B. Tujuan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance
Prinsip-prinsip good corporate yang diterbitkan OECD mencakup hal-hal berikut :
32
1. Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan good
corporate governance secara efektif ensuring the basis for an effective corporate governance framework
2. Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan the
rights of shareholders and key ownership functions 3.
Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham the equitable teratment of shareholders
4. Peranan the shareholders dalam corporate governance the role of
stakeholders in corporate governance 5.
Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan disclosure and transparency
6. Tanggung jawab Dewan Pengurus the responsibilities of the Board.
Berdasarkan berbagai definisi Good Corporate Governance yang disampaikan di atas dapat diketahui ada lima macam tujuan utama Good
Corporate Governance yaitu:
33
1. melindungi hak dan kepentingan pemegang saham,
2. melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders
pemegang saham, 3.
meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham, 4.
meningkatkan effisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan
32
John Pieris dan Nizam Jim, Etika Bisnis dan Good Corporate Governance, Jakarta: Pelangi Cendekia, 2007, hlm. 144
33
Fitri, http:id.shvoong.comsocial-scienceseconomics2259789-tujuan-dan-manfaat-
penerapan-prinsip, diakses 14 Januari 2014, pukul 14.50
Universitas Sumatera Utara
5. meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen
senior perusahaan. Kelima tujuan utama Good Corporate Governance menunjukan isyarat
bagaimana penting hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan sehingga diperlukan tata kelola perusahaan yang baik.
Di dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep. 117M-MBU2000 diutarakan juga bahwa penerapan Good Corporate
Governance pada BUMN, bertujuan untuk :
34
1. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik
secara nasional maupun internasional.
2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan,
dan efesien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ.
3. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar
BUMN.
4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.
5. Meningkatkan investasi nasional.
6. Mensukseskan program privatisasi.
Semua kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan tersebut diselenggarakan dengan sistem pengendalian internal yang mencakup :
35
34
John Pieris, et. al., Op.cit., hlm. 144
35
Ibid, hlm. 144-145
Universitas Sumatera Utara
a. Pengendalian terstruktur terdiri atas :
1. Integritas , nilai etika dan kompetensi karyawan;
2. Filosofi dan gaya manajemen;
3. Keseimbangan tanggung jawab dan kewenangan;
4. Pengembangan sumber daya manusia;
5. Arahan dari Direksi
b. Pengkajian dan pengelolaan resiko usaha
c. Pengendalian menyeluruh di setiap unit, aspek dan tingkatan
d. Ketaatan pada peraturan dalam pelaksanaan, pelaporan
e. Sistem monitoring dengan dukungan audit internal.
Praktik-praktik corporate governance yang kurang terpuji sering ditandai dengan ciri-ciri dewan direksi yang tidak efektif, kontrol internal yang lemah,
audit yang buruk, kurangnya disclosure yang seimbang, dan kurangnya penegakan hukum. Budaya Good Corporate Governance memang harus dimasyrakatkan.
Repotnya, praktik-praktik perusahaan yang tercela sring tumpang-tindih dengan masalah korupsi, kolusi dan nepotisme KKN. Sementara banyak pengusaha atau
direksi yang belum memahami atau malah sengaja melanggar prinsip-prinsip corporate governance.
36
C. Tugas dan Fungsi Direksi pada BUMN