Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Mata Pengguna Komputer

Menurut Sheedy 2004 yang dikutip Hanum 2008, sering dan lamanya seseorang bekerja dengan komputer dapat mengakibatkan keluhan serius pada mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja komputer adalah : a. kelelahan mata yang merupakan gejala awal b. mata terasa kering c. mata terasa terbakar d. pandangan menjadi kabur e. penglihatan ganda f. sakit kepala g. nyeri pada leher, bahu dan otot punggung.

2.2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Mata Pengguna Komputer

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata pada pengguna komputer, antara lain : a. Usia Menurut National Aging Safety Database NASD usia yang semakin lanjut mengalami kemunduran dalam kemampuan mata untuk mendeteksi lingkungan. Hal ini akan meningkatkan risiko kecelakaan. Dengan bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur kehilangan elastisitasnya dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika mengerjakan sesuatu pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh. Presbiopia atau kelainan akomodasi yang terjadi akibat dari penuaan lensa biasanya timbul setelah usia 40 tahun Cahyono, 2005. Universitas Sumatera Utara Daya akomodasi merupakan kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina Maryamah, 2011. Pada usia 20 tahun manusia pada umumnya dapat melihat objek dengan jelas. Sedangkan pada usia 45 tahun kebutuhan terhadap cahaya empat kali lebih besar. Semakin tua seseorang, lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Begitu pula sebaliknya, semakin muda seseorang kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit Haeny, 2009. Menurut Ilyas 2008 usia juga berpengaruh terhadap daya akomodasi. Semakin tua usia seseorang, daya akomodasi akan semakin menurun. Jarak terdekat dari suatu benda agar dapat dilihat dengan jelas dikatakan “titik dekat” atau punktum proksimum. Pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya atau berakomodasi maksimum. Sedangkan jarak terjauh dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dapat dikatakan bahwa benda terletak pada “titik jauh” atau punktum remotum dan pada saat ini mata tidak berakomodasi atau lepas akomodasi. b. Kelainan Refraksi Mata 1 Hipermetropia Hipermetropia sering juga disebut sebagai rabun dekat. Pasien hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus menerus harus berakomodasi untuk melihat atau Universitas Sumatera Utara memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di daerah makula lutea. Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya terutama pada usia telah lanjut akan memberikan keluhan kelelahan setelah membaca Ilyas dan Yulianti, 2014. 2 Miopia Pasien dengan miopia akan menyatakan lebih jelas bila melihat dengan jarak dekat, sedangkan melihat jauh penglihatan kabur atau rabun jauh Ilyas dan Yulianti, 2014. 3 Astigmatisme Astigmatisme merupakan suatu keadaan dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga fokus pada retina tidak pada satu titik Ilyas dan Yulianti, 2014. 4 Presbiopi Dengan bertambahnya usia maka akan terjadi gangguan akomodasi pada usia lanjut yang disebabkan oleh kelemahan otot akomodasi serta lensa mata elastisitasnya berkurang akibat sklerosis lensa. Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia 40 tahun atau lebih akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas Ilyas dan Yulianti, 2014. Universitas Sumatera Utara c. Durasi Penggunaan Komputer Menurut Lasabon 2013 waktu kerja seseorang menentukan kesehatan yang bersangkutan, efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya. Aspek penting dalam hal waktu kerja meliputi : 1. Lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik. 2. Hubungan antara waktu kerja dan istirahat. 3. Waktu bekerja sehari menurut periode waktu yang meliputi siang hari pagi, siang, sore dan malam hari. The University of North Carolina at Asheville yang dikutip Hanum 2008 mengelompokkan beban kerja pekerja komputer atas dasar lama waktu kerja sebagai berikut : 1. Pekerja komputer dengan beban kerja berat adalah pekerja dengan lama waktu kerja 4 jam sehari secara terus–menerus. 2. Pekerja komputer dengan beban kerja sedang adalah pekerja dengan lama waktu kerja antara 2–4 jam sehari secara terus–menerus. 3. Pekerja komputer dengan beban kerja ringan adalah pekerja dengan lama waktu kerja kurang dari 2 jam sehari secara terus–menerus. Computer Vision Syndrome CVS dapat muncul segera setelah pemakaian komputer dalam jangka waktu lama atau lebih dari 4 jam. Berbagai gejala yang timbul pada pekerja komputer yang bekerja dalam waktu lama selain diakibatkan oleh cahaya yang masuk ke mata, juga diakibatkan karena mata seorang pekerja komputer berkedip lebih sedikit dibandingkan pekerja mata normal pekerja biasa sehingga menyebabkan mata menjadi kering dan terasa panas Wasisto, 2005. Universitas Sumatera Utara d. Istirahat Mata Setelah bekerja dengan komputer perlu mengistirahatkan mata sejenak dengan melihat pemandangan yang dapat menyejukkan mata secara periodik Santoso, 2009. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH yang dikutip Murtopo dan Sarimurni 2005 perlu dilakukan istirahat selama 15 menit terhadap pemakaian komputer setelah 2 jam. Frekuensi istirahat yang teratur berguna untuk memotong rantai kelelahan sehingga akan menambah kenyamanan bagi pengguna komputer. Selain itu, pekerja yang melakukan istirahat 5 menit selama 4 kali sepanjang waktu bekerja dapat mengurangi keluhan kelelahan mata. Menurut Anshel 1996 yang dikutip Nourmayanti 2009 ada tiga jenis istirahat bagi pengguna komputer, diantaranya: 1. Micro break, yaitu mengistirahatkan mata selama 10 detik setiap 10 menit bekerja, dengan cara melihat jauh minimal 6 meter diikuti dengan mengedipkan mata secara relaks. 2. Mini break, yaitu mengistirahatkan mata selama 5 menit setiap setengah jam dengan cara berdiri dan melakukan peregangan tubuh. Selain itu, lakukan juga melihat jauh dengan objek yang berbeda-beda. 3. Maxi break, yaitu mengistirahatkan mata dengan melakukan kegiatan seperti jalan-jalan, bangun dari tempat kerja, minum kopi atau teh dan makan siang. e. Jarak Layar Monitor Jarak layar monitor yang terlalu dekat dapat mengakibatkan mata menjadi tegang, cepat lelah dan potensi ganggguan penglihatan Hanum, 2008. Apabila Universitas Sumatera Utara seseorang bekerja melihat objek bercahaya di atas dasar berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi penurunan daya akomodasi mata Roestijawati, 2007. Menurut Occupational Safety and Health Association OSHA pada saat menggunakan komputer jarak antara mata pekerja dengan layar sekurang- kurangnya adalah 20-40 inch atau sekitar 50-100 cm Maryamah, 2011. Sedangkan menurut Hanum 2008, jarak ergonomis antara layar monitor dengan pengguna komputer berkisar antara 50 cm sampai dengan 60 cm.

2.3 Pengaruh Pencahayaan terhadap Kesehatan

Dokumen yang terkait

Perancangan Tingkat Illuminasi untuk Mengurangi Kelelahan Mata di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

1 37 155

Perancangan Tingkat Illuminasi Untuk Mengurangi Kelelahan Mata Di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

0 34 155

Faktor- faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun 2013

0 17 0

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK (TEKANAN PANAS, KEBISINGAN DAN INTENSITAS PENCAHAYAAN) DENGAN KELELAHAN KERJA.

0 0 1

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 17

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 24

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

2 11 4

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

1 3 7