Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat dalam makanan karena, berupa senyawa  fenolik,  senyawa  ini    yang  bersifat  antioksidan  kuat.  Banyak  kondisi
penyakit  yang  diketahui  bertambah  parah  oleh  adanya  radikal  bebas  seperti superoksida dan hidroksil, dan flavonoid memiliki kemampuan untuk menghilangkan
dan secara efektif ‘menyapu’ spesies pengoksidasi yang merusak itu. Oleh karena itu, makanan kaya flavonoid dianggap penting untuk mengobati penyakit-penyakit, seperti
kanker  dan  penyakit  jantung  yang  dapat  memburuk  akibat  oksidasi  lipoprotein densitas-rendah Heinrich et al, 2009.
2.3.1 Klasifikasi Senyawa Flavonoida
Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida. Pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil  flavonoida  atau  lebih  terikat  pada  satu  gula  atau  lebih  dengan  ikatan
hemimasetal  yang  tak  tahan  asam.  Pengaruh  glikosilasi  menyebabkan  flavanoida menjadi  kurang  reaktif  dan  lebih  mudah  larut  dalam  air.  Glukosa  merupakan  gula
yang  paling  umum  terlibat  walaupun  galaktosa,  ramnosa,  xilosa  dan  aribinosa  juga sering ditemukan.
Gula  dapat  juga  treikat  pada  atom  karbon  flavanoida  dan  dalam  hal  ini  gula tersebut terikat langsung pada inti benzene dengan suatu ikatan karbon-karbon  yang
tahan  asam.  Glikosida  yang  demikian  disebut  C-glikisoda.  Jenis  gula  yang  terlibat lebih sedikit dibandingkan dengan gula O-glikosida.
Flavonoida sulfat adalah golongan flavonoida lain yang mudah larut dalam air. Senyawa  ini  mengandung  satu  ion  sulfat  atau  lebih  yang  terikat  pada  hidroksi  fenol
atau  gula.  Secara  teknis  senyawa  ini  sebenarnya  bisulfate  karena  terdapat  sebagai garam yaitu flavon -O-SO
3
K. Banyak yang berupa glikosida bisulfate, bagian bisulfate terikat pada hidroksil fenol yang mana saja yang masih bebas atau pada suatu gula.
Biflavonoida merupakan flavonoida dimer. Flavonoida yang biasanya terlibat adalah flavon dan flavanon yang secara biosintesis mempunyai pola oksigenesi yang
sederhan  dan  ikatana  antar  flavonoida  berupa  ikatan  karbon-karbon  atau  ikatan  eter. Monomer  flavonoida  yang  digabungkan  menjadi  biflavonoida  dapat  berjenis  sama
atau  berbeda,  dan  letak  ikatanya  berbeda-beda.  Banyak  sifat  fisika  dan  kimia biflavanoida sukar dikenali. Biflavanoida jarang ditemukan sebagai glikosida.
Universitas Sumatera Utara
Sejumlah  aglikon  flavonoida  mempunyai  atom  karbon  asimetrik  dengan demikian  dapat  menunjukkan  keaktifan  optic  yaitu  memutar  cahaya  terpolarisasi
datar. Yang termasuk dalam golongan flavonoida ini adalh flavonon, dihidroflavonol, katekin, petrokarpan, rotenoid, dan beberapa biflavanoidaMarkham, 1988.
2.3.2 Biosintesis Flavonoida