Tugas dan Fungsi Direksi pada BUMN

a. Pengendalian terstruktur terdiri atas : 1. Integritas , nilai etika dan kompetensi karyawan; 2. Filosofi dan gaya manajemen; 3. Keseimbangan tanggung jawab dan kewenangan; 4. Pengembangan sumber daya manusia; 5. Arahan dari Direksi b. Pengkajian dan pengelolaan resiko usaha c. Pengendalian menyeluruh di setiap unit, aspek dan tingkatan d. Ketaatan pada peraturan dalam pelaksanaan, pelaporan e. Sistem monitoring dengan dukungan audit internal. Praktik-praktik corporate governance yang kurang terpuji sering ditandai dengan ciri-ciri dewan direksi yang tidak efektif, kontrol internal yang lemah, audit yang buruk, kurangnya disclosure yang seimbang, dan kurangnya penegakan hukum. Budaya Good Corporate Governance memang harus dimasyrakatkan. Repotnya, praktik-praktik perusahaan yang tercela sring tumpang-tindih dengan masalah korupsi, kolusi dan nepotisme KKN. Sementara banyak pengusaha atau direksi yang belum memahami atau malah sengaja melanggar prinsip-prinsip corporate governance. 36

C. Tugas dan Fungsi Direksi pada BUMN

Keberadaan direksi dalam perseroan terbatas ibarat nyawa bagi perseroan. Tidak mungkin ada suatu perseroan tanpa adanya direksi. Sebaliknya, tidak 36 Adrian Sutedi, Op.cit., hlm. 66 Universitas Sumatera Utara mungkin adanya direksi tanpa adanya perseroan. Oleh karena itu, keberadaan direksi bagi perseroan terbatas sangat penting. Sekalipun perseroan terbatas sebagai badan hukum, yang mempunyai kekayaan terpisah dengan direksi, tetapi hal itu hanya berdasarkan fiksi hukum, bahwa perseroan terbatas dinggap seakan- akan sebagai subjek hukum sama seperti manusia. 37 Keberadaan direksi adalah untuk mengurus perseroan sesuai maksud dan tujuan perseroan dengan itikad baik dan penuhn tanggujng jawab. Dengan demikian, keberadaan direksi sangat dibutuhkan oleh perseroan. Tidak mungkin terdapat suatu perseroan tanpa adanya direksi. Mengurus perseroan bukan merupakan hal yang mudah. Oleh karena itu, agar perseroan tersebut terurus sesuai maksud didirikan perseroan, maka untuk menjadi direksi perlu persyaratan dan keahlian. Pendelegasian wewenang dari perseroan kepada direksi untuk mengelola perseroan tersebut lazim disebut sebagai fiduciary duty. 38 Menurut Pasal 1 butir 5 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, “Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggun jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar”. Dengan demikian direksi adalah salah satu pihak yang bertanggung jawab untuk pengurusan perseroan sesuai dengan tujuan perseroan. Hal ini dikarenakan “Direksi adalah trustee sekaligus agent bagi perseroan terbatas. Dikatakan sebagai 37 Try Widiyono, Direksi Perseroan Terbatas: Keberadaan ,Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, hlm. 40. 38 Ibid., hlm. 41 Universitas Sumatera Utara trustee karena direksi melakukan pengurusan terhadap harta kekayaan perseroan, dan dikatakan agent karena direk si bertindak keluar dan atas nama perseroan”. 39 Fungsi direksi demikian sekaligus telah memberikan gambaran direksi dalam suatu perseroan terbatas. Keberadaan direksi deperlukan oleh perseroan sebagai salah satu pilar utama dalam mengurus perseroan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa direksi diibaratkan sebagai nahkoda perseroan, pusat energi central energy perseroan, mesin perseroan corporate engineering, semangat perseroan spirit of corporations, corporate image yang utama dari perseroan, simbol perseroan imagine corporations, aura perseroan dan lain sebagainya. 40 Tugas dan tanggung jawab direksi adalah tugas dan tanggung jawab direksi sebagai suatu organ, yang merupakan tanggung jawab kolegial sesama anggota direksi terhadap perseroan. Direksi tidak secara sendiri-sendiri bertanggungjawab kepada perseroan. Ini berarti setiap tindakan yang diambil atau dilakukan oleh salah satu atau lebih anggota direksi akan mengikat anggota direksi lainnya. Namun ini tidak berarti diperkenankan terjadinya pembagian tugas di antara anggota Direksi perseroan, demi pengurusan perseroan yang efesien. 41 Pasal 92 jo. Pasal 98 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Peseroan Terbatas menyatakan Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan 39 Gunawan Widjaya, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Forum Sahabat, 2008 hlm. 65 40 Try Widiyono, Op.cit., hlm. 41 41 Adrian Sutedi, Op.cit., hlm. 128 Universitas Sumatera Utara perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Secara rinci, tugas direksi mengurus perseroan masih tersebar pada bebedrapa ketentuan, antara lain sebagai berikut: 42 1. Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 43 Hal ini juga ditegaskan kembali dalam pasal 92 ayat 1 dan 2 UUPT, yaitu direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Direksi berwenang menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini danatau anggaran dasar. Tanggung jawab direksi tersebut ditegaskan kembali pada pasal 97 ayat 1 dan pasal 92 ayat 1 sampai 3 2. Tugas melakukan pemenuhan persyaratan legalitas perseroan, baik dalam proses pendirian, proses pengesahan perseroan menjadi badan hukum, proses perubahan anggaran dasar, baik perubahan anggaran dasar menyangkut perubahan „tertentupokok‟ maupun perubahan anggaran dasar lainnya. Tugas tersebut tercantum dalam berbagai pasal dalam 42 Ibid, hlm. 51-59 43 Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara UUPT, seperti tugas untuk memenuhi legalitas pendirian, yaitu sebagai berikut: a. Pengajuan kepada Menteri Hukum dan HAM Menkumham RI paling lambat 60 hari sejak akta dibuat, dilengkapi keterangan mengenai dokumen. 44 b. Mengirimkan secara fisik surat permohonan yang dilampiri data pendukung dalam waktu 30 hari sejak dinyatakannya tidak keberatan oleh Menkumham. 45 c. Menerima keputusan tentang pengesahan perseroan menjadi badan hukum oleh Menkumham dalam waktu 14 hari setelah semua persyaratan dipenuhi. 46 d. Perseroan memperoleh status badan hukum diatur dalam pasal 7 ayat 4 UUPT, pada tanggal diterbitkannya keputusan Menkumham mengenai pengesahan badan hukum perseroan. 3. Berkenaan dengan legalitas perubahan anggaran dasar, antara lain diatur sebagai berikut: a. Perubahan anggaran dasar ditetapkan oleh dan merupakan wewenang darri RUPS. Acara RUPS mengenai perubahan anggaran dasar tersebut wajib dicantumkan dengan jelas dalam panggilan RUPS. 44 Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 45 Pasal 10 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 46 Pasal 10 ayat 6 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara b. Perubahan tertentu pokok sebagaimana telah diatur pada pasal 21 ayat 2 UUPT, yang menyangkut 6 aspek. Dalam perubahan anggaran dasar tertentu, “pokok” tersebut wajib mendapatkan persetujuan dari Menkumham. 47 c. Perubahan anggaran dasar lainnya di luar perubahan anggaran dasar tertentupokok cukup diberitahukan kepada Menkumham. d. Dalam hal perubahan anggaran dasar perseroan tersebut tidak dibuat atau dimuat dalam akta berita acara rapat yang dibuat notaris, maka perubahan anggaran dasar tersebut selanjutnya tetap wajib dinyatakan dalam akta notaris, paling lambat 30 hari, terhitung sejak dalam akta notaris sejak tanggal keputusan RUPS yang tidak dibuat akta berita acara rapat yang dibuat notaris. 48 e. Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasarmenyangkut perubahan pokok atau perubahan lainnya diajukan kepada Menkumham paling lambat 30 hari, terhitung sejak tanggal akta notaris yang memuat anggaran dasar tersebutj dibuat 49 f. Setelah lewat batas waktu 30 hari sejak akta notaris tersebut dibuat, permohonan persetujuan atau pemberitahuan perubahan anggaran dasar tidak dapat diajukan atau disampaikan kepada Menkumham. Dengan demikian, pada saat lewatnya waktu 30 hari sejak akta notaris 47 Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 48 Pasal 21 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 49 Pasal 21 ayat 7 dan 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara dibuat atau sejak perubahan anggaran dasar, tidak diajukan kepada Menkumham maka terhadap perubahan anggaran dasar tersebut tidak berlaku dan wajib dilakukan perubahan anggaran dasar baru, melalui prosedur dan tahapan serta waktu baru, sekalipun materi perubahan tersebut masih tetap sama. 4. Kewajiban direksi untuk mendaftarkan pada daftar perseroan yang diatur pada pasal 4 ayat 7 sampai 9 UUPT. Kewajiban direksi ini berlaku dalam hal terjadi pengangkatan penggantian dan pemberitahuan anggota direksi. Doreksi wajib memberitahukan perubahan anggota direksi kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari, terhitung sejak tanggal keputusan RUPS tersebut. 5. Tugas untuk memastikan bahwa pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yahng berlaku. 6. Direksi perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang saham. Selain daftar pemegang saham tersebut, direksi perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar khusus yang memuat mengenai saham anggota direksi dan dewan komisaris beserta keluarganya dalam perseroan danatau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. 50 7. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri 50 Pasal 50 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara untuk dicatat dalam daftar perseroan, paling lambat 30 hari, terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak. 8. Direksi menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. Rencana kerja tersebut memuat juga anggaran tahunan perseroan untuk tahun buku yan g akan datang. 51 9. Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaaholeh dewan komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku perseroan berakhir. 52 Kewajiban direksi ini sebagai bagian dari tanggung jawab direksi perseroan kepada shareholder yang juga mendasar pada prinsip fiduciary duty. 10. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit. 53 11. Direksi mempunyai tugas juga, antara lain untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana diatur dalam padal 79 ayat 10 UUPT. Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 hari, terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima. 54 Direksi melakukan pemanggilan kepada pemegang saham sebelum menyelenggarakan RUPS. 55 51 Pasal 63 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 52 Pasal 66 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 53 Pasal 68 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 54 Pasal 79 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 55 Pasal 81 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara 12. Kewajiban direksi untuk memberitahukan keputusan RUPS mengenai pengurangan modal perseroan kepada semua kreditur dengan mengumumkan dalam satu atau lebih surat kabar dalam jangka waktu paling lambat 7 hari, terhitung sejak tanggal keputusan RUPS. 56 13. Direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam hal anggota direksi terdiri lebih dari satu orang, yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain anggaran dasar. 57 14. Pasal 100 ayat 1 UUPT memberikan tugas kepada direksi, yaitu direksi wajib: a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat direksi; b. Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud dalam undang- undang tentang dokumen perusahaan; serta c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud serta dokumen perseroan lainnya. 15. Anggota direksi wajib melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan danatau keluarganya 56 Pasal 44 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 57 Pasal 98 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. 58 16. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk: 59 a. Mengalihkan kekayaan perseroan; atau b. Menjadikan jaminan utang kekayaanperseroan; yang merupakan lebih dari 50 jumlah kekayaan bersih perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. 17. Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada satu orang karyawan perseroaan atau lebih kepada orang lain untuk dan atas nama melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa. 60 18. Direksi perseroan yang akan menggabungkan diri dan menerima penggabungan menyusun rancangan penggabungan. 61 19. Direksi perseroan yang akan diambil alih dan perseroan yang akan mengambil alih dengan persetujuan dewan komisaris masing-masing menyusun rancangan pengambilalihan. 62 20. Direksi, dewan komisaris atau satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham 58 Pasal 100 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 59 Pasal 102 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 60 Pasal 103 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 61 Pasal 123 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 62 Pasal 125 ayat 6 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara dengan hak suara, dapat mengajukan usul pembubaran perseroan kepada RUPS. 63 21. Tugas direksi yang utama adalah mengurus perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya adalah semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keberadaan jalannya perseroan, termasuk peraturan pelaksanannya, antara lain peraturan perbankan, peraturan perasuransian, peraturan lembaga keuangan, dalam hal terdapat pertentangan antara anggaran dasar dan UUPT, yang berlaku adalh UUPT. 64 Pada prinsipnya, suatu Perseroan Terbatas dapat mempunyai hanya satu orang direktur, tetapi dalam hal-hal tertentu sebuah Perseroan Terbatas haruslah mempunyai paling sedikit dua orang direktur, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut: 65 a. Perseroan yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat. b. Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang. c. Perseroan berbentuk Perseroan Terbuka. Dalam menjalankan tugas dan kepengurusannya, direksi harus senantiasa : 66 a. Bertindak dengan itikad baik; 63 Pasal 144 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 64 Try Widyono, Op.cit., hlm. 59 65 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, hlm. 51. 66 Adrian Sutedi, Op.cit., hlm. 128 Universitas Sumatera Utara b. Senantiasa memperhatikan kepentingan perseroan dan bukan kepentingan dari pemegang saham semata-mata; c. Kepengurusan perseroan harus dilakukan dengan baik, sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya, dengan tingkat kecermatan yang wajar, dengan ketentuan bahwa direksi tidak diperkenankan untuk memperluas maupun mempersempit ruang lingkup geraknya sendiri; d. Tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan kepentingan antara kepentingan perseroan dengan kepentingan direksi. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Tinjauan Prinsip Akuntabilitas Direksi Perseroan Dalam Penerapan Good Corporate Governance

11 148 120

Penerapan Prinsip-Pprinsip Good Corporate Governance, Khususnya Prinsip Keterbukaan Dalam Proses Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Lingkungan Bumn Perkebunan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

2 74 145

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan

0 36 117

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 3 9

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 17

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 22

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 2