PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM

64

BAB IV PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI DIREKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN A. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada BUMN di PT. Perkebunan Nusantara III Medan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III Persero, merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit CPO dan Inti Sawit Kernel dan produk hilir karet. PT. Perkebunan Nusantara III Persero, disingkat PTPN III dibentuk berdasarkan PP No.8 Tahun 1996, Tanggal 14 Pebruari 1996 dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara BUMN dibidang perkebunan. PTPN III merupakan penggabungan kebun-kebun diwilayah Sumetera Utara dari eks PTP III, PTP IV dan PTP V. Setiap perusahaan memiliki visi dan misi dari keberadaannya. Demikian halnya dengan PT. Perkebunan Nusantara III ini juga memiliki visi dan misi serta tujuan perusahaan seperti perusahaan-perusahaan lainnya. 92 Visi perusahaan : Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. 92 http:ptpn3.co.id, diakses pada tanggal 13 Januari 2014, pukul 15.00 WIB. Universitas Sumatera Utara Misi perusahaan : - Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan. - Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan - Memberlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal. - Menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor. - Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. - Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan komunitas - Melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang bewawasan lingkungan Tujuan Perusahaan : Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha dibidang agrobisnis dan agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perusahaan melaksanakan kegiatan utama sebagai berikut : a Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan- kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut. Universitas Sumatera Utara b Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya. c Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahan. d Pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis dan agroindustri. e Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya visi dan misi serta tujuan dari perusahaan tersebut merupakan pernyataan tertulis tentang tujuan-tujuan kegiatan usaha yang akan dilakukannya. Tentunya kegiatan terencana dan terprogram ini dapat tercapai dengan keberadaan sistem tatakelola perusahaan yang baik. Disamping itu perlu terbentuk kerjasama tim yang baik dengan berbagai pihak, terutama dari seluruh karyawan dan top manajemen. Sistem tatakelola organisasi perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan GCG dalam proses manajerial perusahaan. Dengan mengenal prinsip-prinsip yang berlaku secara universal ini diharapkan perusahaan dapat hidup secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para stakeholdernya. PT. Perkebunan Nusantara III Medan menciptakan suatu sistem GCG Good Corporate Governance yaitu, peraturan tertulis yang merupakan pedoman bagi seluruh unit usaha untuk menjalankan kegiatan operasional usaha termasuk di dalamnya adalah bagaimana membagi tugas dan tanggung jawab serta Universitas Sumatera Utara mendelegasikan wewenang dari pada pemegang saham, komisaris dan direksi serta karyawan. Dampak penerapan Good Corporate Governance di PT. Perkebunan Nusantara III berupa menerapkan fasilitas dan tunjangan yang memberikan manfaat besar dalam meningkatkan kinerja lebih besar sehingga keuntungan dari perusahaan ikut menjadi lebih tinggi kerena peran utama juga terletak pada kinerja karyawan yang berkualitas. Penerapan ini sangat berpengaruh kepada gaji karyawan karena dengan adanya kenaikan gaji karyawan peningkatan pendapatan karyawan semakin lama semakin meningkat dari tahun-ketahun. Dalam kaitannya dengan Good Corporate Governance GCG, direksi dipandang sebagai kunci utama keberhasilan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Tugas dan tanggung jawab direksi sebagai suatu organ perseroan untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance, direksi tidak secara sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada perseroan. Menurut Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, direksi merupakan suatu organ yang di dalamnya terdiri satu atau lebih anggota yang dikenal dengan sebutan direktur. Pada prinsipnya hanya ada satu orang direktur, akan tetapi dalam hal-hal tertentu sebuah Perseroan Terbatas haruslah mempunyai paling sedikit 2 dua orang direktur, yaitu dalam hal, sebagai berikut : 93 1. Perseroan yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat 2. Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan hutang 3. Perseroan berbentuk Perseroan Terbuka. 93 I.G. Widjaya, op.cit., hlm. 64 Universitas Sumatera Utara Struktur Organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik bagan yang memperlihatkan hubungan antara unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. Penggambaran organisasi dalam suatu bagan merupakan suatu hasil keputusan yang telah tercapai struktur organisasi yang bersangkutan. ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan badan organisasi yaitu : 1. Dapat memperlihatkan karakteristik utama dari perusahaan yang bersangkutan. 2. Dapat memperlihatkan gambaran perkerjaan dan hubungan-hubungan yang ada didalam perusahaan. 3. Dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai pedoman untuk mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan. Didalam perusahaan pada umumnya mengadakan klasifikasi jabatan, sehingga setiap jabatan mempunyai nomor kode klasifikasi menurut pentingnya kedudukan dalam organisasi. Pada struktur organisasi ada tiga bagian kelompok, antara lain : 1. Lapisan Puncak, lapisan ini disediakan untuk pemegang pimpinan tertinggi atau Presiden Direktur dengan tugas menghembangkan organisai, mengembangkan sistem organisasi, dan mengembangkan sistem manajemen. 2. Lapisan Menengah, Lapisan ini disediakan untuk semua pimpinan puncak, dengan tugas mengembangkan organisasi, mengembangkan sistem organisasi, dan mengembangkan sistem manajemen secara terbatas. Universitas Sumatera Utara 3. Lapisan Bawah, lapisan initerdiri dari para pekerja pelaksana perintah yang diterapkan oleh atasannya. 94 Oleh sebab itu, melalui struktur organisasi ini diharapkan dapat tercapai suatu koordinasi yang efektif diantaranya unit-unit maupun bagian didalam organisasiperusahaan. Dengan demikian struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada dapat dioptimalkan. Susunan Direksi dalam PT. Perkebunan III Medan sebagai berikut : Direktur Utama : Bagas Angkasa Direktur Produksi : Balaman Tarigan Direktur Sumber Daya ManusiaUmum : Rachmat Prawirakusumah Direktur Perencanan dan Pengembangan : Nurhidayat Direktur Keuangan : Erwan Pelawi Struktur dewan direksi dalam PT. Perkebunan Nusantara III Medan dibagi kedalam 5 lima bagian dan memiliki fungsi dan tugas masing-masing, yaitu : 95 1. Direktur Utama Berfungsi untuk mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalannya Pelaksanaan Operasional Perusahaan Secara teratur, terarah dan terpadu. Tugas dan Wewenang Direktur Utama : 94 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789231684Chapter20II.pdf, diakses pada tanggal 17 Januari, pukul 21.26 WIB 95 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789231684Chapter20II.pdf, diakses pada tanggal 17 Januari 2014, pukul 21.26 WIB Universitas Sumatera Utara a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Mentri Pertanian selaku kuasa Pemegang Saham dan Dewan Komisaris. b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi secara umum. c. Bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili prusahaan didalam dan diluar pengadilan. d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris. e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan pemerintah. 2. Direktur Produksi Berfungsi dalam mengelola bidang tanaman, Produksi, teknik, Pengolahan dan lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut diatas. Tugas dan wewenang Direktur Produksi : a. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi. b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencakup tanaman. c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijaksanaan Direksi. Universitas Sumatera Utara d. Melaksanakan rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada. Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris. 3. Direktur Keuangan Direktur Keuangan khusus mengelola bagian keuangan perusahaan. Tugas dan wewenang Direktur Keuangan : a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan. b. Menetapkan Administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan. c. Mengelola Administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu. d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya. e. Direktur keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris. 4. Direktur Sumber Daya Manusia Berfungsi dalam mengelola bidang ketenagakerjaan dan umum serta pembinaan usaha kecil dan Koperasi. Tugas dan wewenang Direktur Sumber Daya Manusia : a. Menyusun perencanaan dibidang ketenagakerjaan dan masalah umum serta kesejahteraan karyawan. b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya. c. Mengelola sumber daya manusia yang ada secara umum. Universitas Sumatera Utara d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang yang dikelolanya. Direktur Sumber Daya Manusia bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. 5. Direktur Pemasaran Berfungsi dalam mengelola bidang pemasaran perusahaan yang mencakup pengadaan dan penjualan barang Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran : a. Menyusun perencanaan dibidang Pemasaran. b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran. c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang tersebut diatas. Direktur Pemasaran bertanggung jawab terhadap Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris. Tanggung jawab direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan sehubungan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yakni prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kewajaran fairness, dan kemandirian yang diuraikan sebagai berikut : a. Tanggung jawab direksi dalam hal yang berhubungan dengan prinsip transparansi Dalam prinsip transparansi direksi dituntut untuk memberikan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders. Direksi harus meningkatkan kualitas, kuantitas dan frekuensi dari pelaporan keuangan. Pengurangan dari kegiatan curang seperti manipulasi laporan creative Universitas Sumatera Utara accounting, pengakuan pajak yang salah dan penerapan dari prinsip-prinsip pelaporan yang cacat, kesemuanya adaLah masalah krusial untuk menyakinkan bahwa pengelolaan perusahaan dapat dipertahankan. 96 b. Tanggung jawab direksi dalam hal yang berhubungan dengan prinsip akuntabilitas Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, hak, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ perusahaan guna terlaksananya pengelolaan kegiatan usaha perusahaan secara efektif. Dalam prinsip akuntabilitas dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. c. Tanggung jawab direksi dalam hal prinsip responsibilitas Dalam prinsip responsibilitas tanggung jawab direksi dapat dilihat di dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang isinya “direksi bertanggung jawab atas semua perbuatan hukum yang dilakukan perseroan selama perseroan belum berstatus badan hukum menjadi tanggung jawab direksi, pendiri, dan dewan komisaris ”. Dan dapat juga dilihat dalam Pasal 97 yang menyatakan “direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab mengemban tugas dan kewajibannya untuk kepentingan dan tujuan perseroan dan mempunyai kewenang an mewakili perseroan”. d. Tanggung jawab direksi dalam hal yang berhubungan dengan prinsip kewajaran 96 Adrian Sutedi, op.cit., hlm. 11 Universitas Sumatera Utara Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Dalam prinsip kewajaran setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan. e. Tanggung jawab direksi dalam hal yang berhubungan dengan prinsip kemandirian Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan- tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan. Penerapan prinsip Good Corporate Governance dalam perusahaan terutama yang dilakukan oleh Dewan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan jika dilihat mulai dari tahun 2004 sampai tahun 2012 memperoleh predikat baik, bahkan pada tahun 2011 penerapan prinsip tersebut memperoleh predikat yang sangat baik. Universitas Sumatera Utara B. Hambatan Dalam Menerapkan Prinsip Good Corporate Governance dan Cara Mengatasinya Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Christian Ocat, S.H., 97 pada tanggal 2 sampai 3 Juli 2013 Hambatan yang dialami oleh PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi direksi yang pertama adalah masih kurangnya penerapan prinsip transparansi oleh direksi. Sehingga menghambat pelaksanaan prinsip tersebut. Dimana seharusnya direksi harus memberikan informasi yang tepat dan akurat. Hambatan kedua adalah mengenai Sumber Daya Manusia dan budaya organisasinya. Dalam hal Sumber Daya Manusia hambatan yang dialami adalah masih kurangnya tingkat kinerja. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu faktor pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sangat diperlukan untuk mendukung suatu kinerja. Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan merupakan kompetensi yang bersifat superfisial, yaitu karakter mendasari seseorang untuk mampu menunjukkan kinerja yang efektif atau superior di dalam pekerjaan dan tugasnya. Dan faktor lain yang menjadi hambatan mengenai Sumber Daya Manusia adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai prinsip Good Corporate Governance. Salah satu penyebab kurangnya pengethauan dan pemahaman mengenai prinsip Good Corporate Governance tersebut yaitu karena masih banyak yang belum mengikuti training, seminar maupun lokakarya. 97 Bapak Christian Ocat merupakan karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang bekerja di bidang Hukum. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini dalam mengembangkan pengetahuan Sumber Daya Manusia yang ada dalam PT. Perkebunan Nusantara III Medan maka diadakanlah training atau pelatihanan, seminar-seminar, maupun lokakarya. Membentuk perubahan budaya ini akan membutuhkan sebuah kombinasi dari reformasi hukum dan langkah-langkah sukarela dari pihak swasta voluntary private action melalui proses yang kelanjutan dari kesepakatan bersama dan pembangunan capacity yang melibatkan seluruh pelaku pasar. Masin-masing negara dapat menemukan formulanya dengan mempertimbangkan kemampuan dan kelemahannya, menyusun prioritas dan reformasi yang berurutan dan berkesinambungan,membentuk lembaga-lembaga yang kuat dan mrmbangun sember daya manusia yang diperlukan. Dengan adanya lembaga-lembaga dan sumber daya manusia tertentu, perubahan kebijakan dan aturan ini harus dapat pula mengurangi peran pemerintah dalam operasional sehari-hari perusahaan dan lebih fokus kepada agenda utama untuk mengurangi aturan-aturan perekonomian, memperkuat aturan-aturan tentang kehati-hatian dan menegakkannya secara konsisten dan dengan keras tanpa pengecualian. 98 Hambatan ketiga adalah disebabkan karena korelasi atau hubungan antara peranan audit internal dengan prinsip Good Corporate Governance tersebut belum mempunyai hubungan yang erat. Karena hambatan yang tersebut maka pelaksanaan prinsip good corporate governance dalam perusahaan belum berjalan maksimal. Dimana seharusnya peranan audit internal berpengaruh signifikan 98 Adrian Sutedi, Op.cit., hlm. 192 Universitas Sumatera Utara positif terhadap penerapan prinsip good corporate governance. 99 Dalam hal ini PT. Perkebunan Nusantara III Medan mewajibkan audit internal untuk melaporkan hasil monitoring pelaksanaan good corporate governance maupun temuan lain yang dianggap materiil. Selain ketiga hambatan tersebut, jika dilihat dari segi yuridis yang menyebabkan pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance di PT. Perkebunan Nusantara III Medan belum optimal adalah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang bersifat soft law lunak dimana tidak adanya sanksi pidana yang dijatuhkan kepada Perseroan Terbatas apabila tidak melaksanakan Good Corporate Governance. Oleh karena itu pelaksanaan Good Corporate Governance seringkali dianggap hanya sebagai etika bisnis semata. Seharusnya untuk mengatasi hambatan ini kita perlu membuat suatu peraturan perundang- undangan yang lebih khusus dalam mengatur penerapan prinsip good corporate governance yang dilaksanakan oleh BUMN dan di dalam peraturan perundang- undangan tersebut dibuat sanksi pidana bagi pihak atau perusahaan yang tidak menerapkan prinsip good corporate governance tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga pelaksanaan prinsip good corporate governance dilaksanakan secara maksimal oleh perusahaan-perusahaan dam bukan hanya dianggap sebagai etika bisnis semata-mata saja. 99 http:www.researchgate.netpublication42350728 Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III 28Persero29 Medan, diakses pada tanggal 17 Januari 2014, pukul 22.00 WIB Universitas Sumatera Utara Jika dilihat dari data pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan pelaksanaan prinsip good corporate governance dari tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2009 sampai tahun2010, pelaksanaan prinsip good corporate governance pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan memiliki nilai baik tetapi pada tahun 2011 pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance di PT. Perkebunan Nusantara III Medan mendapat predikat sangat baik. Penilaian ini dinilai dari 5 lima bidang yaitu Hak dan Tanggung jawab Pemegang Saham RUPS, Kebijakan Good Corporate Governance, Penerapan Good Corporate Governance yang terdiri dari unsur Komisaris, Komite Komisaris, Direksi, Satuan Pengawasan Intern, Sekretaris Perusahaan, Pengungkapan Informasi dan Komitmen. 100 100 http:ptpn3.co.id, diakses pada tanggal 13 Januari 2014, pukul 16.00 WIB Universitas Sumatera Utara 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Tinjauan Prinsip Akuntabilitas Direksi Perseroan Dalam Penerapan Good Corporate Governance

11 148 120

Penerapan Prinsip-Pprinsip Good Corporate Governance, Khususnya Prinsip Keterbukaan Dalam Proses Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Lingkungan Bumn Perkebunan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

2 74 145

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan

0 36 117

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 3 9

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 17

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 22

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 2