BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional studi potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik
penderita leiomioma uteri.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus sampai Desember 2013.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah data seluruh penderita leiomioma uteri yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 yang tercatat dalam rekam
medis yaitu sebanyak 64 orang.
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah data seluruh penderita leiomioma uteri yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis penderita leiomioma uteri yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2012, kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang diteliti.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Data rekam medis yang telah terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara komputerisasi. Data yang diambil merupakan data berskala nominal atau
Universitas Sumatera Utara
kategorik Sastroasmoro Ismael, 2011. Hasil pengolahan dan analisis data kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yaitu sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara,
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan
Bunga Lau No. 17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.
5.1.2. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis pasien yang telah terdiagnosis leiomioma
uteri di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Data yang diambil berasal dari satu kurun waktu, yaitu data rekam medis pada tahun
2012. Jumlah data keseluruhan adalah 64 data rekam medis yang
lengkapnya mencakup data tentang usia, berat badan, usia menarche, paritas, dan letak leiomioma uteri.
5.1.2.1. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Usia
Distribusi data penelitian yang menunjukkan usia penderita leiomioma uteri untuk tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan
Usia Tahun 2012 Kelompok Umur
Frekuensi
21-30 tahun 5
7,8 31-40 tahun
18 28,1
Universitas Sumatera Utara
41-50 tahun 35
54,7 51-60 tahun
6 9,4
Total 64
100 Berdasarkan tabel 5.1, didapati bahwa jumlah penderita leiomioma
uteri pada rentang usia 21-30 tahun sebanyak 5 orang 7,8, pada rentang usia 31-40 tahun sebanyak 18 orang 28,1, pada rentang usia 41-50
tahun sebanyak 35 orang 54,7, dan pada rentang usia 51-60 tahun sebanyak 6 orang 9,4.
5.1.2.2. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Kelompok Berat Badan
Distribusi data penelitian leiomioma uteri berdasarkan kelompok berat badan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan
Kelompok Berat Badan Tahun 2012 Kelompok Berat
Badan Frekuensi
31-40 kg 2
3,1 41-50 kg
21 32,8
51-60 kg 26
40,6 61-70 kg
9 14,1
71-80 kg 5
7,8 80 kg
1 1,6
Total 64
100 Berdasarkan tabel 5.2, didapati bahwa jumlah penderita leiomioma
uteri pada kelompok berat badan 31-40 kg sebanyak 2 orang 3,1, pada kelompok berat badan 41-50 kg sebanyak 21 orang 32,8, pada
kelompok berat badan 51-60 kg sebanyak 26 orang 40,6, pada kelompok berat badan 61-70 kg sebanyak 9 orang 14,1, pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok berat badan 71-80 kg sebanyak 5 orang 7,8, dan pada kelompok berat badan 80 kg sebanyak 1 orang 1,6.
5.1.2.3. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Usia Menarche
Distribusi data penelitian leiomioma uteri berdasarkan usia menarche pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan
Usia Menarche Tahun 2012 Usia Menarche
Frekuensi
11 tahun 4
6,3 12 tahun
20 31,3
13 tahun 14
21,9 14 tahun
14 21,9
15 tahun 7
10,9 16 tahun
4 6,3
17 tahun 1
1,6
Total 64
100 Berdasarkan tabel 5.3, didapati bahwa jumlah penderita leiomioma
uteri berdasarkan usia menarche pada usia 11 tahun sebanyak 4 orang 6,3, pada usia 12 tahun sebanyak 20 orang 31,3. Sementara pada
usia 13 tahun dan 14 tahun berjumlah sama, masing-masing dengan jumlah 14 orang 21,9. Pada usia 15 tahun sebanyak 7 orang 10,9,
pada usia 16 tahun sebanyak 4 orang 6,3, dan pada usia 17 tahun sebanyak 1 orang 1,6.
5.1.2.4. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Kelompok Paritas
Distribusi penderita leiomioma uteri berdasarkan kelompok paritas pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Kelompok Paritas
Kelompok Paritas Frekuensi
Nullipara 18
28,1 Primipara
8 12,5
Multipara 29
45,3 Grande Multipara
9 14,1
Total 64
100 Berdasarkan tabel 5.4, didapati bahwa jumlah penderita leiomioma
uteri berdasarkan kelompok paritas pada nullipara sebanyak 18 orang 28,1, pada primipara sebanyak 8 orang 12,5, pada multipara
sebanyak 29 orang 45,3, dan pada grande multipara sebanyak 9 orang 14,1.
5.1.2.5. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Letak
Distribusi penderita leiomioma uteri berdasarkan letak pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut.
Tabel 5.5. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Letak Kelompok Paritas
Frekuensi
Intramural 40
62,5 Submukosa
15 23,4
Subserosa 9
14,1
Total 64
100 Berdasarkan tabel 5.5, diperoleh hasil jumlah penderita leiomioma
uteri berdasarkan letak terbagi atas leiomioma pada intramural sebanyak 40 orang 62,5, pada submukosa sebanyak 15 orang 23,4, dan pada
subserosa sebanyak 9 orang 14,1.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan
5.2.1. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Usia
Pada bagian terdahulu telah dipaparkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dimana terlihat bahwa jumlah penderita leiomioma uteri
terbesar terletak pada rentang usia 41-50 tahun, yakni sebanyak 35 orang 54,7 dari total keseluruhan 64 data rekam medis yang berhasil
diperoleh. Hasil yang didapatkan ini sebanding dengan penelitian
sebelumnya oleh Johar 2009 yang menunjukkan bahwa kasus mioma
uteri terbanyak terdapat pada kelompok usia 40-49 tahun. Selain itu, hasil penelitian yang dikerjakan oleh Ginting dkk. di RSUD Dr. Pirngadi 2011
juga memperlihatkan hasil yang sebanding, yakni sekitar 60 penderita mioma uteri berada pada kelompok usia 40-49 tahun.
Tri Kurniasari 2010 pada penelitiannya di RSUD Dr. Moewardi Surakarta memperoleh data yang menunjukkan bahwa 70 dari total 114
penderita berada pada kelompok usia yang sama, yakni 41-50 tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelompok usia tersebut
merupakan kelompok usia dengan risiko tertinggi untuk kejadian leiomioma uteri, meskipun faktor risiko lain juga sebaiknya jangan
diabaikan. Kemudian dapat diamati bahwa rentang usia dengan prevalensi
terendah berada pada kelompok usia 21-30 tahun, hanya7,8, dan 9,4 pada kelompok usia 51-60 tahun. Hasil ini sesuai dengan teori
pertumbuhan leiomioma yang kemungkinan tergantung pada estrogen, dimana kasus jarang dijumpai sebelum usia 30 tahun dan cenderung
mengecil dan hilang setelah menopause, ketika kadar estrogen menurun Todd, 2012.
5.2.2. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Kelompok Berat Badan
Pada penelitian ini diperolah hasil yang menunjukkan bahwa dominansi berat badat penderita leiomioma uteri berada pada kelompok
Universitas Sumatera Utara
berat badan 51-60 kg, yaitu sebesar 40,6, disusul oleh penderita yang
dikelompokkan dalam rentang berat badan 41-50 kg 32,8. Belum banyak penelitian yang menggambarkan distribusi berat badan pada
penderita leiomioma uteri. Beberapa diantaranya disebabkan tidak tersedianya sumber data yang adekuat. Pada penelitian Kurniasari 2010,
31,58 penderita memiliki IMT normal 18,5-25. Studi lain yang dilakukan terhadap wanita di Nigeria 1999 menunjukkan terdapat
hubungan antara kelebihan berat badan IMT 25 dengan insidens leiomioma uteri.
Obesitas mungkin berhubungan dengan mioma, namun apakah obesitas mendahului dan berperan sebagai faktor risiko, ataukah obesitas
dapat pula sebagai efek sekunder dari massa tumor masih belum dapat dipastikan National Uterine Fibroids Foundation, 2010.
Oleh karena penelitian ini hanya menggambarkan distribusi berat bedan penderita, bukan IMT, maka belum dapat disimpulkan mengenai
distribusi ataupun mengenai keterkaitan antara berat badan dengan leiomioma uteri, bila dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yang kebanyakan hanya menggambarkan distribusi IMT.
5.2.3. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Usia Menarche
Penemuan dari suatu studi kohort The Black Women’s Health,
menarche yang lebih cepat dapat dianggap sebagai faktor resiko leiomioma uteri. Dalam studi tersebut, resiko terus berkurang dengan
meningkatnya umur dari menarche Baird, 2004. Maka hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan studi tersebut, dimana peneliti mendapatkan
hasil bahwa 20 orang penderita 31,3 mendapat haid pertama pada usia 12 tahun, disusul 21,9 yang berusia 13 tahun saat menarche, lalu 14
orang juga 21,9 dengan menarche pada 14 tahun, 10,9 pada usia 15 tahun, kemudian 6,3 pada usia 16 tahun, dan hanya 1,6 pada usia
menarche 17 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Johar 2009 pada penelitiannya juga mendapatkan usia menarche terbanyak pada kelompok usia 13-15 tahun, sama halnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sawaludin 2012 yang juga mendapatkan hasil yang serupa, yakni 57 dari keseluruhan sampel merupakan penderita dengan
usia menarche 13-15 tahun. Secara garis besar persentase kasus leiomioma uteri pada penelitian
ini semakin menurun seiring dengan peningkatan usia menarche. Ketidaksesuaian hanya ditemukan pada usia menarche 11 tahun, dimana
hanya terdapat 4 orang 6,3, lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok usia 12 tahun 31,3. Hal ini dapat disebabkan berbagai hal,
misalnya hubungan faktor nutrisi dengan usia menarche, kemampuan pasien untuk mengingat dengan tepat usia saat mereka mendapat haid
pertama kalinya, sensitivitas jaringan terhadap hormon, dll.
5.2.4. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Kelompok Paritas
Pada tabel 5.4 telah dijabarkan distribusi jumlah penderita leiomioma uteri berdasarkan kelompok paritas. Paritas muncul sebagai
perlindungan terhadap leiomioma uteri pada The Black Women’s health
Study, penemuan yang sangat mirip juga dilaporkan oleh The Nurses’
Health Study Baird, 2004. Perubahan hormonal pada fase awal kehamilan dianggap berkontribusi pada efek protektif tersebut Walker,
2001. Baird dan Danson 2003 mengajukan hipotesa bahwa efek protektif paritas terhadap fibroid meliputi proses involusi uterus pasca
melahirkan, dimana leiomioma yang kecil ikut menyusut pada proses ini. Namun diungkapkan pula bahwa proteksi ini tertinggi dijumpai pada usia
reproduktif pertengahan pada studi yang mereka lakukan. Sementara hasil yang diperoleh pada penelitian menunjukkan
bahwa persentase terbesar penderita leiomioma uteri 45,3 berada pada kelompok multipara sedangkan kelompok paritas nullipara hanya berada
pada urutan kedua 28,1. Selain itu, bila kita menggabungkan
Universitas Sumatera Utara
pengelompokkan hasil penelitian ini dengan hanya membagi kelompok paritas menjadi pernah melahirkan 71,9 dan tidak pernah melahirkan
28,1, maka peran paritas sebagai suatu faktor protektif terhadap kejadian leiomioma uteri mungkin tidak bersifat universal, meskipun
demikian, adanya berbagai faktor risiko lain harus selalu dipertimbangkan. Di Indonesia khususnya, penelitian lain dengan desain analitik oleh
Sawaludin 2012 juga mendapatkan hasil yang mirip dengan hasil yang diperoleh peneliti, dimana Sawaludin menyimpulkan terdapat hubungan
antara jumlah paritas dengan mioma uteri dimana kelompok paritas multipara memperoleh persentase tertinggi, 58 dari total sampel. Ginting
2011 pada penelitiannya juga mendapatkan kelompok paritas multipara sebagai kelompok terbanyak, 45,2. Selain itu, Baird 2004 pernah
mengemukakan bahwa walaupun efek perlindungan dari paritas sudah ditemukan dalam studi lainnya dengan baik, hubungan ini masih sulit
diinterpretasikan karena berpotensial untuk terjadinya bias.
5.2.5. Distribusi Penderita Leiomioma Uteri Berdasarkan Letak Dari hasil penelitian didapati bahwa jumlah penderita leiomioma
uteri berdasarkan letaknya terbanyak dijumpai di intramural yaitu sebanyak 40 orang 62.5, pada submukosa sebanyak 15 orang 23.4,
dan pada subserosa sebanyak 9 orang 14.1. Pada penelitiannya, Ginting
2011 juga mendapat hasil yang sama dengan mioma di intramural sebanyak 41,9. Selain itu, didapati pula hasil yang menunjukkan bahwa
51 penderita memiliki tumor yang berlokasi pada intramural pada penelitian Kurniasari 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Karakteristik penderita leimioma uteri di instalasi obstetri dan ginekologi RSUP Adam Malik pada tahun 2012 berdasarkan kelompok
usia yang paling banyak pada rentang usia 41-50 tahun sebanyak 54,7 35 orang, berdasarkan kelompok berat badan yang paling banyak pada
kelompok berat badan 51-60 kg sebanyak 40,6 26 orang. Berdasarkan usia menarche yang paling banyak pada usia 12 tahun
sebanyak 20 20 orang, berdasarkan kelompok paritas yang paling banyak pada multipara sebanyak 45,3 29 orang, berdasarkan letak
yang paling banyak pada intramural sebanyak 62,5 40 orang.
6.2. Saran
1. Kepada praktisi dibidang Kebidanan dan Kandungan untuk memberikan
edukasi kepada masyarakat yang memiliki faktor reisko terhadap penyakit leiomioma uteri
2. Kepada pihak RSUP H.Adam Malik Medan, khususnya yang bertanggung
jawab dalam kelengkapan data rekam medis, seperti dokter dan paramedis untuk melengkapi data rekam medis serta menulis dengan rapi dan jelas
sehingga pembaca dapat memahami dengan benar dan tepat. 3.
Bagi penelitian selanjutnya disarankan agar lebih memperluas cakupan penelitiannya, khususnya dalam jumlah sampel dan lokasi penelitian
sehingga dapat lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi uterus