16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari
aspek pemasaran perusahaan saja. Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Pengukuran berikutnya adalah dengan
mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan
perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri. Sartono, 2011:65
Motivasi terbesar untuk tumbuh adalah prestasi manajer selama organisasi mengalami pertumbuhan, berarti menggambarkan bahwa manajemen organisasi
sangat efektif. Tumbuh adalah bahwa pertumbuhan menjamin kelangsungan organisasi dalam jangka panjang, atau dengan kata lain perusahaan atau organisasi
harus tumbuh jika ingin survive Jatmiko, 2004:116. Pada umumnya pertumbuhan usaha diukur dari pertumbuhan penjualan,
pertambahan tenaga kerja, dan indikator-indikator finansial seperti peningkatan laba, peningkatan nilai aset, return on assets, return on investment, dan
sebagainya. Pada umumnya pelaku usaha tidak memiliki sistem pencatatan yang memadai atau bahkan tidak pernah mencatat aktivitas keuangan usahanya Liao
dkk, 2001:262. Akan tetapi beberapa penelitian Janssen,2009:23 menunjukkan bahwa tenaga kerja dan penjualan tidak dapat digunakan secara bergantian
Universitas Sumatera Utara
17
interchangeable sebagai indikator pertumbuhan karena terbukti faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan dari tenaga kerja dan penjualan berbeda.
Di samping itu, pertumbuhan usaha merupakan proses dinamis yang tidak terjadi secara instan karena motivasi dan perilaku hari ini akan mempengaruhi
pertumbuhan usaha yang akan datang. Intensi untuk mengembangkan usaha dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan usaha atas dasar pemahaman bahwa
mengembangkan usaha merupakan tindakan yang terencana Dutta Thornhill, 2008:315.
Pertumbuhan bisnis mempunyai implikasi penting bagi perekonomian pengusaha. Bisnis yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi dapat
merangsang perekonomian, meningkatkan daya saing internasionalnya, dan mengurangi pengangguran. Bahkan tingkat pertumbuhan menengah yang dialami
bisnis kecil dapat berdampak dramatis bagi perekonomian karena populasi dari perusahaan kecil sangat banyak . Hal ini penting untuk mengakui bahwa strategi
pertumbuhan seringkali melibatkan pengambilan risiko oleh pengusaha, yang berarti terkadang mereka tidak akan sukses. Usaha yang gagal memberikan
informasi bagi pengusaha tersebut dan pengusaha lainnya, dan belajar dari kegagalan memiliki dampak positif yang penting bagi sebuah perekonomian.
Pertumbuhan menjadikan perusahaan lebih besar, sehingga perusahaan mulai mendapat manfaat dari segi ukuran. Pertumbuhan sebaliknya juga membawa
sejumlah tantangan manajerial. Pertumbuhan memberikan tekanan pada sumber daya keuangan, sumber daya manusia, manajemen pekerja, dan waktu pengusaha.
Ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk mengatasi
Universitas Sumatera Utara
18
tekanan-tekanan ini dengan lebih baik dan secara efektif mengembangkan bisnisnya. Beberapa tekanan yang harus dihadapi oleh pengusaha adalah tekanan
pada sumber daya keuangan yang sudah ada, pengusaha seharusnya menerapkan teknik kontrol keuangan yang lebih ketat,pencatatan, dan pengelolaan persediaan.
Kemudian dalam mengatasi tekanan pada sumberdaya manusia yang sudah ada, pengusaha harus bisa menjawab pertanyaan dari berapa besar proporsi dari tenaga
kerja yang harus bekerja permanen dan berapa besar proporsi yang bekerja paruh waktu, juga harus siap memecat tenaga kerja yang tidak kompeten, serta
memelihara kultur organisasi fungsional Widayanti, 2009:31.
2.1.2 Pengertian Bisnis