Metode Pengukuran Penilaian Keluhan Kelelahan Mata berdasarkan Visual Fatigue Index VFI

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data dalam bentuk jadi yang dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Data diperoleh dari perusahaan berupa gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan data pendukung lainnya.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen yang berupa intensitas pencahayaan serta variabel dependen berupa keluhan kelelahan mata.

3.5.2 Defenisi Operasional

1. Intensitas Pencahayaan Intensitas pencahayaan merupakan tingkat pencahayaan yang memungkinkan pekerja dapat melihat objek dengan jelas. 2. Keluhan Kelelahan Mata Keluhan kelelahan mata merupakan tingkat kelelahan mata yang dirasakan oleh karyawan setelah bekerja dengan menggunakan komputer berdasarkan kuesioner Visual Fatigue Index VFI.

3.6 Metode Pengukuran

Aspek pengukuran adalah mengukur intensitas pencahayaan dan keluhan kelelahan mata pada karyawan pengguna komputer. Untuk dapat mengetahuinya dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat serta wawancara dengan menggunakan kuesioner Visual Fatigue Index VFI. Universitas Sumatera Utara 1. Intensitas Pencahayaan Pengukuran besarnya intensitas pencahayaan dilakukan dengan menggunakan alat Luxmeter. Pengukuran pencahayaan dilakukan secara umum dan lokal pada meja kerja karyawan. Pencahayaan umum dan lokal diukur pada titik yang telah ditentukan sesuai ukuran ruangan kerja SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja. Setiap responden akan mendapat hasil pengukuran intensitas pencahayaan kemudian dicatat hasilnya. Alat Ukur : Luxmeter Metode Analisis : SNI 16-7062-2004 Spesifikasi Alat : Digital Luxmeter Merk HAGNER ECI SN 55 225 UJI 6 Kalibrasi alat dilakukan dengan tingkat akurasi ± 3 di laboratorium B.Hagner AB di Solna, Swedia pada 02 September 2015 Mtk5P02900-K03. Gambar 3.1 Luxmeter Digital HAGNER ECI SN 55 255 Sumber : Dokumentasi Pribadi Universitas Sumatera Utara Hasil Pengukuran : a. Pencahayaan baik memenuhi standar = ≥ 300 lux b. Pencahayaan buruk tidak memenuhi standar = 300 lux. Prosedur Pengukuran : 1. Tahap Persiapan Dalam penelitian pengukuran dilakukan oleh petugas Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Medan. Alat dihidupkan dengan cara membuka bagian penutup Luxmeter. 2. Penentuan Titik Pengukuran a. Penerangan setempat: objek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada. b. Penerangan lokal: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut: 1 Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter. 2 Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter. 3 Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter. Universitas Sumatera Utara 3. Persyaratan pengukuran a. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan. b. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan. 4. Tata cara a. Hidupkan Luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor. b. Petugas menentukan titik pengukuran pencahayaan umum menggunakan Laser Distance Meter FLUKE 424D dengan hasil : Gambar 3.2 Laser Distance Meter FLUKE 424D Sumber : Dokumentasi Pribadi 1. Ruang Teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan Luas ruangan : 11,5 m x 6,5 m = 75 m 2 Titik pengukuran umum : 11 titik Titik pengukuran lokal : 15 titik Universitas Sumatera Utara 2. Ruang Konsultan Individual dan Perpustakaan Luas ruangan : 6,5 m x 3,5 m = 23 m 2 Titik pengukuran umum : 7 titik Titik pengukuran lokal : 10 titik c. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik untuk pengukuran intensitas penerangan umum atau lokal. d. Baca hasil pengukuran pada layar luxmeter setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil. Setelah melakukan pengukuran pada satu titik, tutup sensor menggunakan telapak tangan untuk mengembalikan ke angka nol. Setelah angka dilayar telah menunjukan angka nol, lakukan pengukuran pada titik lainnya. e. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil kemudian dilakukan pengolahan hasil pengukuran oleh petugas dengan mempertimbangkan faktor koreksi alat. f. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran. 2. Keluhan Kelelahan Mata Pengukuran variabel kelelahan mata dengan menggunakan kuesioner Visual Fatigue Index VFI yang terdiri dari 22 pertanyaan dengan alternatif jawaban Tidak Pernah skor 1, Kadang-kadang skor 2, Sering skor 3 dan Selalu skor 4. Universitas Sumatera Utara Kemudian dilakukan perhitungan VFI yaitu: VFI = Total of answer for each perator Total of higher coeficient of occurence for each ailment Keterangan: Total of answer for each operator : Jumlah skor total yang diperoleh setiap responden. Total of higher coeficient of occurence for each ailment : Jumlah skor maksimal dari 22 pertanyaan 22 x 4 = 88. Hasil Pengukuran: a. Ya mengalami kelelahan mata = VFI ≥ 0,4 b. Tidak tidak mengalami kelelahan mata = VFI 0,4 Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian No Variabel Cara Ukur dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. 2. Intensitas Pencahayaan Keluhan Kelelahan Mata Pengukuran Luxmeter Wawancara kuesioner 1. Pencahayaan baik memenuhi standar 2. Pencahayaan buruk tidak memenuhi standar 1. Ya 2. Tidak Nominal Nominal Universitas Sumatera Utara

3.7 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Perancangan Tingkat Illuminasi untuk Mengurangi Kelelahan Mata di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

1 37 155

Perancangan Tingkat Illuminasi Untuk Mengurangi Kelelahan Mata Di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

0 34 155

Faktor- faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun 2013

0 17 0

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK (TEKANAN PANAS, KEBISINGAN DAN INTENSITAS PENCAHAYAAN) DENGAN KELELAHAN KERJA.

0 0 1

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 17

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 24

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

2 11 4

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

1 3 7