Pengertian Umum Persyaratan Karya Tulis Ilmiah KTI

Pedoman Penyusunan KTI 2 c. Jika dalam periode tahun akademik tersebut mahasiswa belum menyelesaikan penelitian KTI, maka harus mengikuti proses KTI dari awal. Prosedur Karya Tulis Ilmiah KTI sebagai berikut: 1. Mahasiswa telah mendapatkan pembimbing. 2. Mahasiswa membuat Usulan Karya Tulis Ilmiah KTI dan diseminarkan pada Seminar Proposal KTI. 3. Usulan yang telah disetujui pembimbing boleh dilanjutkan ke penelitian waktu pelaksanaan penelitian tidak lebih dari 1 semester. 4. Penelitian dan pengumpulan data yang telah selesai diteruskan dengan penulisanpembuatan Karya Tulis Ilmiah KTI. 5. Pembuatan KTI diakhiri dengan ujian dihadapan sidang penguji. Batas waktu KTI Pembuatan KTI harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kalender akademik yang berlaku. Ketentuan lain Laporan KTI yang sudah jadi dibuat rangkap dua dengan hard cover warna sesuai dengan ketentuan biru kehijauan, contoh warna dapat dilihat di lampiran. Laporan KTI juga dibuat dalam bentuk softcopy berupa dua buah CD yang diserahkan kepada institusi.

C. Pemilihan Problem Penelitian

Mahasiswa sendiri yang harus mencari dan memilih problem penelitian. Sehingga penelitian yang dilakukan akan benar-benar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Problem penelitian dapat ditemukan dengan cara melakukan pengamatan secara seksama terhadap pengalaman selama mengikuti kuliah, praktikum, praktek kerja lapangan dan studi pustaka. Problem penelitian ilmu kefarmasian dapat diangkat dari beberapa topik yang muncul dari sub bidang ilmu. Pedoman Penyusunan KTI 3 1. Kimia Farmasi Bidang ini mencakup: perbandingan metode, perbaikan metode yang sudah ada, pengembangan metode baru, penerapan metode yang sudah ada dan atau metode baru untuk analisis obat dalam berbagai formulasi lama atau baru, identifikasi kualitatif dan kuantitatif hasil isolasi dan sediaan obat yang beredar di pasaran. 2. Farmakologi Penelitian farmakologi mencakup metabolisme obat in vitro dan in vivo, dan skrining farmakologi obat-obat sintesis, bahan alam, dan tradisional. 3. Farmakognosi-Fitokimia Penelitian ini mencakup: identifikasi dan inventarisasi tanaman obat, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, ekstraksi dan isolasi senyawa fitokimia, dan lain-lain. 4. Mikrobiologi Farmasi Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri dan mikroba dari bahan kimia alam, isolasi dan identifikasi bakteri dan mikroba, uji aktivitas antibakteri, mikroba, sediaan farmasi dan lain-lain. 5. Teknologi Farmasi Bagian ini mencakup: penelitian dasar formulasi dan teknologi sediaan farmasi yang mencakup permasalahan-permasalahan tentang penelitian dan pengembangan bahan aktif, bahan tambahan atau penolong, metode dan peralatan. Penelitian evaluasi sediaan farmasi yaitu evaluasi sediaan farmasi yang telah ditentukan berdasarkan pada variabel atau parameter tertentu. Sediaan farmasi yang dimaksud meliputi: sediaan steril, padat, semi padat, dan cair. 6. Manajemen Farmasi dan Farmasi Sosial Dalam farmasi sosial, pengobatan dilihat dari persepektif sains, sosial dan humanistik. Farmasi sosial mencakup semua faktor-faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan obat seperti kepercayaan pasien terhadap obat, regulasi, kebijakan, perilaku, informasi obat, dan etik. 7. Farmasi Klinik Bidang ilmu yang mengaplikasikan keahlian farmasi pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memaksimalkan efektifitas obat dan