BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah Daerah Penelitian
Desa Bunga Sampang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara berada pada ketinggian 501-1000 m di atas permukaan laut
dengan luas wilayah desa seluas 9,7 km
2
, dengan jarak desa ke Kantor Bupati berkisar ± 19 km. Wilayah ini berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara
: Kelurahan Haranggaol Horisan b.
Sebelah Selatan : Desa Urung Purba
c. Sebelah Timur
: Desa Pematang Purba d.
Sebelah Barat : Desa Purba Sipinggan
4.2 Keadaan Penduduk 4.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Purba, jumlah penduduk Desa Bunga Sampang pada tahun 2013 terdiri dari 603 jiwa
157 KK dengan jumlah penduduk pria sebanyak 313 jiwa dan wanita 290 jiwa.
4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Purba, mata pencaharian yang ada di Desa Bunga Sampang terdiri dari petani,
wiraswasta, dan pegawai negeri sipil. Berikut komposisi penduduk Desa Bunga Sampang menurut mata pencaharian:
Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bunga Sampang Tahun 2013
No Pekerjaan
Jumlah Persentase
1 Petani
583 96.68
2 PNS
8 1.326
3 Wiraswasta
12 1.990
Total 603
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Purba, 2014 Tabel 5. menunjukkan bahwa penduduk di Desa Bunga Sampang
memperoleh penghasilan terbesar dari pekerjaan sebagai petani sebanyak 583 jiwa 96.68, kemudian dari pekerjaan wiraswasta 12 sebanyak jiwa 1.990 dan
Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 8 jiwa
1.326.
4.2.3 Komposisi Marga Dan Budaya Desa Bunga Sampang
Di daerah Simalungun, marga memegang peranan penting dalam soal adat dan budaya. Begitu pula di Desa Bunga Sampang yang didominasi suku
Simalungun sebagai suku terbanyak di desa tersebut. Sebagai suku yang bersifat Paterilinear, suku Simalungun menurunkan marganya melalui garis keturunan
pria, dengan demikian marga seorang ayah akan diteruskan ke putera atau puterinya. Oleh karena itu 2 orang yang memiliki marga yang sama akan saling
menganggap diri mereka sebagai saudara seketurunan sehingga dipantangkan tidak diperbolehkan untuk saling menikah. Bagi wanita, marga disebutkan
sesudah kata boru biasa disingkat br., sehingga jika ada seorang wanita bernama Sofia yang lahir dari ayah bermarga Saragih, maka akan dipanggil sebagai Sofia
boru Saragih. Saat seorang wanita Simalungun menikah dengan lelaki dari marga lain, biasanya ia akan menggunakan marga suaminya tersebut pada namanya.
Sehingga jika Sofia boru Saragih menikah dengan marga Purba, maka ia akan dipanggil sebagai Sofia Purba boru Saragih.