Karakteristik Penderita Berdasarkan Lokasi Benda Asing Karakteristik Penderita Berdasarkan Jenis Benda Asing

pemakai gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa tactile sensation dari palatum dan pada penderita gangguan jiwa Yunizaf, 2007. Menurut Shivakumar 2006 dari 1998-2002 di RS Bapuji Karmataka India didapati 152 kasus diantaranya adalah anak-anak dengan 104 kasus, diikuti orang dewasa dengan 34 kasus, dan orang tualansia sebanyak 14 kasus.

5.3.3. Karakteristik Penderita Berdasarkan Lokasi Benda Asing

Berdasarkan tabel 5.2.3. didapati bahwa lokasi benda asing esofagus yang paling banyak ditemukan yaitu pada daerah servikal dengan 35 kasus 76,1, lalu daerah torakal sebanyak 10 kasus 21,7, dan 1 kasus 2,2 pada daerah abdominal merupakan yang paling sedikit. Esofagus mempunyai tiga daerah normal penyempitan yang sering menyebabkan benda asing tersangkut di esofagus. Penyempitan pertama adalah disebabkan oleh muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara serat otot striata dan otot polos menyebabkan daya propulsif melemah. Daerah penyempitan pertama ini merupakan yang paling sempit. Daerah penyempitan kedua disebabkan oleh persilangan cabang utama bronkus kiri dan arkus aorta. Penyempitan yang ketiga disebabkan oleh mekanisme sfingter gastroesofageal Chandramata, 2000. Dalam penelitian Shaariyah 2009 di Rumah Sakit Universitas Kebangsaan Malaysia tahun 1998-2007 ditemukan 48 kasus benda asing esofagus dengan lokasi terbanyak pada daerah servikal sebanyak 43 kasus 89,6, sedangkan pada daerah torakal sebanyak 3 kasus 6,5, dan 2 kasus 4,2 pada daerah abdominal.

5.3.4. Karakteristik Penderita Berdasarkan Jenis Benda Asing

Berdasarkan tabel 5.2.4. didapati bahwa jenis benda asing yang paling sering menyebabkan kasus benda asing esofagus adalah koin sebanyak 24 kasus 52,2, diikuti gigi palsu sebanyak 18 kasus 39,1, jarum pentul sebanyak 3 kasus 6,5, sedangkan benda asing yang paling sedikit ditemukan adalah anting yaitu sebanyak 1 kasus 2,2. Universitas Sumatera Utara Koin adalah benda asing yang paling umum ditelan pada kelompok usia anak. Kurang perhatiannya orang tua dalam mengawasi anak dalam bermain merupakan faktor resiko yang paling penting dalam kasus benda asing esofagus Upadhyaya, 2009. Gigi palsu yang tertelan juga bisa diakibatkan karena makanan yang keras, mengunyah makanan dengan terlalu cepat, serta ketidakpatuhan untuk memeriksakan gigi palsu ke dokter gigi. Sebuah studi di Nigeria tentang kasus gigi palsu esofagus menyimpulkan bahwa kebanyakan pasien gigi palsu dalam esofagus di Afrika, memiliki riwayat tidak pernah memeriksakan gigi palsunya ke dokter gigi sejak awal pemasangan gigi palsu Nwaorgu, 2004. Menurut Marasabessy 2015 dari 52 kasus jenis benda asingdi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2010-2014 yang paling banyak ditemukan adalah gigi palsu sebanyak 25 kasus 48,1, uang logam sebanyak 18 kasus 34,7, jarum sebanyak 3 kasus 5,8, dan yang peling sedikit ditemukan tulang, cincin, plastik, daging babi, mata kalung dan besi magnet masing-masing sebanyak 1 kasus 1,9. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan