Faktor – Faktor Pendorong Ekspor Non Migas

23 produk-produk dengan nilai tambah dari hasil proses pengolahan yang efisien dan maju sehingga berdaya saing internasional Tulus Tambunan, 2001. Dalam analisis makro ekonomi selalu digunakan istilah pendapatan nasional atau national income dan biasanya istilah tersebut di maksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang di hasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam penggunaan tersebut istilah pendapatan nasional mewakili arti produk domestik bruto atau pendapatan nasional bruto Sukirno,2002.

2.5.2 Faktor – Faktor Pendorong Ekspor Non Migas

Perdagangan luar negeri ekspor dapat menghasilkan banyak keuntungan atau faedah yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk dapat meningkatkan nilai ekspornya, suatu negara akan menciptakan berbagai sarana dan langkah kebijakan untuk dapat mendorong kegiatan ekspor yang dilakukannya. Dalam mendorong ekspor dan produksi untuk ekspor, khususnya barang-barang di luar minyak dan gas bumi, kebijaksanaan ekspor melalui peningkatan daya saing dan penerobosan serta perluasan pasar akan ditingkatkan. Langkah-langkah yang akan diambil meliputi usaha meningkatkan efisiensi dan mutu hasil produksi, menjamin kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, menganekaragamkan barang dan pasar ekspor, meningkatkan informasi perdagangan dan promosi ekspor, menyempurnakan sarana pemasaran ekspor serta meningkatkan kerja sama perda- gangan internasional Anonim,2007 Menurut Sumual, ada berbagai faktor yang mendorong perkembangan ekspor non migas khususnya di Indonesia sehingga mencapai pertumbuhan yang Universitas Sumatera Utara 24 tinggi. Faktor-faktor pendorong tersebut digolongkan menjadi dua faktor yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam negeri. Berbagai program akan dilakukan oleh pemerintah guna mendorong peningkatan ekspor. Hal tersebut antara lain dilakukan melalui penyelenggaraan Indonesian Trade Promotion Center ITPC dan penyelenggaraan serta pengembangan pusat promosi terpadu dalam rangka penetrasi pasar ekspor tradisional dan non tradisional. Saat ini, pasar ekspor non migas Indonesia bertumpu pada empat pasar ekspor tradisional Jepang, Amerika Serikat, Korea, dan Uni Eropa dengan pangsa pasar sekitar 50 persen. Dengan masuk ke dalam pasar non tradisional, diharapkan tingkat ketergantungan ekspor non migas terhadap pasar tradisional akan berkurang, sehingga ekspor non migas Indonesia akan lebih tangguh terhadap perubahan kondisi perekonomian global dan gejolak permintaan di keempat pasar ekspor tersebut. Melalui kebijakan pembebasan dan pengurangan bea masuk bahan baku impor untuk tujuan ekspor, akan memberi insentif bagi produsen untuk meningkatkan produksinya, dan pada gilirannya akan mendorong peningkatan ekspor. Di samping itu perlu juga dilakukan upaya peningkatan kualitas dan design produk ekspor agar pertumbuhan ekspor non migas Indonesia tidak hanya ditopang oleh ekspor komoditi primer yang relatif bernilai tambah lebih rendah dan harganya cenderung lebih berfluktuasi Anonim,2008. Universitas Sumatera Utara 25

2.6 Inflasi