Keterangan : : Menyatakan Hubungan
: Menyatakan Mitra : Menyatakan dievaluasi dengan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sikap Petani Terhadap Kemitraan Kelompok Tani Bunga Sampang dengan Perusahaan Eksportir PD
Rama Putra
2.5 Hipotesis Penelitian
1. Sikap petani terhadap kemitraan kelompok tani Bunga Sampang dengan
perusahaan eksportir PD Rama Putra adalah positif.
Kelompok Tani Bunga Sampang
Kemitraan PD Rama Putra
Sikap Petani Model Likert
Negatif Positif
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan
status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia baik secara ekonomi, sosial,
politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan improvement, pertumbuhan growth dan perubahan change Iqbal dan Sudaryanto, 2008.
Pendekatan pembangunan pertanian telah mengalami perubahan yang mendasar yaitu dari pendekatan komoditi menjadi pendekatan agribisnis. Hal ini
sejalan dengan penegasan paradigma baru pendekatan pembangunan pertanian yang bertujuan membangun sistem agribisnis yang kuat sekaligus pemerataan
sehingga berkesinambungan antars ektor dan antar wilayah. Visi pembangunan pertanian berdasarkan landasan tersebut adalah terwujudnya kehidupan sejahtera
khususnya petani, melalui pembangunan sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis berdaya saing, berkelanjutan dan terdesentralisasi Martodireso, S dan
Suryanto, W.A, 2002. Dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian dengan konsep
agribisnis, pemerintah mengeluarkan UU No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang kemudian dijabarkan pada PP. No. 44 tahun tahun 1997 tentang Kemitraan.
Aturan tersebut antara lain ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah keterbatasan modal dan teknologi bagi petani kecil, peningkatan mutu produk, dan
masalah pemasaran Purnaningsih, 2007.
Kemitraan terjadi antara dua atau beberapa pihak yang bekerja sama dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan masing masing. Keberhasilan
kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. Kegagalan yang terjadi dalam kemitraan sering
disebabkan karena fondasi kemitraan yang kurang kuat dan hanya didasari rasa belas kasihan semata atau atas dasar paksaan pihak lain, bukan atas kebutuhan
untuk maju dan berkembang bersama dari pihak-pihak yang bermitra. Kemitraan ini diharapkan dapat memacu dan memicu pertumbuhan ekonomi sekaligus
mendorong pemerataan kesejahteraan, penyerapan tenaga kerja, pendaftaran masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi regional wilayah Hafsah, 2000.
Di sektor tanaman pangan dan hortikultura, sayuran merupakan sektor yang banyak diminati untuk dikembangkan melalui kemitraan karena siklusnya
yang pendek dan potensi pasarnya yang tinggi. Di Indonesia, sayuran banyak diusahakan di daerah pegunungan dataran tinggi, yakni daerah yang beriklim
sejuk dingin seperti di Pangalengan Jawa Barat, Sumber Brantas Jawa Timur dan Tanah Karo Sumatera Utara. Sayuran tersebut telah diusahakan secara
komersil pada daerah dengan cakupan yang luas, bahkan hasil panen kubis dari Tanah Karo telah banyak dipasarkan di luar negeri seperti Singapura, Malaysia
dan Penang Sunarjono, 2013. Di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Simalungun juga termasuk salah
satu wilayah potensial penghasil sayuran. Hal ini dapat dilihat pada jumlah produksi tanaman sayuran berdasarkan kecamatan yang ada di Kabupaten
Simalungun di tahun 2012 berikut ini: