5.2. Pembahasan
5.2.1. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Usia
Pada bagian terdahulu telah dipaparkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dimana terlihat bahwa jumlah penderita leiomioma uteri
terbesar terletak pada rentang usia 41-50 tahun, yakni sebanyak 35 orang 54,7 dari total keseluruhan 64 data rekam medis yang berhasil
diperoleh. Hasil yang didapatkan ini sebanding dengan penelitian
sebelumnya oleh Johar 2009 yang menunjukkan bahwa kasus mioma
uteri terbanyak terdapat pada kelompok usia 40-49 tahun. Selain itu, hasil penelitian yang dikerjakan oleh Ginting dkk. di RSUD Dr. Pirngadi 2011
juga memperlihatkan hasil yang sebanding, yakni sekitar 60 penderita mioma uteri berada pada kelompok usia 40-49 tahun.
Tri Kurniasari 2010 pada penelitiannya di RSUD Dr. Moewardi Surakarta memperoleh data yang menunjukkan bahwa 70 dari total 114
penderita berada pada kelompok usia yang sama, yakni 41-50 tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelompok usia tersebut
merupakan kelompok usia dengan risiko tertinggi untuk kejadian leiomioma uteri, meskipun faktor risiko lain juga sebaiknya jangan
diabaikan. Kemudian dapat diamati bahwa rentang usia dengan prevalensi
terendah berada pada kelompok usia 21-30 tahun, hanya7,8, dan 9,4 pada kelompok usia 51-60 tahun. Hasil ini sesuai dengan teori
pertumbuhan leiomioma yang kemungkinan tergantung pada estrogen, dimana kasus jarang dijumpai sebelum usia 30 tahun dan cenderung
mengecil dan hilang setelah menopause, ketika kadar estrogen menurun Todd, 2012.
5.2.2. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Kelompok Berat Badan
Pada penelitian ini diperolah hasil yang menunjukkan bahwa dominansi berat badat penderita leiomioma uteri berada pada kelompok
Universitas Sumatera Utara
berat badan 51-60 kg, yaitu sebesar 40,6, disusul oleh penderita yang
dikelompokkan dalam rentang berat badan 41-50 kg 32,8. Belum banyak penelitian yang menggambarkan distribusi berat badan pada
penderita leiomioma uteri. Beberapa diantaranya disebabkan tidak tersedianya sumber data yang adekuat. Pada penelitian Kurniasari 2010,
31,58 penderita memiliki IMT normal 18,5-25. Studi lain yang dilakukan terhadap wanita di Nigeria 1999 menunjukkan terdapat
hubungan antara kelebihan berat badan IMT 25 dengan insidens leiomioma uteri.
Obesitas mungkin berhubungan dengan mioma, namun apakah obesitas mendahului dan berperan sebagai faktor risiko, ataukah obesitas
dapat pula sebagai efek sekunder dari massa tumor masih belum dapat dipastikan National Uterine Fibroids Foundation, 2010.
Oleh karena penelitian ini hanya menggambarkan distribusi berat bedan penderita, bukan IMT, maka belum dapat disimpulkan mengenai
distribusi ataupun mengenai keterkaitan antara berat badan dengan leiomioma uteri, bila dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yang kebanyakan hanya menggambarkan distribusi IMT.
5.2.3. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Usia Menarche