Hasil Uji Bivariat Penilaian Keluhan Kelelahan Mata berdasarkan Visual Fatigue Index VFI

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karyawan pengguna komputer yang mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 22 orang 88,0 dan yang tidak mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 3 orang 12,0.

4.3 Hasil Uji Bivariat

Berdasarkan hasil pengukuran intensitas pencahayaan umum dan lokal pada ruang kerja di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara serta hasil kuesioner, dilakukan uji alternatif Exact Fisher untuk melihat apakah ada hubungan intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata karyawan pengguna komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016. Hubungan intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata karyawan pengguna komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Exact Fisher Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Intensitas Pencahayaan Setempat Keluhan Kelelahan Mata Jumlah Sig. p Ya Tidak N N N Baik ≥ 300 lux Buruk 300 lux 1 21 4,0 84,0 2 1 8,0 4,0 3 22 12,0 88,0 0,029 Jumlah 22 88,0 3 12,0 25 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas dapat dilihat bahwa karyawan pengguna komputer yang bekerja dengan intensitas pencahayaan baik ≥300 lux sebanyak 3 orang 12,0 terdiri dari 1 orang 4,0 mengalami kelelahan mata dan 2 orang 8,0 tidak mengalami kelelahan. Sedangkan karyawan yang bekerja pada intensitas pencahayaan buruk 300 lux sebanyak 22 orang 88,0 terdiri dari 21 orang 84,0 mengalami kelelahan dan 1 orang 4,0 tidak mengalami kelelahan. Pada hasil uji Exact Fisher antara intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata didapatkan nilai p = 0,029 dimana p 0,05 artinya ada hubungan bermakna antara intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata karyawan pengguna komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016. Universitas Sumatera Utara 53 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran intensitas pencahayaan umum pada 2 unit ruang kerja di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara didapatkan hasil bahwa pencahayaan di kedua ruangan tersebut dikategorikan buruk tidak memenuhi standar dengan intensitas 300 lux. Ruang kerja Teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan memiliki intensitas 140 lux serta Ruang Konsultan Individual dan Perpustakaan memiliki intensitas 209 lux. Nilai tersebut berada jauh dari standar pencahayaan sesuai Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 yaitu sebesar 300 lux. Hal ini dikarenakan pada ruang kerja tersebut hanya memanfaatkan sumber cahaya alami yang masuk melalui jendela di sekeliling ruangan. Ruangan menggunakan tirai vertical blind berwarna coklat muda bilah-bilah vertical bisa dibuka secara horizontal menjadikan fungsi pengaturan cahaya ruangan bekerja secara baik dan bisa diatur sesuai kebutuhan. Sumber pencahayaan buatan yang bersumber dari lampu hanya digunakan ketika cuaca mendung atau pada saat menjelang sore hari. Lampu yang digunakan merupakan lampu berjenis TL Tube Lamp dengan cahaya lampu berwarna putih. Cahaya putih cool light memberikan efek dingin dan sejuk. Namun, warna putih membuat benda-benda tampak pucat. Selain itu suasana yang terbentuk pun menjadi kurang hangat, formal dan monoton.Warna ini juga dapat membuat Universitas Sumatera Utara konsentrasi tetap stabil sehingga sering dipakai pada ruang kerja Istiawan dan Kencana, 2006. Pencahayaan buatan pada ruangan ini berasal dari lampu yang dipasang dengan posisi armatur menjorok ke dalam plafon sehingga cahaya yang jatuh ke objek kerja terhalang oleh armatur tidak maksimal. Armatur berfungsi sebagai penopang alat penerangan, selain itu juga berfungsi untuk menyebarkan dan membiaskan cahaya yang berasal dari alat penerangan. Pencahayaan menggunakan sistem pencahayaan semi langsung, 60 sampai 90 cahaya diarahkan ke bidang kerja tidak ada tunneling effect di atas lampu dengan arah pencahayaan down light pencahayaan ke bawah berfungsi memberikan pencahayaan secara merata. Arah pencahayaan ini berasal dari atas dengan tujuan untuk memberikan cahaya pada objek di bawahnya. Lampu yang digunakan biasanya berasal dari lampu yang dipasang di langit-langit rumah dengan posisi rumah lampu masuk ke dalam Istiawan dan Kencana, 2006. Dinding ruangan ini dicat berwarna putih sehingga memberikan kesan lapang dan bersih serta mendukung pantulan cahaya menyebar ke seluruh ruangan. Berdasarkan hasil pengukuran intensitas pencahayaan lokal di kedua ruangan dengan total 25 titik pengukuran objek kerja komputer dan meja kerja didapatkan hasil sebanyak 22 titik 88,0 dengan pencahayaan buruk tidak memenuhi standar dan hanya 3 titik 12,0 yang memiliki pencahayaan baik memenuhi standar. Ketiga titik tersebut memiliki pencahayaan lokal yang baik dikarenakan posisi meja kerja yang berada dekat dengan jendela tirai vertical blind dibuka sehingga jumlah cahaya yang jatuh pada objek kerja lebih besar Universitas Sumatera Utara daripada objek kerja yang letaknya jauh dari jendela. Pada salah satu titik pengukuran meja nomor 7 intensitas pencahayaan mencapai 665 lux. Meskipun pencahayaan sudah memenuhi standar, namun kondisi pencahayaan tersebut dapat berisiko menyebabkan kelelahan mata karena menyebabkan kesilauan, sehingga diperlukan pengaturan cahaya yang masuk dengan mengatur tirai vertical blind. Pada hasil penelitian didapatkan hasil dari total 25 karyawan pengguna komputer, sebanyak 22 orang 88,0 mengalami keluhan kelelahan mata. Hal ini disebabkan penggunaan komputer secara terus menerus dalam waktu yang lama dan diperparah oleh kondisi pencahayaan yang tidak sesuai kebutuhan sehingga mata mengalami kelelahan. Karyawan yang bekerja dengan pencahayaan baik sebanyak 3 orang 12,0, terdiri dari 1 orang 4,0 mengalami keluhan kelelahan mata dan 2 orang 8,0 tidak mengalami kelelahan. Meskipun kondisi pencahayaan sudah baik, masih terdapat karyawan yang mengalami kelelahan mata. Karyawan tersebut memiliki riwayat kelainan refraksi mata berupa rabun jauh miopia. Saat bekerja karyawan tersebut menggunakan kacamata sehingga kondisi mata dianggap normal karena telah melakukan penyesuaian. Namun, berdasarkan skor Visual Fatigue Index VFI karyawan tersebut mengeluhkan kelelahan mata yang bisa saja disebabkan faktor lain bias bukan karena faktor pencahayaan. Karyawan yang bekerja dengan kondisi pencahayaan buruk sebanyak 22 orang 88,0 terdiri dari 21 orang 84, yang mengalami kelelahan mata dan 1 orang 4,0 tidak mengalami kelelahan mata. Meskipun pencahayaan buruk, terdapat karyawan yang tidak mengalami kelelahan mata dikarenakan karyawan Universitas Sumatera Utara tersebut baru bekerja secara menetap di depan komputer selama satu tahun terakhir sehingga tingkat paparan masih rendah. Selain itu, karyawan tersebut bekerja di depan komputer 4 jam dalam sehari dikarenakan terkadang beraktivitas di luar ruangan sehingga risiko mengalami kelelahan mata lebih rendah. Menurut Padmanaba 2006, kuntitas, kualitas dan distribusi cahaya dapat mempengaruhi kelelahan mata. Distribusi cahaya yang kurang baik di lingkungan kerja dapat menyebabkan kelelahan mata Hasil uji statistik bivariat menunjukkan P value sebesar 0,029 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata karyawan pengguna komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016. Secara keseluruhan terdapat 22 orang karyawan 88,0 yang mengalami keluhan kelelahan mata. Menurut Sakdiah 2008 pencahayaan yang tidak memadai pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian akan menimbulkan dampak yang sangat terasa pada mata, yaitu terjadinya kelelahan otot mata kelelahan visual dan kelelahan saraf mata. Universitas Sumatera Utara 57 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Perancangan Tingkat Illuminasi untuk Mengurangi Kelelahan Mata di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

1 37 155

Perancangan Tingkat Illuminasi Untuk Mengurangi Kelelahan Mata Di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

0 34 155

Faktor- faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun 2013

0 17 0

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK (TEKANAN PANAS, KEBISINGAN DAN INTENSITAS PENCAHAYAAN) DENGAN KELELAHAN KERJA.

0 0 1

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 17

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 1 24

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

2 11 4

Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

1 3 7