Faktor Emosional Faktor Modal

32 pengalaman dan pengetahuan tentang perusahaan organisasi tertentu. Kebutuhan akan pengalaman merupakan pengetahuan yang harus dicari sebanyak mungkin. Pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang harus dikuasai atau diketahui sebagai akibat dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Wirausaha yang berpengalaman lebih jeli dalam melihat lebih banyak jalan untuk membuka usaha baru Handayani, 2013:24.

2.2.3 Faktor Emosional

Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya. Faktor Emosional adalah fenomena kelas mental yang secara unik dikarakteristikkan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama -sama dengan suasana hati konsumen Mowen dan Minor, 2004: 208. Menurut Hendro 2011:61 ada beberapa faktor yang mempengaruhi emosional untuk memilih menjadi wirausaha, antara lain: 1. Dorongan pribadi Yang dimaksud dengan dorongan pribadi adalah pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik lingkungan ataupun keluarga. 2. Usaha sampingan Usaha sampingan biasanya dilakukan oleh seseorang karena penghasilan uang diperoleh dari pekerjaan pokok atau pekerjaan utama tidak cukup untuk Universitas Sumatera Utara 33 memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 3. Usaha turun temurun keluarga Meneruskan usaha keluarga yang sudah ada sangat berperan penting dalam menumbuhkan atau mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan berkarier sebagai wirausaha, karena keluarga berfungsi sebagai konsultan pribadi, dan mentornya. 4. Tidak mempunyai pekerjaan lain Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pension, dan menganggur atau belum kerja, akan dapat membuat seseorang memilih jalan hidupnya menjadi wirausaha, karena memang sudah tidak ada pilihan lagi untuknya.

2.2.4 Faktor Modal

Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain-lain. Akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi orang yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang yang mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua kelompok tersebut, ketika akan memulai usaha jelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausahaan, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan itu. Pandji, 2004:244. Untuk memulai usaha terlebih dahulu di perlukan sejumlah uang. Modal dapat di artikan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu seseorang Universitas Sumatera Utara 34 dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha Yulianti, 2014:38. Menurut Situmorang 2009:176, suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha itu akan terancam gagal. Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan suatau aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan atau forecasting yang baik. Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyeknya. Pada umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung pada harga tanah. Semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Modal kerja dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai aktivitasnya sehari-hari. Walaupun perusahaan mempunyai aktiva tetap, tetapi tidak memiliki modal kerja, maka perusahaan tersebut dikatakan perusahaan mati. Kehidupan perusahaan sangat bergantung pada modal kerjanya. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan sehari-hari. Secara umum, modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar Universitas Sumatera Utara 35 yang akan digunakan dalam operasi dan net working capital menunjukan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Modal kerja disini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis seperti membeli mesin dan bahan baku, sewa ruangan, merekrut karyawan, dan melakukan pemasaran. Estimasi dari modal kerja tergantung pada rencana produksi dan penjualan dari bisnis tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar pula modal kerja. Pengelolaan modal kerja akan sangat menetukan posisi keuangan perusahaan, sehingga dalam setiap penggunaan modal kerja dapat tercapai tujuan suatu perusahaan jika adanya suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dalam modal kerja tersebut. Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba. Sebaliknya modal kerja yang jumlahnya terlalu besar dari yang dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana. Menurut Suryana 2010:5 dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud tangible seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud intangible seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral dan modal mental yang dilandasi agama. a. Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, Universitas Sumatera Utara 36 komitmen dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya. b. Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan sehingga dapat terbentuk citra. c. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan. d. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini akan terbentuk apabila modal-modal diatas sudah dimiliki. Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel modal adalah: 1. Ide sendiri 2. Kejujuran 3. Kebutuhan modal 4. Sumber modal Universitas Sumatera Utara 37

2.3 Penelitian Terdahulu