35
2. Inflasi adalah kecendrungan harga-harga umum barang-barang untuk naik
secara terus menerus di ukur dalam . 3.
Suku bunga kredit adalah tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank kepada eksportir .
4. GDP perkapita negara tujuan ekspor adalah jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun yang dinyatakan dalam bentuk uang dengan syarat barang yang dihasilkan adalah barang jdi ton.
5. Ekspor non migas adalah nilai arus keluar sejumlah barang dan jasa yang
dihasilakan suatu negara dari daerah khususnya Sumatera Utara ke pasar internasional dalam jangka waktu tertentu US.
3.6 Model Analisis Data
Dalam menganalisis pengaruh nilai tukar, inflasi, suku bunga kredit. GDP perkapita negara tujuan ekspor terhadap ekspor non-migas di Sumatera Utara
periode 1995-2014 dengan menggunakan model analisis adalah :
� = � + �
�
�� + �
�
�� + �
�
�� + �
�
�� + � Dimana :
Y
=
Ekspor non-migas Sumatera Utara US
X1
= nilai tukar USRp
X2
= inflasi
X3 =
Suku bunga kredit
X4 =
GDP perkapita negara tujuan ekspor β
= Koefisien Regresi α
= konstanta
μ
= Variabel Gangguan error term
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini yaitu dengan metode Ordinary least Square OLS
Universitas Sumatera Utara
36
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.8.1. Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu fenomena yang terjadi pada model regresi jika dua atau lebih variabel independen cenderung ssberubah dengan pola yang
sama. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dengan:
1. Standar error tidak terhingga.
2. �
2
sangat tinggi akan tetapi t-statistik berubah tanda dan tidak signifikan.
3. Tidak ada satupun t-
statistik yang signifikan α =10, 5 α =1.
3.8.2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED nilai prediksi dengan SRESID
nilai residualnya. Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau
sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White. Beberapa alternatif solusi jika model
menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai
Universitas Sumatera Utara
37
positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.
3.8.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya t -1. Secara sederhana adalah bahwa
analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya.
3.8.4. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai
penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear.
Hubungan antar variabel yang secara teori bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi linear, misalnya masalah
elastisitas. Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan
adjustment bahwa hubungan tersebut bersifat linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang
diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau uji
Lagrange Multiplier.
Universitas Sumatera Utara
38
3.9 Uji Kesuaian Test of Goodness of Fit
3.9.1 Koefisien Determinasi
�
�
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variasi variabel-variabek independen secara bersama-sama mampu member penjelasan
menngenai variasi variabel independen.
3.9.2 T-statistik Uji Parsial
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antra variabel independen secara individu dan variabel dependen signifikan atau tidak dengan
menganggap variabel lainya konstan.
t-hitung =
�
�−
� ��
�
keterangan : b
= koefisien variabel independen ke-i b
= nilai hipotesis nol sbi
= simpanan baku dari variabel independen.
3.9.3 F-Statistik Uji Simultan
F-Statistik uji simultan diperlukan untuk mengetahui hubungan antara seluruh variabel independen secara serempak bersama-sama terhadap variabel
dependen. Rumus Test:
F – hitung =
�2�−1 1
−�2�−�
keterangan: k
= jumlah variabel independen �
2
= koefisien determinasi n
= jumlah sampel
Universitas Sumatera Utara
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Umum Sumatera Utara
4.1.1 Letak Geografis dan lokasi
Berdasarkan letak geografis Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, dengan letak astronomis berada pada garis 1
-4 lintang utara
dan 98 -100
bujur timur. Berdasarkan posisi geografis, Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh di sebelah utara. Negara Malaysia Selat
Malakadi sebelah timur, Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia. Luas daratan Provinsi
Sumatera Utara adalah 71.680,68 ��
2
, sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagaian kecil berada di Pulau Nias. Pulau-pulau batu serta
beberapa pulau kecil baik di bagian barat mau pun timur Pantai Sumatra.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.1 Letak dan Geografis Sumatera Utara
Keterangan Letak dan Geografis
1. Geografis Sumatera Utara
: 1 -4
Lintang Utara 98
-100 Bujur Timur
2. Luas Wilayah
: 71.680,68 ��
2
3. Letak diatas Permukaan Laut
: P.Sidempuan 260-1100m : Medan 2,5-37,5m
: Binji 28m : Tebing Tinggi 26-34m
: Pematang Siantar 400m : Tanjung Balai 0-3m
: Sibolangit 0-50m : Serdang Berdagai 0-500m
: Samosir 300-2200m : Pakpak Barat 700-1500m
: Humbang Hasundutan 330-2200m : Nias Selatan 0-80m
: Langkat 0-1200m : Deli Serdang 0-500m
: Karo 140-1400m : Dairi 700-1250m
: Simalungun 0-369m : Asahan 0-1000m
: Labuhan Batu 0-215m : Toba Samosir 399-2200m
: Tapanuli Utara 300-1500m : Tapanuli Tengah 0-1266m
: Mandiling Natal 0-500m : Tapanuli Selatan 0-1915m
: Nias 0.800m
Sumber : BPS Sumatera Utara 2015
Universitas Sumatera Utara
41
4.1.2 Iklim
Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi
Sumatera Utara sangat bervariasi, sehingga daerahnya datar, hanya beberap meterdi atas permukaan laut, beriklim cukup panas bias mencapai 35
C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yng landai, beriklim sedang dan sebagian lagi
derada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bias mencapai 14 C.
Sebagian provinsi lain di Indonesia, provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penhujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada
bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua misim itu diselingi
dengan musim pancaroba.
4.1.3 Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk 2010, tercatat jumlah penduduk Sumatera Utara pada tahun 2013 sebanyak 13,32 juta jiwa, dengan laju
pertumbuhan penduduk mencapai 1,22 persen. Sebagai bahan perbandingan, hasil sensus penduduk tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk provinsi ini sebesar 1,20
persen. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Sumatera Utara relarif
berimbang. Hal ini ditunjukan dari data sex ratio yang mendekati 100. Secara absolute, jumlah penduduk laki-laki Sumatera Utara sebesar 6,65 juta jiwa dan
penduduk perempuan 6.68 juta jiwa.
Universitas Sumatera Utara
42
Dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang mencapai 1,58 persen, maka laju pertumbuhan penduduk provinsi ini berada di
bawahnya. Walaupun demikian, hal yang perlu di perhatikan adalah peningkatan kualitas penduduk usia produktif. Peningkatan kualitas penduduk diharapkan
kualitas penduduk diharapkan dapat memberi kontribuksi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan.
4.2 Perkembangan Ekspor Non Migas Sumatera Utara
Dalam kurun waktu 1995-2014, perkembangan ekspor non migas Sumatera Utara secara keseluruhan menunjukan hasil yang positif. Artinya ekspor
non migas Sumatera Utara selalu meningkat. Pada tahun 2003 nilai FOB ekspor non migas Sumatera Utara sebesar 5,022 miliar US. Jumlah tersebut terus
meningkat hingga menyentuh angka 9,361 miliar US pada tahun 2014.
Dari tahun ke tahun nilai ekspor non migas Sumatera Utara selalu berfluktuasi. Nilai ekspor tertinggi diterima pada tahun 2011 dengan nilai FOB
11,883 miliar US, sedangkan yang terendah adalah 2,563 miliar US pada tahun 2004. Sejak tahun 2005 hingga 2009 cenderung mengalami peningkatan.
Dan semakin membaik pada tahun –tahun berikutnya yang ditunjukan dengan nilai FOB pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 masing-masing sebesar 11,883
miliar US, 10,393 miliar US, 9,598 miliar US, dan 9,361 miliar US.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 4.2 Perkembangan Ekspor Non Migas Sumatera Utara 1995-2014 US
Tahun Ekspor Non Migas US
1995 3.107,163
1996 3.102,431
1997 3.443,555
1998 2.713,611
1999 2.606,216
2000 2.437,764
2001 2.294,796
2002 2.891,996
2003 5.022,203
2004 4.563,075
2005 5.523,901
2006 7.820,899
2007 9.261,977
2008 6.460,117
2009 6.327,254
2010 9.147,778
2011 11.838,269
2012 10.393,936
2013 9.598,008
2014 9.361,110
Sumber : BPS Sumatera Utara 1995-2014
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 4.1 Perkembangan Ekspor non Migas Sumatera UtaraUS
4.3 Perkembangan Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang suatu negara berperan penting dalam perkembangan ekspor maipun impor negara tersebut. Apabila nata uang mengalami epresiasi
maka ekspor akan meningkat, karena harga barang ekspor lebih murah bila dinilai dalam mata uang lain mitra dagang dan impor menurun karena harga barang
impor akan naik dalam mata uang sendiri. Nilai tukar bergerak pada level sekitar Rp 8.465 per dollar AS pada tahun
2003. Pergerakan nilai tukar merupakan respon dari membaiknya beberapa indikator ekonomi makro. Perkembangan nilai tukar untuk tahun-tahun terakhir
yaitu pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 masing-masing sebesar Rp9.400US, Rp9.036US, Rp9.336 US, Rp 9.384US, Rp 10.460US, dan
Rp11.878US. 2
4 6
8 10
12 14
ekspor non migas sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US 1995-2014
Tahun Nilai Tukar RpUS
1995 2308
1996 2383
1997 4650
1998 8025
1999 7100
2000 9595
2001 10400
2002 8940
2003 8465
2004 9270
2005 9830
2006 9020
2007 9419
2008 10950
2009 9400
2010 9036
2011 9336
2012 9384
2013 10460
2014 11878
Sumber : BPS Sumatera Utara 1995-2014
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
Nilai Tukar RpUS
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 4.2 Perkembngan Nilai Tukar RpUS
4.4 Perkembangan Inflai