16
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi
relative lebih efisien serta mengimpor barang jika negara tersebut berproduksi relative kurang atau tidak efisien.
2.3 Manfaat Perdagangan Internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi
geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi
kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. b.
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang
diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
c. Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para
pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya alat produksinya dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Universitas Sumatera Utara
17
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal dan menjual
kelebihan produk tersebut keluar negeri. d.
Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien
dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
2.4 Nilai Tukar Kurs
2.4.1 Definisi Nilai Tukar
Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati
untuk melakukan investasi portofolio.Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika memiliki pengaruh yang negatif terhadap
ekonomi dan pasar modal Sitinjak dan Kurniasari, 2003. Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan
mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan
penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada suplainya maka kurs
rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas
Universitas Sumatera Utara
18
free floating exchange rate sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme pasar Kuncoro, 2001.
Jadi, dapat disimpulkan nilai tukar rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Heru 2008 menyatakan
bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing US. Merosotnya nilai
tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena
meningkatnya permintaan mata uang asing US sebagai alat pembayaran internasional. Semkin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti
menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestic semakin melemah
terhadap mata uang asing. Hal ini mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi berkurang.
Jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar kurs dalam negeri terdepresiasi terhadap kurs dollar maka unag kuasi akan mengalami peningkatan,
apabila faktor lain tetap. Masyarakat akan cenderung menukarkan rupiah yang mereka miliki dengan valuta asing ke Bank, dengan demikian akan meningkatkan
jumlah uang kuasi dalam bentuk valuta asing. Tabungan masyarakat meningkat
Universitas Sumatera Utara
19
dalam bentuk valuta asing. Keinginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh sesuatu jenis mata uang asing dapatlah dipandang sebagai
permintaaan keatas valuta asing oleh penduduk negara kita. Keinginan atau permintaan tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu valuta
asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. Sukirno, 2003:358 Kunci untuk memahami fluktuasi kurs jangka pendek adalah pemahaman
bahwa kurs pada prinsipnya adalah harga aset-aset domestik dalam mata uang domestik, termasuk simpanan bank yang dinilai dalam aset-aset luar negeri
dalam mata uang asing, termasuk simpanan bank. Dengan demikian, analisis fluktuasi kurs jangka pendek dapat dikaitkan dengan analisis permintaan dan
penawaran biasa. Esensi dari sistem nilai tukar adalah komitmen dari Bank Sentral untuk membiarkan jumlah uang beredar menyesuaikan berapapun nilai
tukar yang ditetapakan. Selain itu selama Bank Sentral siap membeli mata uang asing pada nilai tukar yang ditetapkan, jumlah uang beredar menyesuaikan secara
otomatis pada tingkat yang diperlukan. Mankiw, 2003
Universitas Sumatera Utara
20
2.4.2 Sistem Nilai Tukar
Menurut Triyono 2008 terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang floating exchang rate, kurs tertambat
pegged exchange rate, kurs tertambat merangkak crawling pegs,sekeranjang mata uang basket of currencies, kurs tetap fixed exchange rate
1. Sistem kurs mengambang
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui
kebijakan moneter apabila terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali managed
floating exchange rate. 2.
Sistem kurs tertambat Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu
atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata
uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya.
3. Sistem kurs tertambat merangkak
Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah
suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian
Universitas Sumatera Utara
21
kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibanding dengan sistem kurs terambat.
4. Sistem sekeranjang mata uang
Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam
sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam
membiayai perdagangan negara tertentu. 5.
Sistem kurs tetap Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu
atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs
tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri maupun gangguan seperti sering
mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.
2.5 Ekspor
2.5.1 Definisi Ekspor
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain, proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala
bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional Terjadinya ekspor-impor dapat dijelaskan oleh teori keunggulan
komparatif. negara diarahkan kepada spesialisasi produksi dan mengekpor produk
Universitas Sumatera Utara
22
yang mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak mempunyai keunggulan komparatif.
Komoditi ekspor non migas dikelompokkan menjadi komoditi primer dan non primer. Komoditi primer merupakan hasil dari sektor- sektor pertanian dan
pertambangan, sedangkan komoditi non primer berasal dari sektor industri dan lainnya BPS, 2000.
Ekspor Non Migas adalah total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara baran-gbarang, asuransi, dan jasa-jasa pada
suatu tahun tertentu di luar Minyak Bumi dan Gas alam Sasandara, 2005. Tujuan dilakukannya ekspor antara lain adalah:
a. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk
memperoleh harga jual yang lebih baik. b.
Membuka pasar baru di luar negri sehingga perluasan pasar domestic membuka pasar domestik.
c. Memanfaatkan kelebihan ekspor terpasang.
d. Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga terlatih
dalam persaingan yang ketat.Amir,2004 Kinerja ekspor non migas yang didominasi oleh produk-produk
manufaktur mengindikasikan bahwa proses industrialisasi disuatu negara berjalan baik. Suatu negara dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan ekspor non
migas khususnya ekspor manufaktur jika pertumbuhan ekspor rata-rata per tahun tinggi dan komposisinya tidak lagi didominasi oleh barang-barang sederhana
barang bakubarang setengah jadi, melainkan sebagaian besar sudah berupa
Universitas Sumatera Utara
23
produk-produk dengan nilai tambah dari hasil proses pengolahan yang efisien dan maju sehingga berdaya saing internasional Tulus Tambunan, 2001.
Dalam analisis makro ekonomi selalu digunakan istilah pendapatan nasional atau national income dan biasanya istilah tersebut di maksudkan untuk
menyatakan nilai barang dan jasa yang di hasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam penggunaan tersebut istilah pendapatan nasional mewakili arti
produk domestik bruto atau pendapatan nasional bruto Sukirno,2002.
2.5.2 Faktor – Faktor Pendorong Ekspor Non Migas
Perdagangan luar negeri ekspor dapat menghasilkan banyak keuntungan atau faedah yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk dapat meningkatkan
nilai ekspornya, suatu negara akan menciptakan berbagai sarana dan langkah kebijakan untuk dapat mendorong kegiatan ekspor yang dilakukannya. Dalam
mendorong ekspor dan produksi untuk ekspor, khususnya barang-barang di luar minyak dan gas bumi, kebijaksanaan ekspor melalui peningkatan daya saing dan
penerobosan serta perluasan pasar akan ditingkatkan. Langkah-langkah yang akan diambil meliputi usaha meningkatkan efisiensi dan mutu hasil produksi, menjamin
kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, menganekaragamkan barang dan pasar ekspor, meningkatkan informasi perdagangan dan promosi ekspor,
menyempurnakan sarana pemasaran ekspor serta meningkatkan kerja sama perda- gangan internasional Anonim,2007
Menurut Sumual, ada berbagai faktor yang mendorong perkembangan ekspor non migas khususnya di Indonesia sehingga mencapai pertumbuhan yang
Universitas Sumatera Utara
24
tinggi. Faktor-faktor pendorong tersebut digolongkan menjadi dua faktor yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam negeri.
Berbagai program akan dilakukan oleh pemerintah guna mendorong peningkatan ekspor. Hal tersebut antara lain dilakukan melalui penyelenggaraan
Indonesian Trade Promotion Center ITPC dan penyelenggaraan serta pengembangan pusat promosi terpadu dalam rangka penetrasi pasar ekspor
tradisional dan non tradisional. Saat ini, pasar ekspor non migas Indonesia bertumpu pada empat pasar ekspor tradisional Jepang, Amerika Serikat, Korea,
dan Uni Eropa dengan pangsa pasar sekitar 50 persen. Dengan masuk ke dalam pasar non tradisional, diharapkan tingkat ketergantungan ekspor non migas
terhadap pasar tradisional akan berkurang, sehingga ekspor non migas Indonesia akan lebih tangguh terhadap perubahan kondisi perekonomian global dan gejolak
permintaan di keempat pasar ekspor tersebut. Melalui kebijakan pembebasan dan pengurangan bea masuk bahan baku
impor untuk tujuan ekspor, akan memberi insentif bagi produsen untuk meningkatkan produksinya, dan pada gilirannya akan mendorong peningkatan
ekspor. Di samping itu perlu juga dilakukan upaya peningkatan kualitas dan design produk ekspor agar pertumbuhan ekspor non migas Indonesia tidak hanya
ditopang oleh ekspor komoditi primer yang relatif bernilai tambah lebih rendah dan harganya cenderung lebih berfluktuasi Anonim,2008.
Universitas Sumatera Utara
25
2.6 Inflasi
2.6.1 Definisi inflasi
Inflasi adalah ukuran aktifitas ekonomi yang juga sering digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional. Secara lebih jelas inflasi dapat
didefinisikan sebagai suatu ukuran ekonomi yang memberikan gambaran tentang peningkatan harga rata-rata barang atau jasa yang diproduksioleh suatu system
perekonomian. Menurut Sukirno 2004, inflasi yaitu, kenaikan dalam harga barang dan
jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu
barang yang sedikit. Inflasi menunjuk pada harga-harga lain harga perdagangan besar, upah, harga, asset, dan sebagainya.
2.6.2 Dampak inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa
dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat
dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun
positif dari inflasi adalah sebagai berikut : 1
Dampak Negatif a
Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada
Universitas Sumatera Utara
26
masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala
macam kekacauan yang ditimbulkannya. b
Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak
bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup bangkrut atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
c Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran. d
Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber
produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang. e
Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu
membeli. f
Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir
pada penjarahan dan perampasan. 2
Dampak positif a
Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
b Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam
negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
Universitas Sumatera Utara
27
c Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
2.6.3 Jenis Inflasi
Berdasarkan sifatnya Muana Nanga 2001 : 251 membagi inflasi ke dalam tiga tingkatan yaitu :
a. Inflasi Sedang Moderate Inflation : Kondisi ini ditandai dengan
kenaikan laju inflasi yang lambat dan waktu yang relatif lama. b.
Inflasi Menengah Galloping Inflation : Kondisi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar biasanya double digit
atau bahkan triple digit dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga-
harga minggu atau bulan inilebih tinggi dari minggu atau bulan yang lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih berat
daripada inflasi yang merayap. Inflasi Tinggi hyper inflation : Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya.
Harga-harga naik sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi punya keinginan untuk menyimpan uang kerena nilai uang merosot dengan tajam
sehingga ingin ditukarkan dengan barang.
Universitas Sumatera Utara
28
2.7 Suku Bunga
2.7.1 Definisi Suku Bunga
Bunga diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dan yang harus dibayar nasabah kepada bank nasabah yang
memperoleh pinjaman. Kasmir : 2008. Dalam realitas sehari-hari terdapat empat macam suku bunga Khalwaty
2000. a.
Suku bunga dasar, yaitu tingkat suku bunga yang ditentukan oleh Bank Sentral atas kredit ynag diberikan kepada perbankan dan tingkat suku
bunga yang ditetapkan bank sentral untuk mendiskonto surat-surat berharga yang ditarik atau diambil alih oleh Bank Sentral.
b. Suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang sesungguhnya dibebankan
kepada debitur dalam jangka waktu satu tahun apabila suku bunga nominal akan sama dengan nilai suku bunga efektif.
c. Suku bunga nominal, yaitu tingkat suku bunga yang ditentukan
berdasarkan jangka waktu satu tahun. d.
Suku bunga padanan, yaitu suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun untuk sejumlah
pinjaman atau investasi selama jangka waktu tertentu yang apabila dihitung secara anuitas akan memberikan penghasilan bunga dengan
jumlah yang sama. Jika tingkat suku bunga dalam negeri naik, maka permintaan uang akan
meningkat. Lain halnya dengan permintaan uang kuasi. Hubungan antara suku
Universitas Sumatera Utara
29
bunga dalam negeri dengan jumlah uang kuasi adalah positif Menurut penelitian Boorman Aziz, 2002. Jika suku bunga domestik naik maka jumlah uang kuasi
akan meningkat apabila faktor lain tetap Cateris Paribus. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih cenderung menyimpan uangnya di
bank sehingga jumlah tabungan maupun deposito baik rupiah dan valuta asing akan bertambah. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga domestik turun masyarakat
cenderung lebih suka menyimpan uang tunai, ini berarti jumlah uang kuasi akan menurun.
Mankiw : 2003 Tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan permintan dan penawaran untuk aset perekonomian yang paling likuid uang.
Tingkat bunga salah satu determinan dari beberapa banyak uang yang ingin dipegang orang.
Tingkat bunga merupakan biaya oppurtunitas dari memegang uang yang tidak menghasilkan bunga. Ketika tingkat bunga naik orang-orang ingin
memegang lebih sedikit uang. Orang-orang yang memegang kelebihan jumlah uang yang beredar berusaha mengubah sebagian diantaranya dari bentuk uang
yang tidak menghasilkan bunga menjadi deposito di bank atau obligasi yang dapat mengasilkan bunga. Untuk menarik kembali dana, Bank dan penerbit obligasi
merespon dengan menaikkan tingkat bunga, dimana orang akan merasa aman dengan forto folio aset moneter dan aset non moneter mereka Mankiw, 2003.
Jadi menurut teori preferensi likuiditas, penurunan jumlah uang beredar menaikkan tingkat bunga, dan kenaikan jumlah uang beredar menurunkan tingkat
Universitas Sumatera Utara
30
bunga. Dengan melakukan kebijakan uang ketat pemerintah berusaha melakukan pengontrolan terhadap jumlah uang yang beredar.
Menurut pandangan klasik Keynes Nopirin,2000 mendefenisikan tingkat bunga sebagai fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh
penawaran dan permintaan akan uang ditentukan dalam pasar uang. Uang akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, selama uang mempengaruhi tingkat
bunga. Tingkat suku bunga selalu menjadi ukuran bagi masyarakat dalam
menentukan preferensinya antara menabung saving atau menginvestasikan dana yang dimilikinya. Namun pada saat kondisi tingkat suku bunga tinggi, maka hal
ini akan mempengaruhi peredaran uang di masyarakat, karena mereka cenderung untuk menabung sebab hal ini dapat menguntungkan mereka. Sehingga hal
tersebut dapat mengakibatkan uang yang beredar akan berkurang.
2.7.2 Fungsi Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga terbentuk di pasar akibat interaksi kekuatan pasar uang dan modal. Sunariyah 2008 menguraikan fungsi-fungsi tingkat suku bunga
pada suatu perekonomian suatu negara yaitu : a.
Sebagai daya tarik bagi penabung, baik individu, institusi, atau lembaga yang mempunyai dana lain untuk di investasikan.
b. Tingkat bunga dapat digunakan sebagai alat control bagi pemerintah
sebagai dana langsung atau investasi pada sektor-sektor ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
31
c. Tingkat bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yng beredar dalam suatu perekonomian.
d. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat bunga untuk meningkatkan
produksi, sebagai akibatnya tingkat suku bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.
2.8 Penelitian Terdahulu
1. Kumalasari 2010 yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspr non migas Indonesia ke jepang tahun 1986- 2008” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh impor,
inflasi, kurs dan pendapatan perkapita negara tujuan yaitu Jepang terhadap ekspor non migas Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
time series tahun 1989 sampai 2008. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1 impor berpengaruh positif dan signifikan, setiap peningkatan 1 impor akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke jepang
sebesar 0,322065; 2 inflasi berpengaruh negative, setiap kenaikan 1 inflasi akan menurunkan ekspor non migas ke jepang sebesar
0,088218; 3 kurs berpengaruh positif dan signifikan, setiap peningkatan 1 kurs akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia
ke jepang sebesar 3,029065; 4 pendapatan perkapita Jepang berpengaruh positif dan signifikan, setiap peningkatan 1 pendapatan
Universitas Sumatera Utara
32
perkapita jepang akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke jepang sebesar 3,439601.
2. Wardhana 2011 yang berjudul”Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor nonmigas Indonesia ke singapura tahun 1990- 2010” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
nilai tukar, inflasi dan pendapatan kapita ekspor non-minyak Singapura dari Indonesia ke per Singapura Tahun 1990-2010. Teknik
analisis data yang digunakan berdasarkan Regresi Linear Ordinary Least Square OLS. Hasil penelitian menujukan bahwa sebagai
berikut: 1 Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS X1 Memiliki positif nilai koefisien 0,317. Hal ini menunjukkan bahwa jika depresiasi nilai
tukar melemahnya dari 1 USD US nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura akan meningkat oleh 0.317.000 dolar; 2
Inflasi menunjukkan nilai koefisien positif dari 6,096. Itu berarti jika inflasi di Indonesia naik sebesar 1 persen maka akan
meningkatkan non-minyak ekspor 6.096.000 dolar di Indonesia, 3 pendapatan per kapita Singapura X3 Menunjukkan nilai koefisien
positif dari 0,231 berarti bahwa jika peningkatan per kapita Pendapatan dari Singapura sebesar 1 dollar maka akan meningkatkan nilai ekspor
non-migas Indonesia ke Singapura dengan 0.231.000 dolar. 3.
Sugiartining dan Surjono 2010 “Pengaruh Fluktuasi Dollar Terhadap Ekspor Non Migas Indonesia-Amerika Serikat Periode
2000,01-2009.05” Model analisis menggunakan Persamaan Simultan.
Universitas Sumatera Utara
33
Dengan hasil penelitian yaitu bahwa terdapat pengaruh positif antara fluktuasi Terhadap dolar eksport non migas Indonesia ke Amerika
Serikat.
2.9 Kerangka konseptual