45 BASE LINE
BAB V STRATEGI IMPLEMENTASI dan TAHAPAN PENCAPAIAN
A. Strategi Implementasi
Cita-cita besar dari berbagai program strategis memerlukan strategi implementasi sehingga secara sistematis dapat dilihat kesinambungan pelaksanaan program. Dalam
rangka implementasi Renstra UNIMA 2015-2019, terdapat empat strategi implementasi. Pertama penetapan kerangka waktu pencapaian menjadi
time line
ketercapaian kondisi yang diharapkan. Kondisi sekarang menjadi
base line
sebagai indikator awal dalam pengukuran pencapaian program pada tahapan berikutnya. Dari kerangka ini akan
tergambar
road map
pengembangan UNIMA. Kedua stretgi berbasis tridarma, ketiga strategi berbasis TIK, dan keempat strategi berbasis kerjasama.
1. Road map
pengembangan UNIMA
Strategi pertama dalam implementasi Renstra UNIMA 2015-2019 ialah dengan menetapkan
road map
pengembangan UNIMA.
Road map
ini memiliki fungsi strategis untuk memberi arah serta tonggak pencapaian yang diharapkan.
Road map
tersebut disusun sebagai berikut:
Gambar 1.
Road Map
Pengembangan UNIMA Renstra UNIMA 2015-2019 mempunyai posisi dan peran yang sangat strategis
dalam membawa UNIMA menuju suatu perguruan tinggi yang unggul dan kompetitif dalam arti memenuhi standar mutu, baik Standar Nasional Pendidikan Tinggi SNPT
sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dan memenuhi minimal Standar Asia untuk bisa unggul dan kompetitif baik di Asia
maupun di dunia. Pemenuhan standar tersebut, mensyaratkan dilaksanakannya sistem BASE
LINE BASE LINE
BASE LINE
STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
PENUHI SNPT
PENJAMINAN MUTU PENUHI
STANDAR ASIADUNIA
2014 2015
2019
UNGGUL
KOMPETITIF TERKEMUKA
46
penjaminan mutu UNIMA secara baik dan konsisten. Penjaminan mutu itu mencakup baik mutu
input, proses, output
maupun
outcome.
2. Strategi Pengembangan Berbasis Tridharma
Tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dikembangkan sebagai satu kesatuan terintegrasi.
Pendidikan harus menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan penelitian, dan sebaliknya penelitian menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan termasuk proses
pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Artinya pendidikan harus mampu memberikan landasan teoretik yang kuat bagi pelaksanaan penelitian dan melalui penelitian
diharapkan akan dapat dikembangkan model-model pembelajaran inovatif dan kreatif. Jadi pendidikan dan pengajaran berbasis penelitian, dan penelitian berbasis pendidikan.
Perguruan tinggi tidaklah menjadi menara gading yang terpisah dari masyarakat. Fungsi pemberdayaan masyarakat oleh perguruan tinggi menjadi sesuatu yang sangat
strategis dan penting. Banyak masalah sosial yang membutuhkan peran perguruan tinggi dalam ikut memecahkannya. Keterlibatan perguruan tinggi melalui berbagai
kegiatan transfer teknologi, difusi teknologi dari hasil-hasil penelitian akan mendorong pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemampuan dan daya beli masyarakat dan
pada gilirannya akan berimplikasi pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
Keterkaitan dan interelasi tridarma akan semakin kokoh ketika melalui penelitian perguruan tinggi mampu memecahkan berbagai masalah sosial terutama masalah-
masalah pendidikan masyarakat. Perguruan tinggi dapat memberikan layanan jasa, konsultasi kepada masyarakat dari berbagai hasil penelitian inovatif dan kreatif.
Transfer dan difusi teknologi kepada masyarakat menjadi indikator dan tolok ukur kebermaknaan dari hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kualitas
hasil penelitian pada gilirannya akan ditentukan oleh difusi teknologi yang dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Seiring dengan pemaknaan keilmuan dan pragamatis pemecahan masalah, strategi berbasis tridarma ini juga memberikan implikasi pada peningkatan pendapatan
institusi dan kesejahteraan. Inovasi-inovasi dari berbagai hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mendapatkan pengakuan seperti HAKI tentu akan
berimplikasi
royalty
baik bagi individu maupun bagi institusi. Berbagai layanan jasa dari kegiatan-kegiatan pengabdian pada masyarakat, kegiatan pendidikan dan latihan
47
serta berbagai kegiatan lainnya akan memberi dampak berupa insentif baik bagi dosen maupun bagi institusi.
3. Strategi Pengembangan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi TIK sangat penting dalam mendukung keseluruhan fungsi manajemen baik manajemen akademik, keuangan,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta dalam membangun jaringan kerjasama kelembagaan UNIMA dengan pihak luar. Pengenalan dan pencitraan
UNIMA ke depan akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan pemanfaatan TIK yang telah dimiliki. Oleh sebab itu pemanfaatan TIK sebagai strategi implementasi Renstra
UNIMA 2015-2019 diarahkan untuk memperkokoh pilar-pilar pengembangan UNIMA. Pilar-pilar itu adalah
1 Manajemen institusi mencakup orgnisasi, akademik, keuangan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, dan manajemen TIK itu sendiri.
2 Penguatan
Institutional regulation. Institutional regulation
merupakan perangkat sistem yang sangat penting dalam mendukung keterlaksanaan fungsi-fungsi
manajemen dan keseluruhan kegiatan pengembangan. Pemanfatan TIK akan sangat mendorong dan meningkatkan upaya-upaya sosialisasi dan tingkat pemahaman
sivitas akademik mengenai berbagai aturan-aturan tersebut. 3 Peran dan partisipasi
stakeholder
dan masyarakat. Pemanfaatan TIK akan sangat mendorong pengenalan dan pencitraan UNIMA yang efektif dalam meningkatkan
peran dan partisipasi masyarakat. 4 Kerjasama kelembagaan dengan berbagai institusi. Pemanfaatan TIK akan
mendorong peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja sama kelembagaan baik akademik, penelitian, maupun kegiatan pengabdian pada
masyarakat.
4. Strategi Pengembangan Berbasis Kerjasama
Jaringan, terutama jaringan kerja sama kelembagaan menjadi salah satu unsur penting bagi kemajuan suatu bangsa termasuk suatu institusi seperti perguruan tinggi.
kemampuan suatu perguruan tinggi dalam mengembangkan dan memanfaatkan kerjasama kelembagaan akan memperkuat pengembangan potensi yang dimiliki oleh
institusi itu sendiri. Pwengembangan kerjasama kelembagaan secara baik, akan mendorong baik secara ekstensi maupun intensif kekayaan-kekayaan akademik,
keilmuan, finansial, sarana dan prasarana dan sumber daya yang tersedia diberbagai
48
lembaga. Oleh sebab itu kebermaknaan strategis dari kerjasama kelembagaan itu ialah penguatan kapasitas sumber daya.
B. Tahapan Pencapaian