Tabel 5.2.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Jenis Benda Asing
Jenis Benda Asing Frekuensi n
Persentase Anting
1 2.2
Gigi Palsu 18
39.1 Jarum Pentul
3 6.5
Koin 24
52.2 Total
46 100.0
Didapati bahwa jenis benda asing yang paling sering menyebabkan kasus benda asing esofagus adalah koin sebanyak 24 kasus 52,2, sedangkan benda
asing yang paling sedikit ditemukan adalah anting sebanyak 1 kasus 2,2.
Tabel 5.2.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Lokasi Benda Asing
Lokasi Benda Asing Frekuensi n
Persentase Servikal
35 76.1
Torakal 10
21.7 Abdominal
1 2.2
Total 46
100.0
Didapati bahwa lokasi benda asing esofagus yang terbanyak yaitu pada daerah servikal dengan 35 kasus 76,1, sementara 10 kasus 21,7 pada
daerah torakal, dan 1 kasus 2,2 pada daerah abdominal.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pembahasan
5.3.1. Karakteristik Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.2.1. didapati bahwa kasus benda asing esofagus dengan jenis kelamin laki-laki merupakan kasus terbanyak yaitu sebanyak 28
orang 60,9 dan perempuan hanya sebanyak 18 orang 39,1. Hal ini sesuai dengan penelitian Nastia 2012 di RSUP H. Adam Malik
Medan tahun 2010. Dari 24 kasus didapatkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang 54,2 dan perempuan sebanyak 11 orang 45,8 dengan perbandingan
yang hampir sama.
5.3.2. Karakteristik Penderita Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel 5.2.2. diketahui bahwa kelompok anak-anak merupakan yang paling banyak yaitu 26 orang 56,5, dewasa adalah sebanyak 15 orang
32,6, dan orang tua merupakan yang paling sedikit yaitu sebanyak 5 orang 10,9.
Perkembangan kognitif pada anak usia 6-12 bulan, pada tahap awal semuanya masuk ke dalam mulut. Terkadang, benda-benda baru diambil,
diperiksa, dipindahkan dari tangan ke tangan, dibanting, dijatuhkan, dan kemudian dimasukkan ke dalam mulut. Pada usia 12-18 bulan dimana anak-anak
sudah mulai berjalan dan mengenali benda-benda yang dilihatnya. Pada anak- anak, yang mempunyai resiko tinggi adalah yang berumur 18 bulan pada saat fase
oral dan 6 bulan ketika gigi molar tumbuh. Pada anak-anak yang akan tumbuh gigi mulai akan memasukkan barang yang bisa dicapainya ke mulut. Pada saat
menangis, tertawa, ataupun pada saat makan tersedak, bisa menyebabkan benda asing yang di dalam mulut masuk ke dalam tubuh. Needlman, 2000
Faktor predisposisi pada anak antara lain belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan dengan baik, koordinasi proses menelan dan sfingter laring
yang belum sempurna pada kelompok usia 6 bulan – 1 tahun, retardasi mental, gangguan pertumbuhan dan penyakit-penyakit neurologik yang mendasarinya.
Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh pemabuk atau
Universitas Sumatera Utara
pemakai gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa tactile sensation dari palatum dan pada penderita gangguan jiwa Yunizaf, 2007.
Menurut Shivakumar 2006 dari 1998-2002 di RS Bapuji Karmataka India didapati 152 kasus diantaranya adalah anak-anak dengan 104 kasus, diikuti
orang dewasa dengan 34 kasus, dan orang tualansia sebanyak 14 kasus.
5.3.3. Karakteristik Penderita Berdasarkan Lokasi Benda Asing
Berdasarkan tabel 5.2.3. didapati bahwa lokasi benda asing esofagus yang paling banyak ditemukan yaitu pada daerah servikal dengan 35 kasus 76,1,
lalu daerah torakal sebanyak 10 kasus 21,7, dan 1 kasus 2,2 pada daerah abdominal merupakan yang paling sedikit.
Esofagus mempunyai tiga daerah normal penyempitan yang sering menyebabkan benda asing tersangkut di esofagus. Penyempitan pertama adalah
disebabkan oleh muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara serat otot striata dan otot polos menyebabkan daya propulsif melemah. Daerah penyempitan
pertama ini merupakan yang paling sempit. Daerah penyempitan kedua disebabkan oleh persilangan cabang utama bronkus kiri dan arkus aorta.
Penyempitan yang ketiga disebabkan oleh mekanisme sfingter gastroesofageal Chandramata, 2000.
Dalam penelitian Shaariyah 2009 di Rumah Sakit Universitas Kebangsaan Malaysia tahun 1998-2007 ditemukan 48 kasus benda asing esofagus
dengan lokasi terbanyak pada daerah servikal sebanyak 43 kasus 89,6, sedangkan pada daerah torakal sebanyak 3 kasus 6,5, dan 2 kasus 4,2 pada
daerah abdominal.
5.3.4. Karakteristik Penderita Berdasarkan Jenis Benda Asing
Berdasarkan tabel 5.2.4. didapati bahwa jenis benda asing yang paling sering menyebabkan kasus benda asing esofagus adalah koin sebanyak 24 kasus
52,2, diikuti gigi palsu sebanyak 18 kasus 39,1, jarum pentul sebanyak 3 kasus 6,5, sedangkan benda asing yang paling sedikit ditemukan adalah anting
yaitu sebanyak 1 kasus 2,2.
Universitas Sumatera Utara
Koin adalah benda asing yang paling umum ditelan pada kelompok usia anak. Kurang perhatiannya orang tua dalam mengawasi anak dalam bermain
merupakan faktor resiko yang paling penting dalam kasus benda asing esofagus Upadhyaya, 2009.
Gigi palsu yang tertelan juga bisa diakibatkan karena makanan yang keras, mengunyah makanan dengan terlalu cepat, serta ketidakpatuhan untuk
memeriksakan gigi palsu ke dokter gigi. Sebuah studi di Nigeria tentang kasus gigi palsu esofagus menyimpulkan bahwa kebanyakan pasien gigi palsu dalam
esofagus di Afrika, memiliki riwayat tidak pernah memeriksakan gigi palsunya ke dokter gigi sejak awal pemasangan gigi palsu Nwaorgu, 2004.
Menurut Marasabessy 2015 dari 52 kasus jenis benda asingdi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2010-2014 yang paling banyak ditemukan
adalah gigi palsu sebanyak 25 kasus 48,1, uang logam sebanyak 18 kasus 34,7, jarum sebanyak 3 kasus 5,8, dan yang peling sedikit ditemukan
tulang, cincin, plastik, daging babi, mata kalung dan besi magnet masing-masing sebanyak 1 kasus 1,9.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis kelamin terbanyak yang mengalami masuknya benda asing adalah
laki-laki 2.
Umur terbanyak dijumpai adalah kelompok anak-anak 3.
Jenis benda asing yang paling banyak ditemukan adalah koin 4.
Lokasi benda asing paling banyak ditemukan pada daerah servikal
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu:
1. Diharapkan bagi tenaga kesehatan di RSUP H. Adam Malik untuk
melengkapi data pasien di berkas rekam medis, sehingga pada penelitian selanjutnya tidak terdapat data yang tidak diketahui.
2. Jumlah sampel yang sedikit dapat mempengaruhi ketepatan hasil
penelitian, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan agar jumlah sampel diperbanyak dengan cara memperlebar interval tahun penelitian.
3. Diharapkan tenaga-tenaga medis seperti dokter, dan paramedis, terutama
yang bekerja di Puskesmas dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang bahayanya benda asing yang masuk ke dalam tubuh, khususnya
pada orang tua yang mememiliki anak kecil diberikan informasi bahwa sangat bahaya membiarkan anak-anak bermainmemegang benda-benda
kecil yang dapat di masukkan ke mulutnya tanpa sepengetahuan orang tua. Serta berharap para orang tua lebih mengawasi anak-anaknya ketika
bermain, pada saat makan, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi Esofagus