Pembahasan Isolasi Senyawa Flavonoida Biji Buah Pinang (Areca catechu L)

4.2 Pembahasan

Dari hasil kromatografi lapis tipis, diketahui bahwa perbandingan pelarut yang baik untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari biji buah pinang adalah n-heksan : etil asetat 70:30 vv yang menunjukkan pemisahan yang lebih baik dari noda yang dihasilkan. Hal ini juga dibuktikan dengan analisa KLT yang menunjukkan satu noda pada pasta. Dari hasil interprestasi spectrum UV-Vis memberikan serapan pada pita I dengan panjang gelombang 369 nm dan pita II dengan panjang gelombang 270 nm yang menunjukkan bahwa panjang gelombang senyawa isolasi berada pada rentang panjang gelombang senyawa flavonoida dengan golongan flavonol dengan panjang gelombang pita II berkisar 250-280 nm dan pita I berkisar 350-385 nm Lampiran 5. Namun bentuk peak dari hasil serapan spectrum Uv-Vis senyawa hasil isolasi mengalami penurunan intensitas sersapan, hal ini disebabkan oleh efek hipokromik Hypocromic effect yang berkaitan dengan konsentrasi senyawa hasil isolasi yang sangat rendah atau encernya konsentrasi zat terlarut Supratman, 2010. Hasil interprestasi spektrum Infra Merah FT-IR dan Spektrum Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut Aseton dalam standar TMS diperoleh Pavia et al, 1979: 1. Pergeseran kimia pada daerah δ = 12,1902 ppm dengan puncak singlet menunjukkan proton dari OH pada C-5 dari cincin A struktur flavonoida. Hal ini didukung oleh spektrum inframerah pada bilangan gelombang 3392,79 – 3340,71 cm -1 puncak melebar menunjukkan adanya vibrasi ulur –OH dan spektrum pada bilangan gelombang 1244,09 cm -1 puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur C-O alkohol. 2. Pergeseran kimia pada daerah δ = 7,9022 – 7,9190 ppm dengan puncak doublet menunjukkan proton dari H- 2’ dan H’-6 pada cincin B struktur flavonoida . Hal ini didukung oleh spektrum pada bilangan gelombang 1604,77 cm -1 dengan puncak tajam menunjukkan adanya vibrasi ulur C=C dari sistem aromatis dan bilangan gelombang 920,05 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi tekuk C-H aromatis. Universitas Sumatera Utara 3. Pergeseran kimia pada daerah δ = 6,7244 – 6,7413 ppm dengan puncak doublet menunjukkan proton dari H-3 ’ dan H-5’ pada cincin B struktur flavonoida . Hal ini didukung oleh spectrum pada bilangan gelombang 1604,77 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur C=C dari sistem aromatis dan bilangan gelombang 920,05 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi tekuk C-H aromatis. 4. Pergeseran kimia pada daerah δ = 6,3456 – 6,3534 ppm dengan puncak doublet menunjukkan proton dari H-6 pada cincin B struktur flavonoida . Hal ini didukung oleh spektrum pada bilangan gelombang 1604,77 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur C=C dari sistem aromatis dan bilangan gelombang 920,05 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi tekuk C-H aromatis. 5. Pergeseran kimia pada daerah δ = 6,3456 – 6,3534 ppm dengan puncak doublet menunjukkan proton dari H-8 pada cincin B struktur flavonoida . Hal ini didukung oleh spektrum pada bilangan gelombang 1604,77 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur C=C dari sistem aromatis dan bilangan gelombang 920,05 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi tekuk C-H aromatis. 6. Pergeseran kimia pada daerah δ=3,6230 ppm dengan puncak singlet menunjukkan proton dari substituen OCH 3 pada cincin A struktur flavonoida.Hal ini didukung oleh spektrum pada bilangan gelombang 2926,01 – 2852,72 cm -1 dengan puncak tajam menunjukkan adanya vibrasi ulur C-H alifatik dan spectrum pada bilangan gelombang 11365,60cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan vibrasi tekuk –CH 3 . 7. Pergeseran kimia pada daer ah δ = 1,3661 – 1,2843ppm puncak singlet tajam yang belum dapat diinterpretasi dan ditentukan jenis dan letak substituennya dimana diduga menunjukkan proton dari –CH 3 pada umumnya terletak antara δ = 1 - 2 ppm. Universitas Sumatera Utara Dari data 1 H-NMR senyawa hasil isolasi menunjukkan data yang mendukung bahwa senyawa yang diisolasi adalah senyawa flavonoida golongan flavonol. Hal ini dibuktikan bahwa pada data 1 H-NMR terdapat puncak singlet pada daerah 7,3237 ppm untuk proton pada C-2 dan daerah pergeseran kimia ini merupakan ciri khas dari senyawa isoflavon yakni pada daerah sekitar 7,0-8,0 ppm untuk proton pada C-2. Markham, 1988. Berdasarkan analisis data dan interpretasi yang dilakukan pada spektrum Ultraviolet-Visible UV-Vis, Inframerah FT-IR, dan 1 H-NMR dapat disimpulkan atau diduga bahwa senyawa hasil isolasi dari biji buah pinang adalah senyawa flavonoida golongan flavonol. Meskipun demikian, penulis mengakui bahwa data hasil 1 H-NMR kurang murni karena adanya campuran dari senyawa hasil isolasi, dan campuran ini dapat lebih lanjut dilihat dengan jelas menggunakan HPLC. Berikut adalah struktur yang diduga senyawa hasil isolasi : O O OH H H OH A B C CH 3 O OH Gambar 4.4 Struktur Senyawa Hasil Isolasi flavonol Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan