Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bunga Sampang Tahun 2013
No Pekerjaan
Jumlah Persentase
1 Petani
583 96.68
2 PNS
8 1.326
3 Wiraswasta
12 1.990
Total 603
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Purba, 2014 Tabel 5. menunjukkan bahwa penduduk di Desa Bunga Sampang
memperoleh penghasilan terbesar dari pekerjaan sebagai petani sebanyak 583 jiwa 96.68, kemudian dari pekerjaan wiraswasta 12 sebanyak jiwa 1.990 dan
Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 8 jiwa
1.326.
4.2.3 Komposisi Marga Dan Budaya Desa Bunga Sampang
Di daerah Simalungun, marga memegang peranan penting dalam soal adat dan budaya. Begitu pula di Desa Bunga Sampang yang didominasi suku
Simalungun sebagai suku terbanyak di desa tersebut. Sebagai suku yang bersifat Paterilinear, suku Simalungun menurunkan marganya melalui garis keturunan
pria, dengan demikian marga seorang ayah akan diteruskan ke putera atau puterinya. Oleh karena itu 2 orang yang memiliki marga yang sama akan saling
menganggap diri mereka sebagai saudara seketurunan sehingga dipantangkan tidak diperbolehkan untuk saling menikah. Bagi wanita, marga disebutkan
sesudah kata boru biasa disingkat br., sehingga jika ada seorang wanita bernama Sofia yang lahir dari ayah bermarga Saragih, maka akan dipanggil sebagai Sofia
boru Saragih. Saat seorang wanita Simalungun menikah dengan lelaki dari marga lain, biasanya ia akan menggunakan marga suaminya tersebut pada namanya.
Sehingga jika Sofia boru Saragih menikah dengan marga Purba, maka ia akan dipanggil sebagai Sofia Purba boru Saragih.
Ada 4 marga asli dari Simalungun yakni marga Damanik, Purba, Saragih dan Sinaga. Keempat marga tersebut berasal dari marga raja-raja di Simalungun
yang bermufakat untuk tidak saling menyerang. Beberapa marga dari luar Simalungun kemudian menganggap dirinya sebagai bagian dari 4 marga tersebut
ketika mereka menetap di Simalungun. Sejarah asal usul dari marga-marga yang ada di dalam suku Simalungun sangatlah minim, namun beberapa sumber tertulis
menyatakan bahwa ada 4 marga asli dalam Suku Simalungun yang biasa diberi akronim “sisadapur”. Beberapa sumber juga menyatakan bahwa 4 marga tersebut
berasal dari “Harungguan Bolon” permusyawaratan besar antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan dalam bahasa
simalungun yaitu: marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh Wikipedia,2015.
Mereka juga mempunyai budaya yang sangat dijaga untuk dilestarikan dan diturunkan kepada keturunnnya. Salah satu bentuk kebudayaan itu adalah
keterbukaan untuk orang atau pihak lain dalam berkomunikasi. Oleh karena itu bagi sesama masyarakat Simalungun, kerjasama dan rasa saling membantu itu
masih sangat dijaga dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam hal pertanian serta kemitraan tersebut. Dalam hal ini, PD Rama Putra
sebagai pihak eksportir mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh pihak eksportir sebelumnya. PD Rama Putra melakukan pendekatan kerjasama terhadap
kelompok tani dengan bersifat kekeluargaan. Mereka bersedia untuk mendengar keluhan keluhan serta kekurangan yang dirasakan dari pihak mereka. PD Rama
Putra juga rutin melakukan komunikasi dengan kelompok tani Bunga Sampang terkait dengan kegiatan eksportir. Metode pendekatan yang dilakukan oleh pihak