2.8. Penatalaksanaan
Benda asing di esofagus dikeluarkan dengan tindakan esofagoskopi dengan menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing tersebut. Bila benda
asing telah berhasil dikeluarkan harus dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai adanya kelainan-kelainan esofagus yang telah ada sebelumnya. Benda
asing tajam yang tidak berhasil dikeluarkan dengan esofagoskopi harus segera dikeluarkan dengan pembedahan, yaitu servikotomi, torakotomi atau esofagotomi,
tergantung lokasi benda asingnya. Benda asing uang logam di esofagus bukan keadaan gawat darurat, namun uang logam tersebut harus dikeluarkan sesegera
mungkin dengan persiapan tindakan esofagoskopi yang optimal untuk mencegah komplikasi. Benda asing baterai bundar diskbutton battery di esofagus
merupakan benda yang harus segera dikeluarkan karena risiko perforasi esofagus yang terjadi dengan cepat dalam waktu ± 4 jam Yunizaf, 2007.
Esofagoskopi merupakan kontraindikasi bila ada aneurisma aorta. Ada dua tipe dasar esofagoskop. Tipe satu adalah tuba logam kaku dengan suatu lumen
berbentuk oval yang mengandung pembawa ringan serta saluran untuk aspirasi sekresi. Tipe kedua adalah esofagoskop fleksibel dengan ilumminasi seratoptik
serta gambaran seratoptik. Adanya saluran kecil untuk aspirasi sekresi dan memasukkan forsep kecil untuk biopsi serta pengeluaran benda asing.
Esofagoskopi dapat dilakukan dalam anestesi lokal atau umum. Pilihan anestesi dan esofagoskop tergantung pada ahli endoskopi, usia, dan umumnya kesehatan
pasien, serta penyakit dicurigai Siegel, 2014.
2.9. Komplikasi
1. Benda asing di orofaring
Laserasi mukosa orofaring
Perforasi
Abses retrofaring
Infeksi atau abses jaringan lunak
2. Benda asing di esofagus
Laserasi mukosa
Universitas Sumatera Utara
Nekrosis esofagus
Abses retrofaring
Striktur esofagus
Perforasi esofagus
Mediastinitis
Pneumotoraks
Perikarditis
Fistel trakeo-esofagus
3. Benda asing di lambungusus kecil
Terperangkapnya objek dalam divertikulum Meckel
Perforasi yang menyebabkan peritonitis dan sepsis berat
Akut atau sub-akut obstruksi usus halus
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang