana yang dipungut dari retribusi yang diperoleh dari terminal dalam satu hari terhadap tarif yang di tentukan dalam
Perda  Nomor  05  Tahun  2010  tentang  Retribusi  Jasa  Usaha.  Untuk  memperoleh jumlah dana yang diperoleh dapat kita hitung dengan mengkalikan jumlah masing
–  masing  jenis  angkutan  umum  yang  lewat  per  hari  dengan  tarif  yang  telah ditentukan dalam Perda sesuai jenis
– jenis dari angkutan umum tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk  Tabulasi  jumlah  dana  yang  diperoleh  dari  retribusi  terminal  dalam  satu hari adalah sebagai berikut :
Tabel  4.2  Tabulasi  Jumlah  Pemasukan  Dana  Retribusi    Angkutan  Umum  Yang Diperoleh dari Terminal di Kota Padangsidimpuan Per Hari
NO  Jenis Angkutan Umum Jumlah
Angkutan Umum
Tarif lewat
Jumlah RP
1 2
3 4
5 6
7 8
Bus AKAP Eksekutif Bus AKAP Ekonomi
Bus AKDP Bus Dalam Kota
Bus Menginap Non Bus Antar Kota
Non Bus Dalam Kota Mopen    Angkutan
Kota 18
35 65
45 25
335 180
400 2.000
1.500 1.500
1.000 2.000
1.000 1.000
1.000 36.000
52.500 97.500
45.000 25.000
335.000 180.000
400.000
JUMLAH  TOTAL 1.171.000
Sumber.  Kantor  Dinas  Perhubungan  Komunikasi  dan  Informatika  Kota Padangsidimpuan
Dari  Tabel  diatas  maka  dapat  dilihat  Total  Keseluruhan  retribusi  yang  diperoleh dalam  satu  hari  adalah  Rp.  1.171.000,-    sehingga  perolehan  dalam  satu  tahun
dapat dikalikan dengan 365 yang dirumuskan sebagai berikut: TDRAUT = TDRAUH X JHpT
TDRAUT := Rp.1.171.000 X 365 = Rp. 427.415.000,- Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
TDRAUT : Total Dana Retribusi Angkutan Umum per Tahun TDRAUH: Total Dana Retribusi Angkutan Umum Per Hari
JHpT       : Jumlah Hari per Tahun Sehingga dari rumusan di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah dana yang
diperoleh  dari  Retribusi  Angkutan  Umum  di  Kota  Padangsidimpuan  dalam  satu tahun harus mencapai Rp. 427.515.000.
2. Teknis Pemungutan Retribusi
Untuk  menegelola  retribusi  Angkutan  umum  hingga  masuk  kedalam  kas pemerintah  sebagi  PAD  di  kota  Padangsidimpuan  di  dalam  Perda  Nomor  05
Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha  di atur ketentuan sebagai berikut : 1
Retribusi  dipungut  dengan  menggunakan  SKRD  atau  dokumen  lain  yang dipersamakan.
2 Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
berupa karcis, kupon, dan kartu langganan. 3
Hasil pungutan Retribusi Daerah disetor ke Kas Umum Daerah. 4
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang  membayar,  dikenakan  sanksi  administratif  berupa  bunga  sebesar  2
dua  perseratus  setiap  bulan  dari  Retribusi  yang  terutang  yang  tidak  atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
5 Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 3 didahului
dengan Surat Teguran. 6
Tata  cara  pelaksanaan  pemungutan  Retribusi  ditetapkan  dengan  Peraturan Kepala Daerah.
73
Universitas Sumatera Utara
Kemudian  dalam  PERDA  Nomor  05  tahun  2010  tentang  Retribusi  Jasa  Usaha mennguraikan tentang tata cara Penagihan yaitu :
1 Pengeluaran  Surat  Teguran,  peringatansurat  lain  yang  sejenis  sebagai  awal
tindakan  pelaksanaan  penagihan  Retribusi  dikeluarkan  segera  setelah  7 tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran.
2 Dalam  jangka  waktu  7  tujuh  hari  setelah  tanggal  surat
teguranperingatansurat  lain  yang  sejenis,  Wajib  Retribusi  harus  melunasi Retribusinya yang terutang.
3 Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dikeluarkan oleh Pejabat
yang dihunjuk 4
Penagihan Retribusi tidak dapat diborongkan.
74
Dari  ketentuan  di  atas  dapat  disimpulkan  cara  pemungutan  Retribusi  dapat dilaksanakan sebagai beikut :
1 Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan
2 Retribusi  dipungut  dengan  menggunakan  surat  ketetapan  retribusi  Daerah
SKRD  atau dokumen yang dipersmakan 3
Apabila  Retribusi  tidak  dibayar  tepat  pada  waktunya,  tidak  atau  kurang membayar  maka  akan  dikenakan  denda  2    sebulan  dan  akan  diterbitkan
Surat Tagihan Retribusi Daerah
75
Tidak hanya tata cara pemungutan  namun dalamhal keberatan juga diatur dalam PERDA  Nomor  05  tahun  2010  tentang  Retribusi  Jasa  Usaha  yakni  sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala
Daerah  atau  pejabat  yang  ditunjuk  atas  SKRD  atau  dokumen  lain  yang dipersamakan.  Keberatan  diajukan  secara  tertulis  dalam  bahasa  Indonesia
dengan disertai alasan-alasan yang jelas. b.
Keberatan  harus  diajukan  dalam  jangka  waktu  paling  lama  3  tiga  bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena  keadaan di luar kekuasaannya.
c. Keadaan  diluar  kekuasaannya  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  3  adalah
suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi. d.
Pengajuan  keberatan  tidak  menunda  kewajiban  membayar  retribusi  dan pelaksanaan penagihan retribusi.
76
Dari  ketentuan  Pasal  di  atas  terlihat  bahwa  subjek  pajak  dapat  mengajukan kebertan dengan syarat :
a. Keberatan diajukan secara tertulis
b. Ditujukan Kepada Kepala Pemerintahan daerah
c. Disertai dengan alasan yang kuat dengan buktinya
d. Keberatan  diajukan  dalam  jangka  waktu  2  bulan  sejak  tanggal  terbitnya
SKRD, kecuali dalam hal diluar pengawasan wajib retribusi e.
Keberatan tidak menunda membayar retribusi Kepala daerah dalam jangka waktu 6 bulan sejak surat keberatan diterima
harus  menanggapi  dan  memberikan  keputusan,  apabila  dalam  jangka  waktu tersebut  kepala daerah tidak menanggapi  maka keberatan dianggap dikabulkan.
77
Universitas Sumatera Utara
Adapun  Proses  dan  tata  cara  pemungutan  retribusi  yang  dilakukan  oleh  Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika pada wawancara dengan Kepala
Bidang  Sarana  dan  Prasarana  yaitu  ibu  Efrida  Zulyanti  Nst,  SE  pada  tanggal  14 Maret 2014 adalah sebagai berikut :
a. Petugas yang merupakan pegawai kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika  memungut  retribusi  angkutan  umum  di  tempat  pemungutan retribusi  TPR  yang berada di terminal kepada supir angkutan umum dengan
menggunakan  karcis  atau  yang  dipersamakan  dengan    Surat  Ketetapan Retribusi Daerah  SKRD
b. Petugas  menyetor  dan  melaporkan  jumlah  hasil  pungutan  retribusi  kepada
Komandan Regu atau petugas yang mengkoordinasi di lapangan. c.
Komandan  Regu  menyetor  dan  melaporkan  jumlah  retribusi  kepada  Kasi Terminal perparkiran dan Pos Retribusi
d. Kasi Terminal Perparkiran dan Pos Retribusi akan menyerahkan kepada Kabid
dan  Bendahara  Bidang  Sarana  dan  Prasarana  untuk  di  setor  ke  Kas  Daerah Kota Padangsidmpuan melalui Bank dan dengan Surat Tanda Setoran.
e. Kabid  Bidang  Sarana  dan  prasarana  akan  melaporkan  hasil  retribusi  dengan
Surat Tanda Setoran tersebut ke Kepala Dinas
78
3. Sarana Pelaporan Retribusi Daerah
Sarana – sarana pelaporan retribusi daerah merupakan formulir – formulir
yang  digunakan  oleh  pemerintah  daerah  untuk  melaporkan,  menghitung  dan menyetor  retribusi  daerah  yang  terutang  oleh  wajib  retribusi.  Sarana  pelaporan
retribusi berupa surat ketetapan yang dikeluarkan oleh pemerintah meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Surat Setoran Retribusi Daerah  SSRD
Surat  setoran  retribusi  daerah,  yang  disingkat  SSRD,  adalah  surat  yang digunakan oleh wajib distribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran
retribusi  yang  terutang  ke  Kas  Daerah  atau  ketempat  pembayaran  lain  yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah  SKRD
Surat  Ketetapan  Retribusi  daerah,  yang  dapat  disingkat  SKRD,  adalah  surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang
c. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar  SKRDLB
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat SKRDLB adalah  surat  keputusan  yang  menentukan  jumlah  kelebihan  pembayaran
retribusi  karena  jumlah  kredit  retribusi  lebih  besar  dari  pada  retribusi  yang terutang atau tidak seharusnya terutang
d. Surat Tagihan Retribusi Daerah  STRD
Surat  Tagihan  Retribusi  Daerah  Yang  dapat  disingkat  STRD  adalah  surat untuk  melakukan  tagihan  retribusi  dan      atau  sanksi  administrasi  berupa
bunga dan denda
79
.
B.  Pokok  Persoalan  Retribusi  Angkutan  Umum  Sesuai  Dengan  Perda  Kota Padangsidimpuan Nomor 05 Tahun 2010
Retribusi  angkutan  umum  tentu  harus  dikelola  secara  optimal  oleh pemerintah  daerah  sebagai  salah  satu  Bagian  dari  Sumber  Pendapatan  Asli
Daerah.  Hasil  dari  retribusi  tersebut  haruslah  mempunyai  kontrubusi  yang  besar terhadap Pendapatan Asli Daerah.  Untuk mendukung dan mengoptimalkan hasil
dari  pada  retribusi  tersebut  telah  ada  Perda  Nomor  05  tahun  2010  tentang
Universitas Sumatera Utara
Retribusi Jasa  Usaha  untuk  mengawal  proses  pelaksanaan  dari  retribusi  tersebut. Sejak di undangkannya Perda tersebut dan mulai berlaku  pada tahun 2011 . Data
Target dan Realisasi  Retribusi terminal dalam tahun 2011,2012, dan 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel  4.3  :  Data  Target  dan  Realisasi  Retribusi  di  Terminal  Kota Padangsimpuan tahun 2011 - 2012
Tahun Target  Rp
Realisasi  Rp Efektifitas
2011 2012
2013 504.000.000
504.000.000 725.000.000
106.432.000 202.750.000
251.190,000 32,23
40,23 34.64
Sumber  Kantor  Dinas  Perhubungan  Komunikasi  dan  Informatika  Kota Padangsidimpuan
Dari  tabel  di  atas  terlihat  secara  nominal  jumlah  Retribusi  Terminal  dari tahun 2011
– 2013 terus menaik yaitu dari angka 106.432.000 rupiah pada tahun 2011,  kemudian  meningkat  menjadi  202.750.000  rupiah  pada  tahun  2012,  dan
meningkat lagi menjadi 251.190.000 rupiah. Namun walaupun secara jumlah terus bertambah  namun  dari  segi  optimalisai  belum  mencapai  yang  diharapkan  karena
pada  tahun  2011  belum  mencapai  target  yang  telah  di  tentukan  yang  mana realisasinya  hanya  mencapai  32,  23  .  Tahun  2012  juga  belum  mencapai  terget
yang telah di tentukan hanya mencapai 40, 23  begitu juga pada tahun 2013 juga belum  mencapai  target  karena  hanya  mencapai  34,  64  ..  Dari  Tahun  2011  ke
tahun 2012 pencapaian target cukup meningkat sampai 8  sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 kembali menurun 5,59 .  Secara Nominal jumlah Retribusi
Terminal  dari  tahun  2011 –  2013  terus  menaik  yaitu  dari  angka  106.432.000
Universitas Sumatera Utara
rupiah  pada  tahun  2011,  kemudian  meningkat  menjadi  202.750.000  rupiah  pada tahun 2012, dan meningkat lagi menjadi 251.190.000 rupiah.
Ada  6  Jenis  Retribusi  yang  dikelola  oleh  kantor  dinas  Perhubungan  Komunikasi dan  Informatika  antara  lain  Retribusi  Parkir,  Pengujian  Kenderaan  bermotor,
Pemakaian  Kekayaan  Jalan,  Terminal,  Tempat  Khusus  parkir,  dan  Izin  Trayek. Maka untuk melihat kontrubusi retribusi terminal terhadap keenam jenis retribusi
tersebut di tabulisasikan sebagai berikut : Tabel  4.4  :  Presentase  Kontrubusi  Retribusi  Terminal  terhadap  Keseluruhan
Rertribusi  yang  Dikelola  oleh  Kantor  Dinas  Perhubungan  Komunkasi  dan Informatika Kota Padangsisimpuan
Tahun Realisasi
Retribusi Terminal  Rp
Realisasi Retribusi
Keseluruhan  Rp Persentase
Kontribusi 2011
2012 2013
106.432.000 202.750.000
251.190,000 702.904.000
825.522.000 920.269.000
15,14 24,56
27,29 Sumber  Kantor  Dinas  Perhubungan  Komunikasi  dan  Informartika  Kota
Padangsidimpuan
Dari  segi  kontribusi  terhadap  seluruh  retribusi  yang  dikelola  oleh  Dinas Perhubungan  Komunikasi  dan  Informatika,  retribusi  terminal  belum  dapat
memberikan  kontrbusi  yang  besar  karena  pada  tahun  2011  hanya  memberikan kontrubusi  sebesar  15,14  dan  di  tahun  2012  hanya  mampu  memberikan  retribusi
sebesar  24,56,  dan  tahun  2013  memberikan  kontribusi  sebesar  27.29    dari  tiga tahun tersebut dapat dinilai bahwa kontribusi terminal masih sangat sedikit karena
Universitas Sumatera Utara
tidak  melebihi  dari  30      walaupun  dari  tahun  2011  sampai  tahun  2013  masih terus meningkat.
Dalam  wawancara  dengan    kepala  Bidang  sarana  dan  Prasarana    Ibu Efrida Zulyanti NST SE  pada tanggal 14 Maret 2014 mengatakan ada beberapa
faktor  yang  mengakibatkan  tidak  terpenuhinya  target  antara  lain:  “  sebenarnya nilai  nominal  retribusi  terminal  terus  meningkat  namun  target  menurun  hal  itu
terjadi  karena  berkurangnya  angkutan  umum  yang  memasuki  terminal,  selain  itu banyaknya  pungutan
–  pungutan  liar  atau  terminal  terminal  liar  yang  berada  di beberapa  titik  di  kota  Padangsidimpuan  sehingga  supir  angkot  merasa  terbebani
atas  pungutan  retribusi  yang  sebenarnya,  kemudian  selain  itu  supir  angkot  pun hanya mau membayar  retribusi sekali dalam sehari  yang seharusnya setiap lewat
atau masuk para supir harus membyar , supir beralasan tidak menaikkan sewa di terminal  sehingga  tidak  mau  membayar  retribusi,alasan  itulah  terkadang  yang
membuat  para  petugas  kami  memaklumi  dan  membiarkan  supir  tidak  membayar retribusi.  kemudian  kondisi  di  lapangan  yang  membuat  petugas  kurang
propesional  yang  sering  memotong  uang  retribusi  untuk  kebutuhan  logistik  saat bertugas  disamping  itu  ketidakpastian  jumlah  subejk  retribusi  yang  masuk  ke
terminal  per  harinya  menyulitkan  kami  untuk  melakukan  pengawasan  terhadap kecurangan
– kecurangan yang dilakukan petugas di lapangan”
80
Dalam  wawancara  berikutnya  dengan  salah  satu  supir  ankutan  umum  di  Kota Padangsidimpuan  dengan  nomor  Lyin  34  trayek  Sitataring
–  Pasar  yaitu  Bapak Pardameanpada tanggal 15 Maret 2014,  mengatakan alasannya kenapa para supir
angkutan  umum    sering  tidak  memberikan  retribusi  adalah  sebagai  berikut  ;
Universitas Sumatera Utara
“bagaimana  saya  harus  membayar  retribusi  sementara  saya  tidak  mendapatkan sewa  di  terminal  bagi  saya  terminal  itu  hanya  tempat  tujuan  atau  trayek  terakhir
sebelum saya berputar kembali mengulangi trayek saya. Berbeda dengan kutipan – kutipan yang berada di tempat - tempat lain. Walaupun katanya itu tempat liar
tapi  yang  jelas  saya  memperoleh  sewa  darinya  wajar  saya  memberikan  uang  tip kepada  pemungutnya  dan  kalau  tidak  ada  sewa  yang  dinaikkan  si  pengutip  saya
tidak bayar sama sekali,  lagian zaman sekarang  itu penumpang jarang ada  yang mau  masuk  ke  teminal  karena  lama  menunggu  jadi  kebanyakan  penumpang
sengaja  menunggu  di  luar  terminal.  Kemudian  jumlah  masyarakat  yang menggunakan  angkutan  umum  pun  sekarang  berkurang  karena  banyaknya
kenderaan  umum,  sementara  jumlah  angkutan  umum  selalu  bertambah  bahkan perbandingan  jumlah  angkutan  umum  yang  beroperasi  saat  ini  lebih  besar  dari
pada jumlah penumpang yang masih menggunakan kenderaan umum oleh karena itu    pendapatan  kami  sangat  kecil    dan  dengan  pendapatan  yang  kecil  itu  saya
harus biayai kebutuhan keluarga, minyak kenderaan saya, setoran saya kepada si pemilik kenderaan, belum lagi biaya
– biaya yang apabila terjadi kerusakan pada kenderaan saya jadi  janganlah lagi pemerintah membebani kami dengan kutipan
– kutipan harusnya kamilah yang meminta kepada pemerintah”.
81
Dari  uraian  data  dan  wawancara  di  atas  dapat  di  temukan  Persoalan – Perseolan
dalam pengelolaan retribusi antara lain: a.
Realisasi retribusi terminal belum mencapai target.
Universitas Sumatera Utara
b. Kontribusi  retribusi  terminal  terhadap  keseluruhan  retribusi  yang  di  kelola
oleh  kantor  Dinas  Perhubungan  Komunikasi  dan  Informatika  masih  kurang maximal
c. Penurunan Tarif retribusi yang di tentukan oleh Perda Nomor 05 tahun 2010
tentang Retribusi Jasa Usaha sedangkan target tiap tahun terus dinaikkan oleh DPRD kota Padangsidimpuan.
d. Banyaknya  terminal  liar  sehingga  mengurangi  angkutan  umum  yang
memasuki terminal e.
Banyaknya  jumlah  kendaraan  pribadi  sekarang  sehingga  mengurangi  minat masyarakat menaiki angkutan umum
f. Kurangnya kinerja petugas untuk mengevaluasi  meninjau kembali pendataan
wajib retribusi terminal, dimana sistem pendataan obyek dan  subyek retribusi terminal  yang  digunakan  selama  ini  masih  berdasarkan  tahun  sebelumnya,
pada hal potensi cukup besar untuk digali dan ditingkatkan. g.
Sanksi yang kurang Tegas Itulah beberapa uraian tentang persoalan
– persoalan terhadap retribusi angkutan umum di kota Padangsidimpuan.
C.  Kendala  Pemerintah  Daerah  Kota  Padangsidimpuan  Dalam  Hal Pengelolaan Retribusi Angkutan umum
Dalam  wawancara  dengan  Kepala  Bidang  Sarana  dan  Prasarana  Dinas Perhubungan  Komunikasi  dan  Informatika  Kota  Padangsidimpuan  pada  tanggal
14  Maret  2014  memaparkan    beberapa  hal  yang  merupakan  kendala –  kendala
dalam  proses  pemungutan  retribusi  angkutan  umum  di  terminal  Kota Padangsidimpuan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Kurangnya  sosialiasi  tentang  peraturan  tentang  perpajakan  dan  retribusi
kepada  masyarakat,  sehingga  masyarakat  tidak  mengerti  tentang  peraturan perpajakn dan  perretribusi
b. Kesadaran  warga  masyarakat  dalam  membayar  retribusi  masih  rendah,
sedangkan retribusi adalah sumber Pendapatan Asli Daerah PAD yang akan menunjang  pelaksanaan  pembangunan  sehingga  masih  banyak  Masyarakat
yang membayar Retribusi tidak sesuai dengan tarif yang di tentukan c.
Prasarana penunjang operasional para petugas di lapangan kurang memadai d.
Adanya  petugas  yang  tidak  bertanggung  jawab  dalam  menyerahkan  hasil retribusi dan menyetor tidak sesuai dengan yang di dapatkan.
e. Kurangnya  jumlah  petugas  dan  ketersedian  tenaga-tenaga  profesional  yang
mampu menangani perkara retribusi masih minim f.
Tidak  adanya  ketegasan  atau  sanksi  hukum  yang  tepat  bagi  masyarakat yang  tidak  membayar  retribusi  terminal  sebagai  kewajibannya  sebagai
pengguna sarana dan prasarana yang telah ada g.
Belum  adanya  pemahaman  dari  semua  unit  kerja  terkait  dengan  tugas pokok,  fungsi  serta  kewenangan  satuan  kerja  yang  menangani  retribusi
terminal. h.
Adanya  oknum  operator  dari  masing-masing  bagian  yang  belum mempunyai sikap mental jujur serta penuh tanggung jawab dalam melakukan
pengelolaan  retribusi  terminal  dan  kurangnya  pengawasan  dilapangan  baik terhadap wajib retribusi maupun terhadap petugas pemungut  pengelola
81
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan  tersebut  hampir  ada  disetiap  tahun  ditemui,  baik  dalam operasional  dikantor  maupun  pelaksanaan  di  lapangan  serta  dalam  pembuatan
keputusan,  hal  ini  juga  bisa  berkaitan  dengan  pengambilan  kebijakan  dalam perencanaan anggaran supaya ke depan dapat diperbaiki dan dapat dioptimalkan.
Adapun  upaya –  upaya  yang  dapat  dilakukan  untuk  penanggulangan  kendala  –
kendala yang dihadapi dalam pemungutan retribusi antara lain sebagai berikut : a.
Usaha Pokok Yang  dimaksud  dengan  usaha  pokok  adalah  usaha  yang  harus  dilakukan  dalam
rangka pemungutan dan peningkatan Retribusi terminal yang antara lain adalah : 1
Adanya dasar hukum yang jelas dan tegas Untuk  dapat  berjalannya  suatu  pungutan,  hendaklah  didukung  oleh
peraturan  yang  memuat  secara  tegas  dan  rinci  tentang  objek  pemungutan, subjek  pungutan,  tata  cara  pelaksanaan,  tarif  dan  sanksinya  agar  dalam
pelaksanaannya  tidak  mengalami  hambatan.  Jika  dalam  peraturan  yang belum  diatur  secara  tegas  dan  rinci  hal  tersebut  diatas  dapat  disempurnakan
dengan  melahirkan  Petunjuk  Pelaksanaan  Juklak  atau  Petunjuk  Teknis  Juknis untuk pelaksanaan peraturan tersebut.
2 Mendata Objek dan subjek dengan baik
Sebelum  dilakukan  pemungutan  terhadap  Retribusi  terminal   hendaknya potensi  objek  retribusi  telah  terdata  dengan  baik.  Hal  ini  dapat  digunakan
sebagai  alat  untuk  mengukur  apakah  objek  dan  subjek  retribusi  tersebut  sudah memenuhi aspek ekonomis dan aspek teknis.
Universitas Sumatera Utara
3 Meningkatkan keterampilannya, profesionalisme dedikasi dan tanggung jawab
Petugas di lapangan Dalam  hal  ini  ketegasan  dan  perbinaan  dari  atasan  terhadap
bawahan  sebagai  petugas  pemungut  sangat  diperlukan,  agar  bawahan  tidak merasa  terbebani  melainkan  merasa  diberi  kepercayaan  untuk  menjalankan
tugasnya, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab dan kebanggaan dalam melaksanakan  tugasnya  serta  mengajarkan  kepada  petugas  untuk  tegas  terhadap
subjek retribusi yang melanggar. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat pelatihan – pelatihan terhadap petugas dalam proses dan tata cara pemungutan retribusi.
4 Pengawasan dan Kontrol yang Continious dari pejabat yang berwenang
Walaupun  tugas  sudah  dibagikan  kepada  para  bawahan,  bukan  berarti tanggung  jawab  telah  berpindah  kepada  bawahan.  Oleh  sebab  itu  untuk
mengetahui apakah suatu tugas sudah berjalan sebagaimana mestinya,  diperlukan kontrol  yang  kuntinue  dari  pejabat  yang  berwenang.  Disamping  itu  bawahan
yang diberi tugas akan merasakan bahwa tugas yang dilakukannya diperlukan untuk  mendukung  kelancaran  pelaksanaan  tugas  organisasi  hal  ini  dapat  berupa
pengawasan langsung ke lapangan dan terus melakukan evaluasi - evaluasi. 5
Meningkatkan Manajamen yang baik terhadap pemungutan retribusi Memperbaiki  manajemen  ini  sangat  penting  untuk  mengurangi
penyimpangan –  penyimpangan  yang  dilakukan  oleh  petugas  baik  dari  segi
administrasi  atau  pembukuan  retribusi,  planing,  pelaksanaan,  pengawasan  dan evaluasi.
6 Adanya peningkatan koordinasi
Universitas Sumatera Utara
Dalam  rangka  meningkatkan  penerimaan  Retribusi  terminal,  kordinasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan, Mendorong lebih aktif peranan instansi
penunjang  dan  instansi  pendukung  untuk  secara  bersama-sama  ikut  memikirkan dan secara terkoordinasi mengupayakan peningkatan pendapatan daerah sehingga
diharapkan  semua  pihak  dapat  mendukung  kebijaksanaan  tentang  upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Dalam hal ini misalnya dengan instansi
terkait  dan  aparat  yang  mungkin  dapat  mendukung  pelaksanaan  tugas  yang dilaksanakan.
7 Menertibkan Terminal Liar
Tempat –  tempat  yang  di  anggap  telah  menjadi  terminal  liar  untuk
ditertibkan dan dilarang berhenti dan di beri sanksi  yang tegas kepada para supir angkutan  umum  yang  melanggar  agar  para  penumpang  menaik  pada  tempatnya
dan tentu penumpang akan ramai dan berkumpul di dalam terminal b.
Usaha Pendukung Untuk kelancaran pemasukan pendapatan daerah diperlukan usaha  pendukung
yang antara lain sebagai berikut : 1
Menambah kemampuan komunikasi petugas terhadap subjek retribusi Dalam  pelaksanaan  pemungutan  Retribusi  terminal  terlebih  dahulu  harus
diketahui  subjek  atau  orang  yang  akan  membayar  pungutan  tersebut.  Ada beberapa  hal  yang  menyebabkan  orang  mau  membayar  kewajibannya,
diantaranya  dikarenakan  oleh  rasa  takut,  rasa  segan  atau  malu  terkena  sanksi ataupun  hal-hal  yang  akan  merusak  citranya  sendiri.  Sebagai  petugas  pemungut
Universitas Sumatera Utara
harus  jeli  mengkategorikan  hal-hal  yang  akan  menyebabkan  orang  akan membayar kewajibannya tersebut.
2 Mencari dan menggali potensi – potensi lain yang belum digunakan
Dalam  mencari  potensi –  potensi  lain  juga  sangat  penting  untuk  dapat
menaikkan  pendapatan  retribusi  terminal  yang  selama  ini  belum  pernah  digali untuk  meningkatkan  pendapatan  dari  retribusi  terminal  hal  ini  diperoleh  dengan
hasil – hasil evaluasi yang telah dilakukan secara terus menerus Sosialisasi atau
memasyarakatkan peraturan Upaya  pendukung  lainnya  yaitu  dengan  cara  memasyarakatkan
peraturan  dan  perundang-undangan  yang  berlaku  yang  mengatur  tentang Retribusi  terminal,  guna  meningkatkan  kesadaran  wajib  pajak  untuk  membayar
kewajibannya 3
Meningkatkan sarana dan prasarana kerja
Peningkatan sarana dan Prasarana ini berfungi agar petugas lebih nyaman dan lebih bertanggungjawab terhadap tugasnya
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan