Sistem Pencahayaan Tempat Kerja

c. Pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat yang terhalang tersebut. d. Tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau yang kemampuan penglihatannya sudah berkurang. Gambar 2.1 Tipe Pencahayaan Gambar 2.2 Tipe Pencahayaan Gambar 2.3 Tipe Pencahayaan Merata Setempat Gabungan Sumber: Artikel tentang Pencahayaan repository.usu.ac.id

2.1.4 Sistem Pencahayaan Tempat Kerja

Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek yang dikerjakannnya secara jelas, tepat dan tanpa upaya yang tidak perlu Suma’mur, 2009. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan perencanaan sistem pencahayaan di tempat kerja agar aktivitas kerja optimal serta meningkatkan produktivitas. Klasifikasi sistem pencahayaan dari sumber cahaya menurut Illuminating Engineering Society IES, antara lain: 1 Pencahayaan Tidak Langsung Indirect Lighting Pada pencahayaan tidak langsung langit-langit merupakan sumber cahaya semu dan cahaya yang dipantulkan menyebar serta tidak menyebabkan Universitas Sumatera Utara bayangan. Pada sistem ini 90 hingga 100 cahaya dipancarkan ke langit- langit ruangan sehingga yang dimanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya pantulan. Pancaran cahaya pada penerangan tidak langsung dapat pula dipantulkan pada dinding sehingga cahaya yang sampai pada permukaan bidang kerja adalah pantulan dari cahaya dinding. Sistem ini menjadi tidak efektif jika cahaya yang sampai ke langit-langit merupakan cahaya pantulan dari bidang lain. Pencahayaan tipe ini diperlukan pada ruang gambar, perkantoran, rumah sakit dan perhotelan. Gambar 2.4 Pencahayaan Tidak Langsung Sumber: Muhaimin 2001 2 Pencahayaan Semi Tidak Langsung Semi Indirect Lighting Distribusi cahaya pada pencahayaan ini mirip dengan distribusi pencahayaan tidak langsung tetapi lebih efisisen dan kuat penerangannya lebih tinggi. Pada sistem ini 60 hingga 90 cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, selebihnya dipantulkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah bayangan tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi. Pencahayaan jenis ini diperlukan pada ruangan yang memerlukan modeling shadow, seperti toko buku, ruang baca dan ruang tamu. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Pencahayaan Semi Tidak Langsung Sumber: Muhaimin 2001 3 Pencahayaan Menyebar Difus General Diffus Lighting Pada pencahayaan difus distribusi cahaya ke atas dan kebawah relatif merata sehingga termasuk sistem direct-indirect lighting. Pada sistem ini 40 hingga 60 cahaya diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui. Pencahayaan difus menghasilkan cahaya teduh dengan bayangan lebih jelas dibandingkan dengan bayangan yang dihasilkan pencahayaan tidak langsung dan pencahayaan semi tidak langsung. Penggunaan pencahayaan difus umumnya diperlukan pada tempat ibadah. Gambar 2.6 Pencahayaan Difus Sumber: Muhaimin 2001 Universitas Sumatera Utara 4 Pencahayaan Semi Langsung Semi Direct Lighting Pencahayaan semi langsung termasuk jenis pencahayaan yang efisien. Pada sistem ini 60 hingga 90 cahaya diarahkan ke bidang kerja selebihnya diarahkan ke langit-langit. Penggunaan pencahayaan jenis ini biasa digunakan pada kantor, ruang kelas dan tempat lainnya. Gambar 2.7 Pencahayaan Semi Langsung Sumber: Muhaimin 2001 5 Pencahayaan Langsung Direct Lighting Pada sistem ini 90 hingga 100 cahaya dipancarkan ke bidang kerja sehingga terjadi efek terowongan tunneling effect, yaitu timbulnya bagian yang gelap di langit-langit tepat di atas lampu. Pencahayaan langsung dapat diatur menyebar atau terpusat, tergantung reflektor yang digunakan. Sistem pencahayaan langsung memiliki kelebihan, yaitu efisiensi penerangan tinggi, memerlukan sedikit lampu untuk bidang kerja yang luas. Disisi lain kelemahan dari sistem ini yaitu bayang-bayang gelap karena jumlah lampu sedikit maka jika terjadi gangguan atau kerusakan akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pencahayaan di dalam ruangan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8 Pencahayaan Langsung Sumber: Muhaimin 2001

2.1.5 Standar Pencahayaan Tempat Kerja

Dokumen yang terkait

Perancangan Tingkat Illuminasi untuk Mengurangi Kelelahan Mata di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

1 37 155

Perancangan Tingkat Illuminasi Untuk Mengurangi Kelelahan Mata Di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

0 34 155

Faktor- faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun 2013

0 17 0

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK (TEKANAN PANAS, KEBISINGAN DAN INTENSITAS PENCAHAYAAN) DENGAN KELELAHAN KERJA.

0 0 1

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 17

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 24

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

2 11 4

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

1 3 7