Analisis Strengths Weaknesses Oportunities Threats Untuk Pengembangan Strategi Bisnis Usaha Rumah Kost (Studi Kasus Pada Usaha Rumah Kost Daerah Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan)

(1)

ANALISIS STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI BISNIS USAHA RUMAH KOST (STUDI KASUS PADA USAHA RUMAH KOST DAERAH KELURAHAN

PADANG BULAN, KECAMATAN MEDAN BARU, MEDAN)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

090907066 Yarsyud Fikri Abdillah

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Yarsyud Fikri Abdillah, 2013, Analisis Strengths Weaknesses Opportunities Threats Untuk Pengembangan Strategi Bisnis Usaha Rumah Kost, dibawah bimbingan Drs. Posma Lumban Raja, M.Si.

Kegiatan bisnis merupakan salah satu kegiatan yang umum, termasuk rumah kost atau Indekost. Usaha rumah kost kelas C banyak ditemukan di kelurahan Padang Bulan sekitar Universitas Sumatera Utara (USU). Pengelolaan yang baik pada bisnis ini menciptakan usaha bisnis yang berprofitabilitas cukup tinggi, untuk itu perlu diadakan pengembangan strategi bisnis. Untuk menentukan dan megembangkan strategi tersebut dibutuhkan Analisis SWOT.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi faktor lingkungan internal dan eksternal usaha rumah kost kelas C tersebut, dan strategi apa yang tepat dalam meningkatkan pendapatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan internal dan eksternal usaha rumah kost tersebut, dan menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan pendapatannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jasa, Konsep Strategi, dan Analisis SWOT.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan analisa data kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan metode matriks EFAS dan IFAS, matriks penggabungan EFAS+IFAS, kuadran SWOT, dan matriks SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini kemampuan internal usaha rumah kost kelas C kelurahan Padang Bulan Medan tidak memadai untuk peluang pasar yang besar, sehingga perlu diadakannya peningkatan kemampuan internal. Dan strategi yang harus diterapkan oleh usaha rumah kost kelas C adalah strategi Turn-Around, yaitu meningkatkan kelemahan-kelemahannya untuk menghadapi peluang pasar yang besar.


(3)

ABSTRACT

Yarsyud Fikri Abdillah, 2013, Analisis Strengths Weaknesses Opportunities Threats Untuk Pengembangan Strategi Bisnis Usaha Rumah Kost, guided by Drs. Posma Lumban Raja, M.Si.

Business activities is one of the common activities, including boarding houses or Indekost. C-class boarding houses are found in Padang Bulan villages around of North Sumatra University (USU). Good management of the business creates a business that had fairly high profitability, for it is necessary to the development of business strategy. To determine and develop the strategy, needed SWOT Analysis.

The problem in this research is how the condition of the internal and external environmental factors of the C-class boarding house, and what appropriate strategies to increase revenue. This study aims to determine the condition of the internal and external environmental factors of C-class boarding house, and determine appropriate strategies to increase revenue. The theory used in this study is the Services, Strategic Concept, and SWOT analysis.

Forms of research used in this study was descriptive using qualitative data analysis. Methods of data collection by observation, interviews, documentary studies, and triangulation. Analysis using EFAS and IFAS matrix method, incorporation of EFAS + IFAS matrix, quadrant SWOT and SWOT matrix.

The results show that the current internal capabilities C-class boarding house Medan Padang Bulan village is not enough for large market opportunities, so it is necessary to upgrades the internal capabilities. And strategies that must be implemented by the C-class boarding house is a Turn-Around strategy, namely improving his weaknesses to address large market opportunities.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak henti-hentinya penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis sampai pada tahap dimana penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI BISNIS USAHA RUMAH KOST (STUDI KASUS PADA USAHA RUMAH KOST DAERAH KELURAHAN PADANG BULAN, KECAMATAN

MEDAN BARU, MEDAN)”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Strata Satu (S-1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat yang luar biasa dan selalu mensupport penulis dengan materi dan doa yang sangat membantu kelancaran studi penulis mulai dari awal perkuliahan sampai tahap akhir penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah membantu memperlancar penulisan skripsi ini.


(5)

3. Bapak Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp, selaku wakil ketua program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

4. Bapak Drs. Posma Lumban Raja, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah rela meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing penulis serta terimakasih kepada bapak yang telah memberikan banyak masukan dan nasehat kepada penulis.

5. Kak Siswati dan Bang Farid yang selalu membantu kelancaran administrasi disaat-saat terakhir masa perkuliahan penulis, serta seluruh staf yang berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara yang secara langsung maupun tidak langsung juga telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi dan bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Kelurahan Padang Bulan, Medan, yang telah membantu memberi izin pada penulis untuk membantu penulis dalam meneliti di lokasi penelitian.

8. Bapak M. Syafii Untung dan Bapak Sumadi Sarden, selaku Pembimbing di lokasi penelitian yaitu Lingkungan Kelurahan Padang Bulan yang telah memberikan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan mengumpulkan data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini.


(6)

9. Untuk kedua orang tua, kedua abang, dan seorang adik saya yang saya sayangi yang telah memberikan dukungan doa, semangat serta dukungan materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.

10. Untuk Beasiswa “BUMN Peduli Pendidikan” yang telah memberikan banyak bantuan materil kepada penulis selama perkuliahan penulis hingga sekarang. 11. Untuk kelompok diskusi skripsi Yulie, Iin yang telah memberikan banyak

masukan-masukan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

12. Untuk teman-teman saya Esra, Ebita, Devi, yang telah berpartisipasi memberikan bantuan dan masukan yang membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

13. Untuk sahabat saya Faisal Lafi Sa’din yang selama ini menemani penulis sejak SMA, pertama masuk kuliah, sampai dengan sekarang.

14. Untuk sahabat-sahabat saya Ade, Dibrena, Yulie, Ersyad, Mikeson, Rodly, Yogi, Gifta, Andi, dan sahabat IBMK lainnya yang telah menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan menemani penulis selama di perkuliahan disaat susah maupun senang serta memberikan banyak kenangan pada penulis.

15. Untuk semua mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis stambuk 2009 terkhususnya kelas B, terima kasih untuk kebersamaan selama empat tahun ini dan semoga kita semua meraih kesuksesan di hari depan.


(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis khususnya.

Medan, Sept 2013

090907066 Yarsyud Fikri Abdillah


(8)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 7

1.3 Perumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Indekost ... 10

2.2 Jasa 2.2.1 Pengertian Jasa ... 10

2.2.2 Klasifikasi Jasa ... 11

2.3 Konsep Strategi ... 14

2.3.1 Strategi Bisnis ... 14

2.3.1.1Tipe Startegi ... 15

2.4 Analisis SWOT 2.4.1 Pengertian Analisis SWOT ... 19

2.4.2 Pengamatan Lingkungan ... 21

2.4.2.1Variabel-variabel Lingkungan ... 21

2.4.2.2Analisis Lingkungan Eksternal ... 22

2.4.2.3Analisis Lingkungan Internal ... 24

2.4.3 Tahap Pengumpulan Data ... 25

2.4.3.1Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 26

2.4.3.2Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Penelitian ... 32

3.3 Situasi Sosial dan Informan 3.3.1 Situasi Sosial ... 32


(9)

3.4 Defenisi Konsep ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 35

3.6.1 Tahapan Analisis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Penyajian Data ... 45

4.2.1 Faktor Lingkungan Internal ... 46

4.2.2 Faktor Lingkungan Eksternal ... 51

4.3 Analisis Data ... 56

4.3.1 Faktor lingkungan internal dari usaha rumah kost Kelas C ... 56

4.3.2 Faktor lingkungan eksternal dari usaha rumah kost Kelas C ... 59

4.3.3 Matriks Penggabungan IFAS + EFAS usaha rumah kost Kelas C ... 61

4.3.4 Kuadran SWOT usaha rumah kost Kelas C ... 62

4.3.5 Matriks SWOT usaha rumah kost Kelas C ... 64

4.4 Pembahasan ... 70

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi Usaha Rumah Kost di Kelurahan Padang Bulan ... 3

Tabel 2.1 Matriks EFAS ... 28

Tabel 2.2 Matriks IFAS ... 30

Tabel 3.1 Analisis SWOT (EFAS + IFAS) ... 38

Tabel 3.2 Matriks SWOT ... 41

Tabel 4.1 Faktor-faktor lingkungan internal ... 56

Tabel 4.2 Matriks IFAS usaha rumah kost Kelas C ... 58

Tabel 4.3 Faktor-faktor lingkungan eksternal ... 59

Tabel 4.4 Matriks EFAS usaha rumah kost Kelas C ... 61

Tabel 4.5 Matriks penggabungan IFAS + EFAS usaha rumah kost Kelas C ... 62


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kuadran SWOT ... 39 Gambar 4.1 Analisis Diagram SWOT usaha rumah kost Kelas C ... 63


(12)

ABSTRAK

Yarsyud Fikri Abdillah, 2013, Analisis Strengths Weaknesses Opportunities Threats Untuk Pengembangan Strategi Bisnis Usaha Rumah Kost, dibawah bimbingan Drs. Posma Lumban Raja, M.Si.

Kegiatan bisnis merupakan salah satu kegiatan yang umum, termasuk rumah kost atau Indekost. Usaha rumah kost kelas C banyak ditemukan di kelurahan Padang Bulan sekitar Universitas Sumatera Utara (USU). Pengelolaan yang baik pada bisnis ini menciptakan usaha bisnis yang berprofitabilitas cukup tinggi, untuk itu perlu diadakan pengembangan strategi bisnis. Untuk menentukan dan megembangkan strategi tersebut dibutuhkan Analisis SWOT.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi faktor lingkungan internal dan eksternal usaha rumah kost kelas C tersebut, dan strategi apa yang tepat dalam meningkatkan pendapatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan internal dan eksternal usaha rumah kost tersebut, dan menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan pendapatannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jasa, Konsep Strategi, dan Analisis SWOT.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan analisa data kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan metode matriks EFAS dan IFAS, matriks penggabungan EFAS+IFAS, kuadran SWOT, dan matriks SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini kemampuan internal usaha rumah kost kelas C kelurahan Padang Bulan Medan tidak memadai untuk peluang pasar yang besar, sehingga perlu diadakannya peningkatan kemampuan internal. Dan strategi yang harus diterapkan oleh usaha rumah kost kelas C adalah strategi Turn-Around, yaitu meningkatkan kelemahan-kelemahannya untuk menghadapi peluang pasar yang besar.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Kegiatan bisnis merupakan salah satu kegiatan yang umum dilakukan setiap individu, karena dengan berbisnis dapat menghasilkan uang yang diperlukan setiap individu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam melakukan kegiatan bisnis, tiap individu dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk berbisnis demi memperoleh keuntungan, termasuk memanfaatkan rumah menjadi lahan bisnis, seperti rumah kost atau yang disebut juga Indekost untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara bagi konsumennya.

Usaha rumah kost umumnya banyak ditemukan di daerah yang berdekatan dengan pusat kegiatan rutinitas, salah satunya di lingkungan Padang Bulan sekitar Universitas Sumatera Utara (USU). Karena rumah kost adalah kebutuhan tersendiri bagi mahasiswa USU, maupun mahasiswa universitas lain, bahkan karyawan-karyawan yang bekerja di daerah berdekatan dengan lokasi tersebut. Hal ini membuat permintaan konsumen meningkat sehingga pertumbuhan jumlah usaha rumah kost di daerah tersebut juga meningkat.

Pada awalnya, usaha rumah kost dipandang sebagai usaha sampingan dimana rumah yang dihuni memiliki beberapa kamar kosong untuk di sewakan. Namun seiring perkembangan zaman dan permintaan yang meningkat, usaha ini kebanyakan menjadi rumah yang khusus dibangun seluruhnya untuk dijadikan


(14)

kamar-kamar yang nantinya untuk disewakan. Sehingga membuat usaha ini menjadi lebih memiliki prospek penghasilan yang cukup tinggi.

Pengelolaan yang baik pada usaha ini dapat menciptakan suatu usaha bisnis yang berprofitabilitas cukup tinggi, untuk itu perlu diadakannya suatu pengembangan strategi bisnis demi terciptanya hal tersebut. Karena dengan pengelolaan yang baik pada usaha rumah kost ini, dapat meningkatkan pendapatan usaha tersebut.

Berdasarkan pengamatan, penulis mencoba untuk mengelompokkan suatu klasifikasi dari usaha rumah kost yang ada di daerah Padang Bulan. Ada pun tujuan penulis dalam pengelompokkan tersebut untuk dapat menganalisa jenis-jenis dari usaha rumah kost yang ada di sekitar daerah tersebut.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih kost-kostan adalah desain bangunan, harga sewa, lokasi, fasilias, dan lainnya. Namun faktor yang paling menonjol pada rumah kost yang ada di kelurahan Padang Bulan adalah harga sewa yang ditawarkan, diikuti dengan fasilitas yang merupakan faktor yang juga berperan dalam mengelompokkan rumah kost ini. Sehingga faktor-faktor ini digunakan untuk mengklasifikasikan usaha rumah kost, diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Usaha rumah kost di Kelurahan Padang Bulan NO. TYPE Harga Sewa /

Bulan Fasilitas Secara Umum

1. Kelas A > Rp. 500.000 TV, Meja, Kursi, Lemari, Kasur, AC, Kamar Mandi

dalam, Lap. Parkir, CCTV, WiFi, Satpam, Cleaning service, WC/Kamar Mandi Umum, dll.


(15)

2. Kelas B Rp. 300.000 s/d Rp. 500.000

TV, Meja, Kursi, Lemari, Kasur, AC, Kamar Mandi dalam, Lap. Parkir, CCTV, WiFi, Satpam, Cleaning service, WC/Kamar Mandi Umum, dll.

3. Kelas C < Rp. 300.000 WC/Kamar Mandi Bersama.

Sumber : olahan peneliti

Tabel 1.1 Klasifikasi Usaha Rumah Kost di Kelurahan Padang Bulan Sesuai dengan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa Kelas A merupakan usaha kost yang harga sewanya tertinggi yaitu lebih dari Rp.500.000/bulan, harga tersebut diikuti dengan fasilitas yg disediakan seperti; TV, meja, kursi, lemari, kasur, AC, kamar mandi didalam kamar yang disewakan. dan memiliki sarana umum, seperti; lapangan parkir, CCTV, WiFi, satpam, cleaning service, dan lainnya di dalam usaha rumah kostnya. Dan pada Kelas B, harga sewa yang ditawarkan lebih rendah dari Kelas A. Sedangkan pada Kelas C, memiliki harga sewa paling rendah yaitu kurang dari Rp. 300.000/bulan, diikuti dengan menyediakan kamar kosong tanpa fasilitas kamar dan memiliki sarana umum berupa WC/kamar mandi umum. Harga-harga sewa yang tertera pada tiap Kelas pada tabel di atas diperhitungkan dalam jangka waktu bulanan. Adapun klasifikasi ini dipertimbangkan dengan diadakannya pengamatan ke beberapa usaha kost di daerah kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru, Medan.

Tetapi pada kenyataannya cukup banyak pengusaha rumah kost yang berada di daerah sekitar USU kurang memperdulikan masalah pengelolaan yang lebih lanjut untuk mengembangkan usahanya tersebut, sehingga membuat usahanya tertinggal dari pesaingnya.


(16)

Sama halnya dalam kasus ini, beberapa usaha rumah kost yang berada di daerah kelurahan Padang Bulan. Banyak dari mereka yang telah cukup lama bergelut dibidang usaha ini, namun tidak melakukan pengembangan terhadap usahanya tersebut. Sehingga usahanya ini memperoleh pendapatan yang sama pada tiap periodenya, dan melewatkan kesempatan untuk menigkatkan pendapatan dari usaha yang berprospek cukup tinggi ini. Oleh karena itu, banyak rumah kost yang berada di daerah kelurahan Padang Bulan masih berada dalam Kelas C.

Di sisi lain telah muncul beberapa usaha rumah kost besar yang didirikan oleh pemilik modal yang besar. Keberadaan rumah kost baru, menjadi pesaing dalam mendapatkan sewa bagi para pengusaha rumah kost kecil yang berada di daerah tersebut. Sehingga dengan begitu usaha rumah kost di kelurahan Padang Bulan yang masih berada di Kelas C perlu mengembangkan strategi bisnis, untuk meningkatkan daya saingnya.

Dan untuk meningkatkannya, perlu dilakukan pengembangan usaha pada masing-masing usaha rumah kost Kelas C tersebut. Namun jika dalam pengembangan atau pun pengelolaan usaha tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak buruk bagi usahanya di masa yang akan datang. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan pengembangan juga pada strategi bisnisnya agar pengembangan usaha yang dilakukan berjalan sukses.

Proses dalam melakukan pengembangan usaha tersebut dibutuhkan strategi bisnis, dan untuk menentukan dan mengembangkan strategi tersebut dibutuhkan analisis tentang berbagai hal yang terkait dengan usaha kost tersebut. Sehingga untuk menganalisisnya dapat dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT.


(17)

Analisis SWOT merupakan metode untuk mengevaluasi faktor-faktor lingkungan dari suatu usaha. Terdapat 2 lingkungan dari suatu usaha, meliputi lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Kedua lingkungan tersebut merupakan faktor-faktor yang akan menentukan apa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dari usaha tersebut. Sehingga dengan menganalisis dengan menggunakan Strategi SWOT ini, dapat menyimpulkan strategi bisnis yang harus diambil oleh usaha rumah kost Kelas C untuk meningkatkan pendapatan usahanya.

Untuk pemahaman lebih lanjut maka peneliti mereferensi beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Analisis SWOT dalam membuat dan menentukan strategi bisnis dari berbagai usaha untuk menjadi bahan referensi bagi peneliti dalam membuat dan mengembangkan strategi dari usaha rumah kost yang sedang diteliti, berikut beberapa penelitian terdahulu dan hasil dari penelitiannya:

Puji Maulansyah (2012) yang melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Internal dan Eksternal melalui Pendekatan SWOT dalam upaya penentuan Strategi Pengembangan Bisnis di Rumah Makan Khas Sunda Pak H.Ihin Jl.raya puncak km 92 Cipanas Cianjur” dan dari hasil penelitian yang diperolehnya strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis di Rumah makan khas sunda pak H. Ihin Jl. Raya puncak KM 92 Cipanas Cianjur adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Selanjutnya pada penelitian Rifky Fathoni Failosofi (2012) yang berjudul “Analisis faktor-faktor eksternal dan internal dalam pengambilan keputusan


(18)

strategi pada doorsmeer Prima mobil di jalan karya jaya kelurahan Pangkalan mashur kecamatan Medan johor” dengan menggunakan analisis SWOT mendapatkan hasil penelitian yaitu Doorsmeer Prima Mobil Medan terletak pada Kuadran I (Agresif). Dimana memiliki bobot nilai yang baik dalam lokasi yang strategis.

Kemudian Rukmini (2011) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada Rumah Makan Kamang Jaya Medan” memperoleh hasil penelitian yaitu Strategi yang dilakukan Rumah Makan Kamang Jaya sudah cukup baik, akan tetapi pengelola belum sepenuhnya melakukan strategi pemasaran yang tepat untuk Rumah Makan Kamang Jaya.

Patia Junjungan Monangdo (2009) dengan judul “Perencanaan Strategi Pengembangan Produk Perusahaan Dengan Metode Analisis SWOT dan Analisis Faktor di PT. Radio Anugerah Pradana Muda” mendapatkan hasil penelitian yang merupakan Rencana pengembangan produk, yaitu: - Mengubah keseluruhan isi acara yang terlalu mirip dengan Akustar. Acara menampilkan ide-ide baru dan segar yang berbeda dari acara yang lain. - Mengubah waktu penyiaran acara dari Sabtu malam pukul 9-10 malam ke hari lain. Karena pada Sabtu malam, banyak pendengar yang sebagian besar anak muda lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan tidak mendengarkan radio. - Mengubah jadwal acara dari tiga kali seminggu menjadi sekali seminggu agar pendengar tidak terlalu bosan.

Yang terakhir Dwie Vikha Soraya (2009) yang judul penelitiannya adalah “Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Obat Keluarga (TOGA)” dan hasil penelitiannya adalah Strategi pengembangan yang digunakan pada usaha pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu memfokuskan pada keunggulan


(19)

produk tanaman obat keluarga (TOGA) dan Menggalakan sosialisasi pemanfaatan budidaya tanaman obat keluarga (TOGA).

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas, dapat disimpulkan bahwa berbagai keadaan lingkungan dari masing-masing usaha dapat menentukan strategi apa yang cocok dengan kondisi usahanya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka judul yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: “Analisis Strengths Weaknesses Opportunities Threats Untuk Pengembangan Strategi Bisnis Usaha Rumah Kost (Studi Kasus Pada Usaha Rumah Kost Daerah Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan)”.

1.2Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan hal yang penting untuk menghindari ruang lingkup pembahasan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan hasil dari penelitian, adapun batasan masalah yang diteliti adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada usaha rumah kost yang sudah didirikan dan khusus mendirikan bangunan yang seluruhnya merupakan kamar-kamar untuk disewakan dan tidak seatap dengan pemiliknya.

2. Penelitian dilakukan di daerah yang berdekatan dengan USU, yaitu kelurahan padang bulan, kecamatan medan baru, Medan.

3. Penelitian yang dilakukan, untuk menentukan dan mengembangkan strategi bisnis demi meningkatkan pendapatan pada usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang bulan, Medan.


(20)

1.3Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi faktor lingkungan internal usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan?

2. Bagaimana kondisi faktor lingkungan eksternal usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan?

3. Strategi apakah yang tepat dalam meningkatkan pendapatan usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan?

1.4Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penilitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan internal usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan.

2. Untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan eksternal usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan.

3. Untuk menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan pendapatan usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan.


(21)

1.5Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara Praktis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pengusaha usaha rumah kost yang ada untuk mengambil keputusan-keputusan dalam upaya meningkatkan pengembangan usaha yang dimilikinya, dan juga diharapkan memberikan dampak sosial terhadap penduduk setempat dalam pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan secara manajerial dalam mengolah tempat tinggalnya menjadi lahan usaha yang menjanjikan, dan sekaligus dapat meningkatkan perekonomiannya.

2. Secara Akademis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penelitian sekaligus dapat memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Bisnis.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Indekost

Kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebua tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran perkost" sebenarnya adalah turunan dari frasaIn de kost". Definisi "In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frasa tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal. (id.wikipedia.org/wiki/Indekost (

Menurut kamus besar bahasa indonesia, indekos adalah tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan (dengan membayar setiap bulan); memondok.

2.2 Jasa

2.2.1 Pengertian Jasa

Menurut Jasfar (2009:17) Jasa adalah setiap tindakan atau aktifitas dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang mana pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menurut Nasution (2009:6) Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan


(23)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Indekost

Kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebua tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran perkost" sebenarnya adalah turunan dari frasaIn de kost". Definisi "In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frasa tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal. (id.wikipedia.org/wiki/Indekost (

Menurut kamus besar bahasa indonesia, indekos adalah tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan (dengan membayar setiap bulan); memondok.

2.2 Jasa

2.2.1 Pengertian Jasa

Menurut Jasfar (2009:17) Jasa adalah setiap tindakan atau aktifitas dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang mana pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menurut Nasution (2009:6) Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan


(24)

memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

2.2.2 Klasifikasi Jasa

Pada buku Nasution (2009:10) disebutkan, Klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria (Lovelock, 1987, dalam Evans dan Berman, 1990).

1. Segmen Pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir (misalnya taksi, asuransi juwa, dan pendidikan) dan jasa kepada konsumen organisasional (misalnya jasa akuntansi dan perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa konsultasi hukum). 2. Tingkat keberwujudan (tangibility)

Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan konsumen. Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam.

a) Rented goods service

Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Konsumen hanya dapat menggunakan produk tersebut, karena kepemilikannya tetap berada pada puhak perusahaan yang menyewakannya.


(25)

b) Ownedgoodsservice

Pada owned goods service, produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi, dikembangkan atau ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara/dirawat oleh perusahaan jasa. Jenis jasa ini juga mencakup perubahan bentuk pada produk yang dimiliki konsumen. c) Non-goods service

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada para pelanggan.

3. Keterampilan penyedia jasa

Berdasarkan tngkat keterampilan penyedia jasa, jasa terdiri atas professionalservice (misalnya konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan pajak, konsultan sistem informasi, dokter, perawat, dan arsitek) dan nonprofessional service (misalnya supir taksi dan penjaga malam). Pada jasa yang memerlukan keterampilan yang tinggi dalam proses operasinya, pelanggan cenderung sangat selektif dalam memilih penyedia jasa.

4. Tujuan organisasi jasa

Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat dibagi menjadi commercial service atau profit service (misalnya penerbangan, bank, dan jasa parsel) dan nonprofit service (misalnya sekolah, yayasan dana bantuan, panti asuhan, panti werda, perpustakaan, dan museum).


(26)

5. Regulasi

Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated service (misalnya pialang, angkutan umum, dan perbankan) dan nonregulated service (seperti makelar, katering, dan pengecatan rumah).

6. Tingkat intensitas karyawan

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu equipment-based service (seperti cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon jarak jauh, ATM (Automatic Teller Machine), vending machines, dan bantu) dan people-based service (seperti pelatih sepakbola, satpam, jasa akuntansi, konsultasi manajemen, dan konsultasi hukum).

7. Tingkat kontak penyedia dan pelanggan

Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi high-contact service (seperti universitas, bank, dokter, dan penggadaian) dan load-contact service (misalnya bioskop).

Menurut Fitzsimmons dan Sullivan (Nasution, 2009:15) dilihat dari sudut pandang konsumen, jasa dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu:

1. For Consumer (facilitating service), yaitu jasa yang dimanfaatkan sebagai sarana atau media untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu transportasi, misalnya pesawat terbang, bis, truk, dan kereta api; komunikasi, seperti TV, radio, dan telepon; finansial, seperti asuransi


(27)

dan bank; akomodasi, seperti restoran dan hotel; serta rekreasi, misalnya taman wisata.

2. To Consumer (human services), yaitu jasa yang ditujukan kepada konsumen.

a. People processing, dibedakan lagi menjadi voluntary, misalnya pusat ketenaga-kerjaan dan fasilitas sinar X (rontgen), serta involuntary, seperti klinik diagnosa dan pengadilan anak-anak. b. People changing, terdiri atas voluntary, seperti universitas dan

tempat ibadah serta involuntary, seperti rumah sakit dan penjara.

2.3 Konsep Strategi

Strategi (Solihin 2012:24) didefenisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategi tidak hanya didefenisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaanya. Menurut Porter dalam Solihin (2012:25) tujuan utama pembuatan strategi oleh perusahaan adalah agar perusahaan mampu menghadapi perubahan lingkungan dalam jangka panjang.

2.3.1 Strategi Bisnis

Strategi bisnis (business Strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar


(28)

tertentu (Solihin 2012:196). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Pengembangan perencanaan pada level bisnis mencakup, sebagai berikut: a. Tujuan jangka panjang dari unit bisnis.

b. Pembuatan strategi dan struktur pengendalian pada bisnis

2.3.1.1Tipe Strategi

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keuanggulan kompetitif atas pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Menurut David (2006:227) mengenai strategi alternatif yang dapat dijalankan sebuah perusahaan dikategorikan dalam 12 tindakan, yaitu:

1. Integrasi ke Depan (forward integration)

Melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Strategi akan efektif jika distributor sangat mahal/tidak dapat diandalkan/tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan, ketersediaan distributor yang berkualias sangat terbatas, keuntungan produksi yang stabil sangat tinggi, dan distributor/pengecer memiliki margin laba yang tinggi. 2. Integrasi ke Belakang (backward integration)

Strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan


(29)

saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

3. Integrasi Horizontal (horizontal integration)

Mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Strategi ini bisa menjadi efektif apabila perusahaan bisa mendapatkan karakteristik monopolistik dalam area atau daerah tertendu tanpa ditentang oleh pemerintah, perusahaan bersaing dalam industri yang berkembang, perusahaan memiliki talenta manusia dan modal yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi.

4. Penetrasi Pasar (market penetration)

Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas.

5. Pengembangan Pasar (market development)

Melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke area geografi yang baru. Strategi ini akan bekerja efektif ketika tersedia jaringan distribusi baru yang dapat diandalkan, perusahaan sangat berhasil dalam apa yang dilakukannya, ada pasar yang belum tersentuh atau belum jenuh, perusahaan kelebihan kapasitas produksi.


(30)

6. Pengembangan Produk (product development)

Strategi yang mencari peningkaan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang yang besar. Strategi ini akan bekerja efektif jika perusahaan memiliki produk yang berhasil, bersaing dalam satu industri, produk pesaing berkualitas lebih baik, bersaing dalam industri yang tumbuh cepat, memiliki kemampuan litbang yang kuat.

7. Diversifikasi Konsentrik (concentric diversification)

Menambah produk atau jasa baru, tetapi berhubungan. Strategi ini efektif ketika penambahan produk yang baru, tetapi berkaitan, akan secara signifikan mendorong penjualan produk saat ini, dapat ditawarkan pada harga yang kompetitif.

8. Diversifikasi Horizontal (horizontal diversification)

Menambahkan produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, untuk pelanggan. Strategi ini tidak seberisiko diversifikasi konglomerat karena perusahaan seharusnya sudah lebih kenal dengan pelanggan saat ini. Strategi ini menjadi efektif ketika pendapatan yang dihasilkan produk atau jasa perusahaan saat ini akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru, yang tidak berkaitan.

9. Diversifikasi Konglomerat

Menambahkan produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan. Strategi ini akan berjalan efektif ketika industri dasar perusahaan mengalami penurunan penjualan dan laba, perusahaan memiliki modal dan talenta manajerial yang


(31)

dibutuhkan untuk bersaing di industri baru, pasar produk perushaaan saat ini sudah jenuh.

10.Retrenchment

Strategi ini disebut juga sebagai berputar (turn-around) atau strategi reorganisasi. Retrenchment didesain untuk memperkuat kompetensi dasar organisasi yang unik. Strategi ini akan efektif ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang paling lemah di industri, perusahaan terbebanni oleh ketidakefisienan, dan profitabilitas yang rendah.

11.Divestasi (divestiture)

Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Strategi ini akan berjalan efektif ketika perusahaan gagal dalam menjalankan strategi retrenchment, ketika sejumlah besar uang dibutuhkan secara cepat dan tidak dapat diperoleh secara wajar dari sumber lainnya. 12.Likuidasi

Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-sepotong, untuk nilai riilnya. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional. Tetapi, mungkin lebih baik menghentikan operasi dibandingkan terus kehilangan sejumlah besar uang.


(32)

2.4Analisis SWOT

2.4.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009:18) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Menurut Kotler (2009:51) Analisis SWOT ( Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.

Kata SWOT merupakan perpendekan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths, yang dapat diterjemahkan menjadi: Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman. Terjemahan tersebut sering disingkat menjadi “KEKEPAN”. Dalam metode atau pendekatan ini kita harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang kita miliki, kelemahan apa saja yang melekat pada diri atau perusahaan kita dan kemudian kita juga harus melihat kesempatan atau opportunity yang terbuka bagi kita dan akhirnya kita harus mampu untuk mengetahui ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang menghadang di depan kita. (Gitosudarmo, 2001:115)

Menurut Gitosudarmo (2001:116) pola pikir dalam pendekatan analisa SWOT ini terbagi menjadi 3 aspek. Adapun ketiga aspek dalam analisa SWOT ini adalah terdiri dari:


(33)

1. Aspek Global

Dalam aspek global ini kita harus mengetahui SWOT kita yang berkaitan dengan aspek global, aspek yang bersifat garis besar, yang kadang-kadang bersifat internasional serta tidak jarang bernuansa religius. Aspek global ini sangat berkaitan dengan “Misi” dan “Visi” yang harus dikembangkan oleh perusahaan.

2. Aspek Strategis

Aspek strategis ini merupakan penjabaran yang lebih rinci kedalam rencana kerja yang lebih bersifat jangka menengah (biasanya 5 tahunan) guna merealisasikan apa yang sudah dirumuskan oleh rencana global diatas. Dalam tahap strategis ini kita harus mampu untuk memikirkan berbagai alternatif strategi yang mungkin dapat kita lakukan untuk merealisasikan rancangan global, dengan tetap memperhatikan SWOT yang ada pada organisasi kita.

3. Aspek Operasional

Aspek operasional merupakan aspek yang bersifat jangka pendek atau tahunan, atau bahkan kurang dari setahun. Rencana operasional ini akan menjabarkan secara operasional serta rinci terhadap rencana strategis. Operasionalisasi terhadap strategi yang telah dipilih dan ditetapkan harus ditindaklanjuti dalam bentuk penentuan keterampilan atau keahlian yang harus dikuasai, bentuk-bentuk latihan yang harus dilaksanakan, alat-alat macam apa yang harus disiapkan, begitu pula siapa personalia yang harus melakukannya dan sebagainya.


(34)

2.4.2 Pengamatan Lingkungan

Sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strategi, manajemen harus mengamati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan lingkungan adalah pemantauan, pengevaluasian dan penyebaran informasi dari lingkungan eksternal kepada orang-orang kunci dalam perusahaan. Pengamatan lingkungan adalah alat manajemen dalam jangka panjang. Penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara pengamatan lingkungan dengan laba. (Hunger, 2003:113)

2.4.2.1Variabel-variabel Lingkungan

Menurut Hunger (2003:113) Dalam melakukan pengamatan lingkungan, manajer strategis pertama-tama harus mengetahui berbagai variabel yang ada dalam lingkungan sosial dan lingkungan kerja. Lingkungan sosial termasuk kekuatan umum yang secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitas-aktivitas organisasi jangka pendek tetapi dapat dan sering kali dapat mempengaruhi keputusan jangka panjang, yaitu:

1. Kekuatan Ekonomi yang mengatur pertukaran material, uang, energi, dan informasi;

2. Kekuatan teknologi yang menghasilkan penemuan pemecahan masalah; 3. Kekuatan hukum-politik yang mengalokasikan kekuasaan dan menyediakan

pemaksaan dan perlindungan hukum dan aturan-aturan; dan

4. Kekuatan sosiokultural yang mengatur nilai-nilai, adat istiadat dan kebiasaan lingkungan.


(35)

Lingkungan kerja termasuk elemen-elemen atau kelompok yang berpengaruh langsung pada perusahaan dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh perusahaan. Kelompok ini terdiri dari pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing, pelanggan, kreditur, tenaga kerja/serikat buruh, kelompok kepentingan khusus dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnya adalah industri dimana perusahaan dioperasikan. Manajer yang memonitor baik lingkungan sosial maupun kerja untuk mendeteksi faktor-faktor strategis yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan.

2.4.2.2Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan kegiatan dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang ada diluar lingkungan perusahaan, seperti yang jelaskan Duncan (1972) pada buku Solihin (2012:105) yang dimaksud dengan lingkungan eksternal perusahaan (external business environment) adalah berbagai faktor yang berada di luar organisasi yang harus diperhitungkan oleh organisasi perusahaan pada saat membuat keputusan.

Perusahaan harus memperhitungkan berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan, karena lingkungan eksternal perusahaan dapat memberikan ancaman (threats) bagi keberlangsungan jalannya perusahaan. Di samping dapat menciptakan ancaman bagi perusahaan, terdapat pula berbagai peluang (opportunities) yang dapat dieksploitasi oleh perusahaan untuk memperoleh profit.

Menurut Solihin (2012:128) yang dimaksud dengan peluang (opportunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan


(36)

apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Sedangkan yang dimaksud dengan ancaman (threats) adalah berbagai tren negatif yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini tidak diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Menurut Jatmiko (2003:30) analisis lingkungan eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Demografis, mencakup besarnya populasi, struktur usia, distribusi, geografis, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan.

2. Ekonomi, mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit, atau surplus neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestik bruto.

3. Politik/hukum, mencakup hukum perpajakan, filosofi, hukum pelatihan tenaga kerja, kebijakan dan filosofi pendidikan.

4. Sosial budaya mencakup wanita dalam angkatan kerja, variasi dalam angkatan kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan, pergeseran dalam prepensi mengenai karakteristik produk dan jasa.

5. Teknologi mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan, fokus pada biaya penelitian pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta, dan teknologi komunikasi baru.


(37)

2.4.2.3Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Dalam hal ini manajer strategis perlu mengenali variabel-variabel dalam perusahaan mereka yang mungkin merupakan kekuatan atau kelemahan yang penting. Sebuah variabel merupakan kekuatan apabila menyediakan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang dilakukan perusahaan atau berpotensi untuk dilakukan dengan lebih baik secara relatif terhadap kecakapan pesaing lain yang sudah ada ataupun potensial. Dan sebuah variabel merupakan kelemahan apabila berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau perusahaan tidak meemiliki kapasitas untuk melakukannya, sementara para pesaingnya memiliki kapasistas tersebut. (Hunger & Whellen, 2003:159)

Berbagai faktor yang terdapat dalam lingkungan internal perusahaan (internal business environment) (Solihin, 2012:107), yaitu:

1. Sumber daya (resources)

Merupakan sekumpulan aset baik dalam bentuk aset yang berwujud maupun dalam bentuk aset tak berwujud yang berada di dalam kendali perusahaan serta akan membantu perusahaan dalam melakukan implementasi strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif. (Barney dan Hesterly (Solihin, 2012:108)

Sumber daya perusahaan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:

a. Sumber daya finansial mencakup uang dari berbagai sumber yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan strategi.


(38)

b. Sumber daya fisik yang mencakup berbagai sumber daya fisik (seperti bangunan pabrik, lokasi fasilitas usaha, dll.) dan teknologi yang dikuasai oleh perusahaan.

c. Sumber daya manusia yang mencakup berbagai kemampuan seperti keahlian, inteligensia, wawasan, hubungan dengan berbagai pihak yang dimiliki oleh para manager dan karyawan perusahaan.

d. Sumber daya organisasional yang mencakup struktur organisasi perusahaan, sistem perencanaan dan pengendalian organisasi, budaya serta reputasi perusahaan, dll.

2. Kemampuan (capabilities)

Adalah kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk mengoordinasikan sumber daya yang dimiliki dan memberdayakan sumber daya tersebut secara produktif.

2.4.3 Tahap Pengumpulan Data

Menurut Rangkuti (2009:21) Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan

pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti: a. Analisis pasar

b. Analisis kompetitor c. Analisis komunitas


(39)

d. Analisis pemasok e. Analisis pemerintah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu

Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti:

a. Laporan keuangan (Neraca, Laba-Rugi, Cash-flow, Struktur pendanaan) b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan,

keahlian, pengalaman, gaji, turn-over) c. Laporan kegiatan operasional

d. Laporan kegiatan pemasaran

Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari dua, yaitu: a. Matrik Faktor Strategi Eksternal

b. Matrik Faktor Strategi Internal

2.4.3.1Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Analisis dengan menggunakan pembobotan dan penskoran dalam matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan variabel-variabel yang menjadi faktor eksternal. Setelah ditentukan variabel dari faktor eksternal tersebut, maka untuk mendapatkan nilai masing-masing variabel dari peluang dan ancaman dilakukan pembobotan dan peringkat dengan menggunakan matriks EFAS.

Penyusunan matriks EFAS terdiri dari 5 (lima) kolom dengan uraian tiap kolom sebagai berikut:


(40)

1. Dalam kolom 1, menyusun 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman. 2. Kolom 2, memberi bobot pada masing-masing faktor yang dapat

memberikan dampak terhadap faktor strategis. Besaran bobot berkisar antara 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

3. Kolom 3, hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dengan besaran 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang ada, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1).

b. Pemberian nilai rating untuk faktor ancaman kebalikan dari nilai rating peluang yaitu jika ancamannya semakin besar diberi rating 1 dan jika kecil atau sedikit ancamannya diberikan rating 4.

4. Kolom 4, hasil berupa skor pembobotan yaitu dari perkalian kolom 2 (bobot) dengan kolom 3(rating) menunjukan nilai skor yang bervariasi antara 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk mendapatkan total skor pembobotan yang menunjukan adanya reaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal.


(41)

Faktor-Faktor Strategis Eksternal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating (4) Komentar (5) PELUANG

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

6 0,00 0 0,00

ANCAMAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

6 0,00 0 0,00

TOTAL 0,00 0 0,00

Tabel 2.1 Matriks EFAS Kriteria dan Angka Penilaian:

Kriteria Bobot:

Paling Penting = 1,00 Kriteria Rating

Penting = 0,66-0,99 Sangat Baik = 4

Cukup Penting = 0,33-0,66 Baik = 3

Kurang Penting = 0,01-0,33 Cukup Baik = 2

Tidak Penting = 0,00 Kurang Baik = 1


(42)

2.4.3.2Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

Analisis dengan menggunakan pembobotan dan penskoran dalam matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan variabel-variabel yang menjadi faktor eksternal. Setelah ditentukan variabel dari faktor internal tersebut, maka untuk mendapatkan nilai masing-masing variabel dari kekuatan dan kelemahan dilakukan pembobotan dan peringkat dengan menggunakan matriks EFAS.

Penyusunan matriks IFAS terdiri dari 5 (lima) kolom dengan uraian tiap kolom sebagai berikut:

1. Dalam kolom 1, menyusun 5 sampai dengan 10 kekuatan dan kelemahan.

2. Kolom 2, member bobot pada masing-masing faktor dengan besaran antara 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis yang dinilai.

3. Kolom 3, hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dengan besaran antara 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang ada sebagai berikut:

a. Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif yaitu membandingkan dengan faktor strategis lain untuk menunjukan besar atau kecilnya kekuatan sehingga dapat diberi rating antara +1 sampai dengan +4.


(43)

b. Pemberian nilai rating untuk faktor kelemahan kebalikan dari nilai rating kekuatan yaitu jika kelemahannya dibawah rata-rata pembanding nilainya adalah 4, tetapi jika kelemahannya diatas rata-rata pembandingnya diberi nilai 1.

4. Kolom4, hasil berupa skor pembobotan yang diperoleh dari perkalian kolom 2 (bobot) dengan kolom (rating), mennjukan nilai skor yang bervariasi antara 4,0 (Outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk menunjukan adanya reaksi terhadap faktor-faktor strategis internal.

Faktor-Faktor Strategis Internal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating (4) Komentar (5) KEKUATAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

6 0,00 0 0,00

KELEMAHAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

6 0,00 0 0,00

TOTAL 0,00 0 0,00


(44)

Kriteria dan Angka Penilaian: Kriteria Bobot:

Paling Penting = 1,00 Kriteria Rating

Penting = 0,66-0,99 Sangat Baik = 4

Cukup Penting = 0,33-0,66 Baik = 3

Kurang Penting = 0,01-0,33 Cukup Baik = 2

Tidak Penting = 0,00 Kurang Baik = 1


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha melihat kebenaran-kebenaran atau membenarkan kebenaran, namun di dalam melihat kebenaran tersebut, tidak selalu dapat dan cukup didapat dengan melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang bersifat tersembunyi, dan harus melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata tersebut. Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.

3.2Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penilitian ini adalah usaha rumah kost yang berada di lingkungan kelurahan Padang Bulan, Medan.

3.3Situasi Sosial dan Informan 3.3.1 Stuasi Sosial

Dalam penelitian kualitatif menggunakan situasi sosial, dimana situasi sosial ini terdiri atas tiga elemen yaitu, tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah situasi sosial rumah-rumah kost berikut penyewa kost yang


(46)

ada ditemui dan aktivitasnya yang berada di daerah kelurahan Padang Bulan, Medan. Situasi sosial ini dapat disebut sebagai objek penelitian, yang nantinya peneliti akan dapat mengamati aktivitas orang-orang yang ada di tempat tertentu.

3.3.2 Informan

Dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Dalam penentuan informan dilakukan secara purposive, dimana Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Purposive sampling juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu yang dianggap paling tahu tentang informasi yang diharapkan peneliti.

Informan dari penelitian ini terbagi 2, yaitu:

1. Informan kunci : kepala lingkungan yang menjabat di kelurahan Padang Bulan, Medan.

2. Informan utama : pemilik usaha rumah kost Kelas C, di kelurahan Padang Bulan, Medan.

3.4 Definisi Konsep

Untuk dapat lebih menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka penelitian mengemukakan konsep-konsep antara lain:

1. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),


(47)

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

2. Strategi bisnis (business Strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu.

3. Kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebua atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran perkost" sebenarnya adalah turunan dari frasIn de kost". Definisi "In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frasa tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung maupun secara tidak langsung terhadap beberapa usaha rumah kost yang ada di daerah kelurahan Padang Bulan, dan mengamati keadaan tempatnya.

2. Wawancara, melakukan interview kepada pihak-pihak pemilik/pengelola rumah kost, dan beberapa informan lainnya untuk menggali data yang diperlukan terkait dengan objek penelitian.


(48)

3. Studi dokumentasi, dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto, atau benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

4. Triangulasi, yaitu menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, guna untuk menguji keabsahan data dan melihat suatu masalah sehingga diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang benar-benar utuh dan lengkap.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Kualitatif. Analisis Deskriptif Kualitatif adalah metode analisis yang mencari hubungan secara menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan. Dalam hal ini data aktual di kumpulkan, disusun, diklasifikasi untuk kemudian diinterpretasikan yang memungkinkan dilakukan pemecahan masalah yang diselidiki, sehingga memberikan gambaran dan informasi mengenai masalah tersebut.

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.


(49)

Analisis SWOT ini adalah membandingkan antara faktor eksternal, berupa Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal, yang berupa Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses).

Dalam menganalisis data dengan teknik deskriptif kualitatif ini guna menjawab perumusan permasalahan mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada pada objek penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang harus dihadapinya.

Dalam penelitian dilakukan identifikasi variabel-variabel yang merupakan peluang dan ancaman kedalam Matriks EFAS yang kemudian digunakan skala likert atas empat tingkat yang terdiri dari: Sangat baik (4), Baik (3), Cukup baik (2), dan Kurang baik (1), berupa Skala Likert Peluang dan Ancaman. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan identifikasi variable-variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari dalam objek kedalam Matriks IFAS yang kemudian digunakan skala likert atas empat tingkat yang terdiri dari: Sangat baik (4), Baik (3), Cukup baik (2), dan Kurang baik (1), berupa Skala Likert Kekuatan dan Kelemahan.

Selanjutnya, hasil penilaian dari masing-masing variabel pada matriks EFAS dan matriks IFAS digabungkan pada tabel penggabungan EFAS+IFAS. Dan Hasil dari perhitungan tersebut, dituangkan dalam diagram SWOT yang berbentuk diagram Cartesius.

Dari diagram SWOT tersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT, sesuai dengan posisi dari hasil perhitungannya, yaitu:


(50)

Sebelah kiri atas -> Startegi Rasionalisasi (Turn-around). Sebelah kanan atas -> Strategi Agresif (Growth).

Sebelah kiri bawah -> Strategi Defensif.

Sebelah Kanan bawah -> Strategi Diversifikasi. 3.6.1 Tahapan Analisis

Setelah didapatkan matriks EFAS dan matriks IFAS maka untuk tahapan analisis selanjutnya akan dilakukan penggabungan sehingga menciptakan matriks penggabungan EFAS+IFAS dan dilanjutkan dengan kuadran SWOT setelah itu diakhiri dengan Matriks SWOT untuk lebih mengembangkan strateginya.

1. Matriks Penggabungan EFAS + IFAS

Memindahkan hasil pada matriks EFAS dan IFAS ke dalam matriks penggabungan bertujuan untuk melihat hasil sub total EFAS dan sub total IFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternative bahwa analisis atau diagnosis ini benar terkait dengan permasalahan yang terjadi.

VARIABEL STRENGTH

KEKUATAN

BOBOT WEAKNESS

KELEMAHAN

BOBOT

0,00 0,00

0,00 0,00

0,00 0,00

0,00 0,00

SUB TOTAL (A) 0,00 SUB TOTAL

(B)

0,00 VARIABEL OPPORTUNITY

PELUANG

BOBOT THREAT

ANCAMAN

BOBOT

0,00 0,00

0,00 0,00

0,00 0,00


(51)

SUB TOTAL (C) 0,00 SUB TOTAL (D)

0,00 TOTAL S + O

Atau (A) + (C)

0,00 TOTAL W + T Atau (B) + (D)

0,00 Sumber : Freddy Rangkuti

Tabel 3.1 Analisis SWOT (EFAS + IFAS) Hasil akhir yang diperoleh adalah :

 Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.

 Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyatan sebenarnya yang terjadi, yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternative lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strategi lainnya

2. Kuadran SWOT

Setelah dilakukan tahapan analisis dengan menggabungkan matriks EFAS dan IFAS maka akan didapatkan strategi yang tepat. Strategi tersebut selanjutnya dituangkan kedalam diagram Cartesius yang berisi Kuadran SWOT untuk lebih mengtahui strategi apa yang tepat untuk diterapkan pada Usaha Rumah Kost tersebut. Berikut gambar kuadran SWOT di bawah ini:


(52)

Sumber: Rangkuti (2009:19)

Gambar 3.1 Kuadran SWOT

Kuadran I : Situasi yang sangat menguntungkan, memiliki peluang, dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

Kuadran II : Menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala atau kesalahan internal. Fokus strategi yang dilakukan adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

(EKSTERNAL) BERBAGAI PELUANG

Mendukung Strategi Diversifikasi Mendukung Strategi Defensif

Mendukung Strategi Agresif Mendukung Strategi Turn-Around

(putar Haluan)

IV

III

I

II

(EKSTERNAL) BERBAGAI ANCAMAN

(INTERNAL) KEKUATAN (INTERNAL)


(53)

Kuadran III : Situasi yang sangat tidak menguntungkan yaitu menghadapi berbagai macam ancaman dan kelemahan internal.

Kuadran IV : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, tetapi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversivikasi, baik produk maupun pasar.

3. Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis usaha rumah kost Kelas C di keluarahan padang bulan adalah matriks SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, namun untuk memproses hasil dari kuadran SWOT hanya menggunakan matriks dari 2 faktor strategis SWOT yang masuk didalam kuadran yang dihasilkan. Berikut gambar Matriks SWOT di bawah ini:

IFAS STRENGTHS (S) • Tentukan 5-10

faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESSES (W) • Tentukan 5-10

faktor-faktor kelemahan internal EFAS

OPPORTUNITIES (O) • Tentukan 5-10 faktor


(54)

peluang eksternal Ciptaakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

TREATHS (T)

• Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti (2009:31)

Tabel 3.2 Matriks SWOT a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.


(55)

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Deskripsi Lokasi Penelitian

Kelurahan Padang Bulan termasuk dalam daerah Kecamatan Medan Baru. Adapun batas wilayahnya sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Merdeka 2. Sebelah Selatan : Kelurahan Titi Rantai

3. Sebelah Barat : Keluarahan Padang Bulan Selayang I 4. Sebelah Timur : Kelurahan Polonia

Kelurahan padang bulan merupakan wilayah yang mengitari Universitas Sumatra Utara. Usaha rumah kost ini dapat ditemui di sepanjang jalan sekitar USU, dan sudah umum diketahui warga sekitar maupun mahasiswa sekitar. Wilayah rumah kost yang berada di kelurahan padang bulan ini dapat di bagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Bagian padang bulan, yang berada di jalan jamin ginting, 2. Bagian berdikari, yang berada di jalan berdikari, dan


(57)

Gambaran rumah-rumah kost di Kelurahan Padang Bulan adalah :

1. Rumah kos yang gabung antara pemilik rumah kost dengan penghuni kamar kost dalam satu rumah, biasanya dalam satu rumah tidak gabung antara penghuni kamar kost laki-laki dan perempuan :

a. Pintu masuk sama antara pemilik rumah kost dengan penghuni kamar kost.

b. Khusus menerima laki-laki/ menerima perempuan.

2. Rumah kost/kamar kost diluar rumah pemilik usaha rumah kost, biasanya di samping atau di belakang rumah pemiliknya :

a. Gabung antara laki-laki dan perempuan.

b. Khusus menerima laki-laki/ menerima perempuan.

3. Rumah kost tidak dihuni pemilik rumah kost, rumah tersebut khusus untuk dikontrakkan/dikostkan :

a. Gabung antara laki-laki dan perempuan.

b. Khusus menerima laki-laki/ menerima perempuan.

Jumlah keseluruhan usaha rumah kost yang berada di seluruh wilayah kelurahan padang bulan ini tidak dapat diketahui dengan pasti, karena besarnya pertumbuhan usaha ini dan juga para pemilik usaha di sebagian wilayah lingkungan yang tidak melapor atas usahanya kepada pihak berwenang seperti kepala lingkungan yang berada di wilayah usahanya.

Hal tersebut juga membuat pengklasifikasian tingkat besarnya usaha rumah kost di kelurahan padang bulan sulit untuk dilakukan, sehingga jumlah dari tiap


(58)

klasifikasi tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun dari pada itu juga tidak sedikit usaha rumah kost Kelas C yang dapat ditemui di daerah tersebut. Umumnya usaha rumah kost yang berada di Kelas C merupakan bangunan yang khusus berisi kamar-kamar, maupun bangunan rumah kosong yang tidak dihuni pemiliknya namun kamar-kamarnya di sewakan untuk kost.

Kamar yang disediakan usaha rumah kost Kelas C rata-rata berukuran 3x3 meter, ukuran tersebut sudah termasuk ukuran standart dalam bangunan rumah kost. Namun ada juga beberapa rumah kost yang menyediakan kamar yang ukurannya dibawah 3x3 meter. Bahkan beberapa usaha tersebut menyediakan 2 atau lebih jenis kamar yang berbeda, dengan harga yang berbeda pula pastinya.

4.2Penyajian Data

Berikut ini adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara yang terdiri dari beberapa faktor-faktor lingkungan yang ada, baik faktor lingkungan internal yang berupa kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses) maupun faktor lingkungan eksternal yang berupa peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) pada Usaha Rumah Kost Kelas C di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan, yaitu:

4.2.1 Faktor Lingkungan Internal 1. Kekuatan (Strengths)

Merupakan faktor-faktor internal positif yang berperan penting terhadap kemampuan dari rata-rata usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:


(59)

a) Lokasi usaha yang sangat strategis

Seperti yang sudah diketahui bahwa keberadaan kelurahan Padang Bulan ini tepat mengelilingi Universitas Sumatera utara, dan juga ada beberapa universitas lain yang berada didalam keluarahan Padang Bulan ini termasuk Politeknik Medan, dan Amik MBP. Hal tersebut merupakan wadah atau tempat terkumpulnya target konsumen bagi para pengusaha rumah kost, yang target konsumen mereka tersebut biasanya merupakan mahasiswa perantauan yang berasal dari luar kota atau pun dari luar wilayah medan kota.

b) Harga sewa yang bersaing

Rata-rata harga yang ditawarkan oleh usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan ini merupakan harga yang terbilang murah dibandingkan dengan usaha rumah kost Kelas B dan juga Kelas A yang berlokasi sama di sekitar kelurahan Padang Bulan maupun diluar dari daerah kelurahan Padang Bulan. Harga rata-rata yang ditawarkan usaha rumah kost Kelas C tersebut berkisar antara Rp.2.500.000,- s/d Rp.3.000.000,- per tahunnya, yang apabila harga tersebut dijadikan perbulan yaitu antara Rp.208.333,- s/d Rp.250.000,- per bulannya. Namun dalam hal ini harga sewa kamar kost tersebut tidak termasuk dengan biaya listrik dan air masing-masing penghuni kamar kost.


(60)

c) Tidak membutuhkan SDM khusus yang digaji

Hal ini sering ditemui di banyak usaha rumah kost Kelas C, yang hanya menyediakan rumah kost namun si pemilik bertempat tinggal di luar kota maupun di luar daerah dari usaha rumah kostnya. Dalam hal ini pihak pemilik hanya mempercayakan perawatan pada seluruh penghuni rumah kost dan juga penagihan sewa kepada salah satu penghuni rumah kost yang dipercaya pemilik, untuk menagih sewa kepada penghuni lainnya dan kemudian menyetorkannya kepada pemilik rumah kost.

d) Biaya perawatan yang rendah

Biasanya dalam hal perawatan ini si pemilik jarang untuk turun tangan ke rumah kost, hanya saja si pemilik membuat peraturan dalam rumah kostnya untuk seluruh penghuni rumah kost agar selalu merawat lingkungan rumah kost, seperti halnya membuat jadwal rutin untuk membersihkan kamar mandi bergantian, dan rutin menyapu halaman, dan lain sebagainya. Namun untuk beberapa kejadian seperti bangunan rusak, fasilitas yang disediakan rusak, atau pun penambahan fasilitas si pemilik yang langsung turun ke rumah kost untuk memperbaikinya. Tetapi hal ini jarang terjadi dan dilakukan pemilik dalam kurung waktu yang panjang, sehingga tidak dibutuhkan biaya yang besar dalam hal perawatan.


(61)

2. Kelemahan (Weaknesses)

Merupakan faktor-faktor internal negatif yang berdampak buruk terhadap kemampuan dari rata-rata usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a) Fasilitas & pelayanan yang minim

Kebanyakan usaha rumah kost Kelas C ini tidak terlalu memperdulikan penambahan fasilitas untuk kenyamanan penghuni dirumah kost nya, bagi mereka hanya perlu menyediakan fasilitas seadanya yang paling diperlukan sehari-hari bagi penghuni rumah kost tersebut seperti mesin pompa air, lampu halaman, selebihnya hanya menyediakan kamar kosong yang nantinya untuk disewakan. Dan dalam segi pelayanan, banyak usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan ini jarang yang ada menyediakan jasa pelayanan seperti halnya, jasa laundry, jasa makanan, dan lain sebagainya. b) Administrasi keuangan yang masih sederhana

Dalam keberlangsungan usaha tersebut, si pemilik hanya melakukan pembukuan untuk uang pemasukan dari sewa kamar kost dan tanggal jatuh tempo sewa kamar kost di usaha tersebut. Ada pun pembukuan tersebut yang ada berupa hanya berupa simpanan kwitansi sebagai bukti dari pembayaran-pembayaran yang telah dilakukan oleh penghuni kamar kost yang ada. Dan sering ditemukan pada pemilik-pemilik usaha


(62)

rumah kost bahwa pendapatan yang diperoleh dari usaha rumah kost sering digabung dengan pendapatan yang diperoleh oleh pekerjaan pribadinya yang merupakan gaji dari pekerjaan lainnya. Hal tersebut membuat keuangan dari usaha rumah kostnya menjadi kabur, dan sulit untuk mengetahui pendapatan pasti yang diperoleh dari hasil usaha rumah kostnya.

c) Tidak melakukan kegiatan promosi

Dalam hal pemasaran, lokasi yang menjadi tempat dari usaha-usaha rumah kost ini dapat dikatakan sudah merupakan lokasi yang sangat strategis untuk usaha seperti ini. Karena bahkan dengan tidak melakukan promosi, calon-calon penghuni kamar kost seperti mahasiswa biasanya akan mencari sendiri rumah kost tersebut. Promosi ini akan sangat berpengaruh walau sekecil apapun, ketika suatu perkembangan strategi dilakukan usaha rumah kost tersebut. Namun selama ini usaha rumah kost Kelas C ini tidak melakukan pemasaran untuk mendapatkan penghuni rumah kost yang baru.

d) Kurangnya pemeliharaan kebersihan rumah kost

Menurut penuturan dari beberapa kepala lingkungan yang berada di kelurahan Padang Bulan, keluhan yang banyak diterima oleh kepala lingkungan setempat adalah masalah kesehatan. Banyak dari mahasiswa yang merupakan penghuni rumah kost di daerah kelurahan Padang Bulan terutama rumah


(63)

kost Kelas C menjadi korban dari penyakit demam berdarah, hal tersebut disebabkan kebersihan lingkungan rumah kost tersebut kurang diperhatikan.

e) Kurangnya tingkat keamanan yang disediakan

Dalam kasus ini tidak semua rumah kost Kelas C yang tidak menyediakan fasilitas keamanan di rumah kostnya, namun beberapa usaha rumah kost tersebut hanya menyediakan fasilitas sebatas pagar, pintu besi, atau pun jendela besi. Tetapi meski hal tersebut telah disediakan, kemalingan atau pun kehilangan barang berharga terhadap penghuni-penghuni rumah kost tetap marak terjadi. Hal tersebut disebabkan keamanan tersebut ditanggung jawabkan oleh pemilik usaha rumah kost kepada masing-masing penghuni, sehingga si penghuni sendiri yang harus menjaga keamanannya.

f) Modal yang diperlukan cukup besar

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa yang menjadi pemilik-pemilik usaha rumah kost Kelas C rata-rata merupakan orang yang memiliki modal yang besar, atau pun yang meminjam harta keluarganya untuk membangun usaha rumah kostnya. Sehingga dengan kata lain modal yang digunakan untuk membangun usaha ini juga tidak sedikit, butuh sekiranya ± Rp.300.000.000,-.


(64)

4.2.2 Faktor Lingkungan Eksternal 1. Peluang (Opportunities)

Merupakan faktor-faktor eksternal positif yang berperan penting terhadap pemanfaatan dari kemampuan dari rata-rata usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a) Tingkat populasi konsumen yang tinggi

Berhubungan dengan lokasi mereka yang strategis, dimana pada daerah tersebut terdapat beberapa universitas yaitu USU, polmed, amik, dan lainnya. Terkait dengan tiap tahunnya terjadi tahun ajaran baru di tiap universitas tersebut hal tersebut juga menambah banyak mahasiswa baru, menyebabkan populasi konsumen yang baru tidak pernah terputus. Dalam pengertian sederhananya, ketika penghuni kamar kost yang lama (mahasiswa lama) sudah tidak menghuni kamar kostnya bisa saja digantikan dengan penghuni kamar kost yang baru (mahasiswa baru) untuk menghuni kamar tersebut. Hal ini dapat menghindari kekosongan kamar kost yang dapat mengurangi pendapatan si pemilik.

b) Tersedianya pinjaman dari bank

Banyak pengusaha rumah kost Kelas C yang tidak pernah mengembangkan usaha rumah kostnya tersebut, seperti halnya menambah jumlah kamar, fasilitas, dan lainnya. Disebabkan alasan modal yang tidak memadai atau pun tidak punya modal


(65)

untuk membiayai pengembangan usaha tersebut. Dalam hal ini beberapa pihak bank telah lama menyediakan berbagai macam pinjaman untuk pengusaha-pengusaha dapat berkesempatan untuk mengembangkan usahanya seperti KUR (Kredit Usaha Raykat), KAL (Kredit Angsuran Langsung), dan kredit-kredit lainnya. Tetapi banyak pengusaha rumah kost Kelas C tidak memanfaatkan fasilitas bank tersebut, karena beberapa pengusaha tersebut sudah merasa cukup dengan apa yang didapatnya sekarang ini.

c) Tingginya permintaan kamar kost yang murah

Populasi konsumen yang berada di sekitar kelurahan padang bulan ini hampir semua merupakan mahasiswa-mahasiswa setempat yang sedang berkuliah di USU atau pun di universitas lain di sekitarnya. Dan mahasiswa-mahasiswa tersebut hanya sedikit yang berasal dari keluarga yang mapan untuk dapat menyewa kamar kost Kelas A atau pun Kelas B, sehingga banyak dari mereka yang berusaha mencari rumah kost yang sederhana namun tidak mahal dan juga paling dekat dengan kampus mereka.

d) Kebutuhan sehari-hari penghuni kamar kost yang tinggi Faktor ini muncul dari konsumen di dalam usaha rumah kost itu sendiri, dimana setiap penghuni pasti memiliki kebutuhan sehari-hari seperti makan, mencuci pakaian, keperluan mandi, dan keperluan lain sebagainya. Biasanya untuk mendapatkan itu semua, mereka pergi keluar dari rumah kost untuk membelinya ke


(66)

supermarket, toko-toko/kedai, laundry pakaian, rumah makan, dan lain-lain. Tetapi beberapa dari mereka merasa malas untuk keluar rumah kost untuk memenuhi itu semua, namun terpaksa keluar karena tidak ada pilihan lain.

2. Ancaman (Threats)

Merupakan faktor-faktor eksternal negatif yang berdampak buruk terhadap keberlangsungan dari usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a) Banyaknya pesaing usaha yang sejenis di daerah sekitar

Seperti yang sudah dibahas bahwa peneliti sudah mengelompokkan usaha rumah kost di kelurahan padang bulan menjadi Kelas A, B, dan C. Hal ini sudah memastikan bahwa yang menjadi pesaing dari usaha rumah kost Kelas C ini merupakan usaha rumah kost Kelas A, dan B. namun pesaing sejenis tidak hanya berada di daerah kelurahan padang bulan, pesaing usaha sejenis juga dapat ditemui di kelurahan yang berdekatan dengan kelurahan padang bulan yaitu: kelurahan titi rantai, kelurahan merdeka, kelurahan padang bulan selayang I, dan kelurahan polonia. Yang juga memiliki banyak usaha rumah kost Kelas sejenis maupun Kelas diatasnya.

b) Harga bahan pokok bangunan naik

Dalam melakukan pengembangan/pembangunan rumah kost sangat membutuhkan bahan-bahan pokok bangunan seperti semen,


(1)

Selanjutnya dalam hasil analisis matriks SWOT, usaha rumah kost kelas C di kelurahan Padang Bulan menghasilkan beberapa strategi alternatif yaitu: Meningkatkan kegiatan promosi dalam upaya pengembangan dan penetrasi pasar; Strategi pengembangan produk dengan melakukan kegiatan kebersihan yang rutin dan terorganisir, meningkatkan sistem keamanan rumah kost, dan menambah atau menyediakan fasilitas; Membuat atau menambahkan pelayanan dan usaha tambahan dalam upaya diversifikasi horizontal; Membuat pengelolaan keuangan khusus usaha rumah kost dan Memanfaatkan pinjaman dari bank untuk mengembangkan usaha untuk meningkatkan kemampuan internal usaha. Strategi alternatif tersebut didesain sedemikian rupa untuk dapat meningkatkan pendapatan usaha, agar dapat berkembang menjadi usaha yang lebih besar.


(2)

BAB V PENUTUP

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian pada bab sebelumnya melalui analisis

SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats Analysis) maka

peneliti akan mengambil kesimpulan pada usaha rumah kost Kelas C sebagai berikut:

1. Kondisi dari faktor lingkungan internal dari usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan:

a) Kekuatan (Strengths)

Diantaranya adalah: Lokasi usaha yang sangat strategis, Harga sewa yang bersaing, Tidak membutuhkan SDM khusus yang digaji, dan Biaya perawatan yang rendah.

b) Kelemahan (Weaknesses)

Diantaranya adalah: Fasilitas & pelayanan yang minim, Administrasi keuangan yang masih sederhana, Tidak melakukan kegiatan promosi, Kurangnya pemeliharaan kebersihan rumah kost, Kurang tingkat keamanan yang disediakan, dan Modal yang diiperlukan cukup besar.


(3)

a) Peluang (Opportunities)

Diantaranya adalah: Tingkat populasi konsumen yang tinggi, Tersedianya pinjaman dari bank, Tingginya permintaan kamar kost yang murah, Kebutuhan sehari-hari penghuni kamar kost yang tinggi.

b) Ancaman (Threaths)

Diantaranya adalah: Banyaknya pesaing usaha yang sejenis di daerah sekitar, Harga bahan pokok bangunan naik, Kepadatan bangunan yang meningkat di kelurahan padang bulan, Adanya pungutan-pungutan yang dilakukan oleh pemuda setempat.

3. Setelah dilakukan analisis SWOT dengan menggunakan IFAS dan EFAS serta Diagram SWOT pada usaha rumah kost Kelas C, maka strategi yang tepat dalam meningkatkan pendapatan usaha rumah kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, Medan adalah Strategi Turn-Around, dimana Fokus strategi yang dilakukan adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

4. Masih ada beberapa dari usaha rumah kost kelas C yang berada di kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru, Medan, yang belum memiliki izin usaha resmi.


(4)

6.2Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada usaha Rumah Kost Kelas C di kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru, Medan. Maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukan bagi pengusaha usaha rumah kost kelas C, yaitu :

1. Strategi-strategi alternatif yang didapat dilakukan oleh usaha rumah kost Kelas C, adalah:

a) Menambah atau menyediakan fasilitas

b) Membuat atau menambahkan pelayanan dan usaha tambahan c) Membuat pengelolaan keuangan khusus usaha rumah kost d) Meningkatkan kegiatan Promosi

e) Melakukan kegiatan kebersihan yang rutin dan terorganisir f) Meningkatkan sistem keamanan rumah kost

g) Memanfaatkan pinjaman dari bank untuk mengembangkan usaha

2. Karena usaha rumah kost kelas C ini memiliki kesempatan untuk menjadi usaha besar yang berprofitabilitas, maka langkah pertama usaha ini butuh melegalkan usaha ke pihak yang berwajib agar usaha tersebut legal dan resmi.

3. Bagi usaha rumah kost kelas C yang jika nantinya telah berkembang menjadi usaha besar yang berprofitabilitas, hendaknya melakukan


(5)

“Khusus untuk rumah kost yang lebih dari 10 (sepuluh) kamar yang dihuni mahasiswa dengan harga sewa kamar diatas 1 (satu) juta rupiah per kamar per bulan dikenakan tarif pajak 10% (sepuluh persen)”.

4. Perlu adanya penataan-penataan dari Pemerintah di lokasi kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru, Medan dan sekitarnya dari segi peraturan untuk memperkuat keberadaan usaha yang berada di lokasi tersebut. Karena banyak usaha-usaha yang sudah memadati lokasi tersebut, termasuk usaha-usaha rumah kost. Dan selain itu juga perlu adanya Perhatian dari pihak Pemerintah untuk usaha rumah kost semacam ini agar nantinya dapat dilindungi dan dibimbing menjadi usaha yang lebih besar dan mampu bersaing dengan usaha-usaha lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

David, Fred R. 2005. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta : Salemba Empat Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Strategis.Yogyakarta :

BPFE-YOGYAKARTA

Hunger, J. David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi

Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa. Bogor : Ghalia Indonesia

Jatmiko, Rahmad Dwi. 2003. Manajemen Stratejik. Malang : UMM Press Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga

Nasution, Nur. 2004. Manajemen Jasa Terpadu (Total Service Management). Bogor : Ghalia Indonesia

Rangkuti, Freedy. 2009. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta : Erlangga

Wahyudi, A. Sri. 1996. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta Barat : Binarupa Aksara

Jurnal:

Failosofi, Rifky Fathoni, 2012. Analisis faktor-faktor eksternal dan internal dalam pengambilan keputusan strategi pada doorsmeer Prima mobil di jalan karya jaya kelurahan Pangkalan mashur kecamatan Medan johor. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Maulansyah, Puji, 2012. Analisis Faktor Internal dan Eksternal melalui

Pendekatan SWOT dalam upaya penentuan Strategi Pengembangan Bisnis di Rumah Makan Khas Sunda Pak H.Ihin Jl.raya puncak km 92 Cipanas


Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi dan Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Rumah Kost Kelurahan Padang Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

4 81 106

Analisis Strategi Pemasaran Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Jaya Ponsel Di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor)

2 82 72

Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)

9 49 128

Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)

1 2 12

Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)

0 0 2

Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)

0 0 15

Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)

0 0 37

Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)

0 0 3

Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)

0 0 9

KUESIONER PENELITIAN Hygiene Sanitasi dan Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Rumah Kost Kelurahan Padang Bulan selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

0 0 20