58 lebih murah daripada membuat bangunan baru. Urban renewal dan adaptive reuse
merupakan salah satu metode revitalisasi terhadap bangunan yang nilai ekonominya mengalami penurunan. Sejalan dengan kasus yang dialami gedung
ini, revitalisasi adaptive reuse dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk meningkatkan fungsi gedung dan mendukung perekonomian kota.
Gedung ini terdiri dari banyak ruang. Pada lantai dasar bangunan, terdapat ruang-ruang yaitu: Lobby, Loket, Mushalla, Ruang Tunggu, Toilet, Ruang
Penonton yang berupa tribun, Gudang dan Ruang Peralatan. sedangkan pada lantai dua hanya terdapat Ruang Arsip, Ruang Proyektor dan Kantor Pengelola.
Gambar 4.3 Denah Gedung Bioskop Ria Sumber : Olah Data
4.1.2 Gaya Arsitektur
Bangunan Gedung Bioskop Ria Kota Pematangsiantar ditinjau dari segi Arsitektur, memiliki Gaya Arsitektur Nieuwe Bouwen. Gaya Arsitektur ini
merupakan gaya yang berkembang setelah masa Kolonial Belanda di Indonesia.
Denah Lantai 1 Denah Lantai 2
Universitas Sumatera Utara
59 Pada masa tahun 50-an, Nieuwe Bouwen umumnya terlihat pada bangunan yang
berkaitan dengan modal dan ekonomi Kompas Edisi 23 Mei 2013. Nieuwe Bouwen memiliki ciri secara umum, yaitu terdapat menara pada
bangunan dan dominan berwarna putih pada fasadnya. Selain itu, Nieuwe Bouwen juga menonjolkan bentuk geometri kotak-kotak pada fasadnya. Umumnya di
Indonesia, Arsitektur Nieuwe Bouwen hanyalah sebuah ekspresionisme dari
perancang Hadinoto, 2010.
Gambar 4.4 Gaya Arsitektur Nieuwe Bouwen pada Bangunan Bioskop Ria Sumber : Olah Data
Gambar 4.5 Menara dilihat dari dalam bangunan Sumber : Olah Data
Fasade yang berbentuk seperti menara dan
menonjolkan bentukan geometri kotak kotak
Universitas Sumatera Utara
60 Gaya arsitektur Nieuwe Bouwen pada gedung ini menjadi salah satu nilai
historis yang penting untuk dikenang, dipahami dan dihormati oleh masyarakat. Memelihara bangunan dan lingkungan yang bernilai historis melalui revitalisasi
dapat menunjukkan penghormatan kita kepada masa lalu, yang merupakan bagian dari eksistensi masa lalu. Gaya arsitektur yang merupakan salah satu kekhasan
atau nilai sejarah pada bangunan ini mampu menjadi daya tarik yang mendatangkan wisatawan ke tempat ini. Kondisi ini sejalan dengan teori
Martokusumo yang menjabarkan tentang manfaat dari revitalisasi.
4.1.3 Kondisi Bangunan Saat Ini
Kondisi objek penelitian setelah diobservasi ke lapangan adalah cukup buruk pada sebagian bangunan. Atap dan sebagian dinding bangunan di bagian
tribun penonton telah mengalami kerusakan berat, sedangkan bagian bangunan lainnya seperti ruang kantor, ruang peralatan, loket, ruang ibadah dan toilet masih
dalam kondisi baik. Hanya ada kerusakan kecil pada bagian jendela dan pintu.
Gambar 4.6 Kondisi ruang tribun penonton pada Gedung Bioskop Ria Sumber : Dokumentasi pribadi, 2016
Universitas Sumatera Utara
61 Gambar 4.8 menunjukkan atap bangunan yang sudah rusak karena tidak
mengalami perawatan sejak tahun 2005, sedangkan ruang tribun penonton telah dijadikan tempat penyimpanan gerobak dagang para pedagang yang berjualan di
sekitar gedung tersebut.
Gambar 4.7 Kondisi Ruang Arsip pada Gedung Bioskop Ria Sumber : Dokumentasi pribadi, 2016
Gambar 4.8 Kondisi ruang peralatan dan peralatan yang
masih terdapat di Gedung Bioskop Ria
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2016
Upaya revitalisasi terhadap gedung dapat dilakukan mengingat kondisi interior gedung terkhusus pada lantai 1 saat ini dapat dikatakan sangat buruk.
Universitas Sumatera Utara
62 Ditinjau dari segi infrastruktur fisik dan sosial tidak layak lagi untuk dihuni.
Upaya revitalisasi berupa memberikan fungsi baru terhadap gedung dapat menjadi salah satu jalan keluar. Revitalisasi sebagai upaya mempertahankan aset kota yang
mulai rusak dapat menjadi daya dukung bagi perekonomian dan wisata sejarah bagi kota ini Martokusumo, 2008.
4.2 Kawasan Bersejarah Sebagai Pendukung Bangunan 4.2.1 Sarana, Prasarana dan Ruang Publik Kawasan Objek Penelitian
a. Sirkulasi Pedestrian dan Jalan
Gambar 4.9 Kondisi jalan pedestrian di kawasan sekitar objek penelitian Sumber : Olah Data dan Dokumentasi pribadi, 2016
Kondisi pedestrian di kawasan objek penelitian pada umumnya baik dengan lebar 2 meter dan tinggi sekitar 18 cm dari badan jalan.
Universitas Sumatera Utara
63 Data jalan:
Jalan Merdeka
Lebar Jalan : 12 meter
Garis Sempadan Bangunan GSB : 10 meter
Kondisi baik, beraspal, sistem satu jalur dan merupakan Jalan Lintas Sumatra
Jalan Sudirman
Lebar Jalan : 10 meter
Garis Sempadan Bangunan GSB : 6 meter
Kondisi baik, beraspal, sistem satu jalur
Jalan Perintis Kemerdekaan
Lebar Jalan : 10 meter
Garis Sempadan Bangunan GSB : 6 meter
Kondisi baik, beraspal, sistem satu jalur
Kondisi pedestrian dan jalan yang pada umumnya sudah baik menjadi pendukung upaya revitalisasi gedung yang akan dilakukan.
Pedestrian dan jalan yang menjadi penghubung antara kawasan bersejarah dengan gedung bioskop menjadi salah satu akses penting yang perlu
dipertahankan kondisinya agar selalu baik sehingga maksimal dalam pemanfaatannya. Martokusumo dalam teorinya tentang revitalisasi
mengatakan bahwa aset lingkungan yang menonjol seperti bangunan
Universitas Sumatera Utara
64 bernilai sejarah dapat direvitalisasi apabila memiliki infrastruktur dalam
kota yang relatif memadai.
b. Ruang Terbuka
Ruang terbuka yang terdapat di kawasan Pusat Kota antara lain: Lapangan H. Adam Malik dan Lapangan Merdeka Taman Bunga.
Sebagai fasilitas umum, keberadaan ruang terbuka ini belum cukup maksimal dalam pemanfaatannya. Terutama taman bunga yang letaknya
persis di seberang gedung bioskop. Sekeliling taman berpagar putih ini juga kurang terawat. Banyak yang perlu dibenahi antara lain: toilet umum
dan mushalla yang dipenuhi dengan serakan sampah. Pedagang juga banyak menjajakan makanannya dan membentangkan tikar secara
sembarangan di taman ini.
Gambar 4.10 Kondisi taman bunga sekarang Sumber : Dokumentasi pribadi, 2016
Ruang terbuka yang kurang maksimal dalam pemanfaatannya ini juga didukung dari hasil jajak pendapat dengan responden. Adapun hasil
jajak pendapat dengan responden melalui kuesioner yang telah diisi dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut:
Universitas Sumatera Utara
65
61 92
59 88
39 8
41 12
20 40
60 80
100
Lapangan Merdeka Taman Bunga dipagari Membayar biaya retribusi jika masuk ke
Lapangan Merdeka Taman Bunga Lapangan H. Adam Malik menjadi tempat
pertunjukan budaya dan seni Penanaman pohon dan bunga di tengah
Lapangan H. Adam Malik
Tidak setuju Setuju
Gambar 4.11 Diagram distribusi jawaban mengenai ruang terbuka
di Kawasan Pusat Kota
Sumber : Olah Data, 2016
Pernyataan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum dalam Pedoman Revitalisasi Kawasan yaitu: salah satu
manfaat dari revitalisasi sebuah aset bernilai sejarah adalah meningkatnya kualitas ruang kota kawasan. Manfaat dari usaha revitalisasi pada gedung
bioskop dapat berupa sebuah pembenahan terhadap taman bunga sebagai bagian dari ruang kota. Pembenahan yang bisa dilakukan dapat dilihat
pada gambar 4.13 berikut:
Universitas Sumatera Utara
66
Gambar 4.12 Usulan pembenahan Taman Bunga Sumber : Olah Data dan Dokumentasi pribadi, 2016
c. Penerangan
Gambar 4.13 Kondisi penerangan pada malam hari di sekitar objek penelitian Sumber : Dokumentasi pribadi, 2016
Universitas Sumatera Utara
67 Pada Jalan Merdeka, khususnya area sederetan kantor Pemerintah Kota,
penerangan mencukupi, sementara di area sekitar Lapangan Merdeka Taman Bunga, penerangan sangat sedikit, sehingga pada malam hari di area taman
tersebut sangat gelap. Sedangkan pada Jalan Sudirman, khususnya di Lapangan H. Adam Malik,
penerangan juga mencukupi, namun di sekitar objek penelitian, penerangan hanya sedikit.
Penerangan di sekitar gedung bioskop menjadi pengaruh negatif terhadap fungsi gedung. Suasana sekitarnya yang gelap membuat masyarakat tidak mau
melewati kawasan ini. Penerangan di sekitar gedung bioskop yang berada di kawasan bersejarah hendaknya dilakukan pembenahan oleh Pemerintah Kota.
Sejalan dengan pandangan Martokusomo bahwa salah satu penyebab dari penurunan dimensi kinerja sebuah kawasan kota adalah kondisi lingkungan yang
buruk. Kondisi buruk tersebut mempercepat proses degradasi lingkungan yang dipastikan justru kontra produktif terhadap proses kehidupan sosial budaya yang
sehat.
Universitas Sumatera Utara
68
4.2.2 Tata Guna Lahan