anak-anak,  214  diantaranya  disaksikan  orang  tua  atau  pengasuh  Louie,  2005. Pada  survei  cross-sectional  menemukan  bahwa  dari  1.500  orang  tua,  4
melaporkan tertelan koin pada anak mereka dan hal tersebut sangat umum terjadi pada anak-anak Conners, 2014.
2.4. Etiologi dan Faktor Predisposisi
Secara  klinis  masalah  yang  timbul  akibat  benda  asing  esofagus  dapat dibagi  dalam  golongan  anak  dan  dewasa.  Penyebab  pada  anak  antara  lain,
anomaly congenital termasuk stenosis kongenital, web, fistel trakeoesofagus, dan pelebaran pembuluh darah Yunizaf, 2007.
Faktor predisposisi antara lain : 1.
Belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan dengan baik. 2.
Koordinasi proses menelan dan sfingter laring  yang belum sempurna pada kelompok usia 6 bulan sampai 1 tahun.
3. Retardasi mental
4. Gangguan  pertumbuhan  dan  penyakit-penyakit  neurologik  lain  yang
mendasarinya. 5.
Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh pemabuk atau pemakai  gigi  palsu  yang  kehilangan  sensasi  rasa  tactile  sensation  dari
palatum, pada pasien gangguan mental dan psikosis Yunizaf, 2007. Faktor  predisposisi  lain  ialah  adanya  penyakit-penyakit  esofagus  yang
menimbulkan  gejala  disfagia  kronis,  yaitu  esofagitis  refluks,  striktur  pasca esofagitis  korosif,  akhalasia,  karsinoma  esofagus  atau  lambung,  cara  mengunyah
yang  salah  dengan  gigi  palsu  yang  kurang  baik  pemasangannya,  mabuk alkoholisme dan intoksikasi keracunan Yunizaf, 2007.
2.5. Patofisiologi
Untuk  dapat menentukan  prognosis  dan pengobatan  yang  tepat dari  kasus benda  asing  esofagus  perlu  diketahui  terlebih  dahulu  dimana  lokasi  benda  asing
yang  tertelan.  Hal  ini  dapat  dikategorikan  berdasarkan  anatomi  esofagus  dan lambung atau saluran pencernaan yang lebih rendah. Biasanya pada salah satu dari
Universitas Sumatera Utara
3  daerah  penyempitan  fisiologis  yaitu  1  sekitar  70  pada  sfingter  esofagus bagian  atas  atau  sfingter  faringoesofagus,  2  sekitar  15  terjadi  di  pertengahan
esofagus,  3  Sekitar  15  di  atas  sfingter  esofagus  bagian  bawah  atau  sfingter esofagogastrik Liang, 2011.
Koin yang mencapai lambung sangat mungkin untuk masuk ke dalam usus kecil.  Objek  dengan  diameter  lebih  besar  dari  2  cm  lebih  kecil  kemungkinannya
untuk melewati pilorus, dan benda-benda lebih dari 6 cm dapat terperangkap baik di  pilorus  ataupun  duodenum.  Benda  yang  mencapai  usus  kecil  terkadang
terhambat oleh katup ileocecal Munter, 2014. Benda  asing  tertentu  seperti  baterai  alkali  mempunyai  toksisitas  intrinsik
lokal dan  sistemik dengan reaksi edema dan inflamasi  lokal, terutama bila terjadi pada  anak-anak.  Batu baterai  disc  battery  mengandung  elektrolit,  baik  Natrium
atau  Kalium  hidroksida  dalam  larutan  kaustik  pekat  concentrated  caustic solution. Pada penelitian binatang in vitro dan in vivo, bila baterai berada dalam
lingkungan  yang  lembab  dan  basah,  maka  pengeluaran  elektrolit  akan  terjadi dengan  cepat,  sehingga  terjadi  kerusakan  jaringan  tissue  saponification  dengan
ulserasi  lokal,  perforasi  atau  pembentukan  striktur.  Absorbsi  bahan  metal  dalam darah  menimbulkan  toksisitas  sistemik.  Oleh  karena  itu  benda  asing  batu  baterai
harus segera dikeluarkan Yunizaf, 2007.
2.6. Gejala Klinis
Gejala  sumbatan  akibat  benda  asing  esofagus  tergantung  pada  ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi  tersangkutnya benda asing,  komplikasi  yang
timbul akibat benda asing tersebut dan lama benda asing tertelan Yunizaf, 2007. Gejala-gejala  dikaitkan  dengan  tertelan  benda  asing  terjadi  dalam  tiga
tahap.  Pada  tahap  pertama  gejala-gejala  awal,  serangan  hebat  dari  batuk  atau muntah.  Hal  ini  terjadi  ketika  benda  asing  pertama  tertelan.  Tahap  kedua  adalah
interval  tidak  ada  gejala.  Benda  asing  telah  tersangkut,  serta  gejala-gejala  tidak lagi ditimbulkan. Dalam tahap ini dapat berlangsung untuk sesaat atau sementara.
Selanjutnya,  tahap  ketiga  terdiri  dari  gejala-gejala  yang  ditimbulkan  oleh
Universitas Sumatera Utara
komplikasi.  Kemungkinan  timbul  rasa  tidak  nyaman,  disfagia,  sumbatan,  atau perforasi esofagus dengan dihasilkan mediastinitis Siegel, 2014.
Gejala  disfagia  bervariasi  tergantung  pada  ukuran  benda  asing.  Disfagia lebih  berat  bila  telah  terjadi  edema  mukosa  yang  memperberat  sumbatan,
sehingga  timbul  rasa  sumbatan  esofagus  yang  persisten.  Gejala  lain  ialah odinofagia  yaitu  rasa  nyeri  ketika  menelan  makanan  atau  ludah,  hipersalivasi,
regurgitasi  dan  muntah.  Kadang-kadang  ludah  berdarah.  Nyeri  di  punggung menunjukkan  tanda  perforasi  atau  mediastinitis.  Ganggung  napas  dengan  gejala
dispnoe,  stridor  dan  sianosis  terjadi  akibat  penekanan  trakea  oleh  benda  asing Yunizaf, 2007.
2.7. Diagnosis