2.2 Lansia 2.2.1 Definisi
Menurut undang-undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, dituliskan bahwa lansia merupakan seseorang dengan usia di atas 60 tahun.
Dalam menentukan batasan penduduk lanjut usia, terdapat tiga aspek yang harus diperhatikan, yaitu: aspek biologi, ekonomi, dan sosial BKKBN, 1998 dalam
Zulsita, 2011.
Dari aspek biologis, penduduk usia lanjut adalah penduduk yang mengalami proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya berbagai fungsi
fisiologis tubuh. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat adanya perubahan dalam struktur serta fungsi dari sel, jaringan serta organ. Dari aspek ekonomi, lansia
seringkali dipandang sebagai beban bagi keluarga dan juga masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan manfaat
yang berarti. Bila dipandang dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan suatu kelompok sosial tersendiri. Di negara Barat, para lansia menduduki
tingkatan sosial di bawah kaum muda. Hal ini diakibatkan oleh menurunnya pengaruh para lansia dalam proses pengambilan keputusan. Lain halnya dengan
negara Barat, di Indonesia tingkatan sosial para lansia menduduk tingkatan tertinggi. Sehingga para lansia harus dihormati oleh semua orang yang lebih muda
Zulsita, 2011.
2.2.2 Konsep Menua
Menua adalah proses perubahan seseorang yang pada awalnya merupakan seorang dewasa sehat menjadi seseorang yang lebih rentan frail yang disertai
dengan penurunan sebagian besar sistem fisiologis yang mendorong kepada peningkatan kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian Setiati,
Harimurti, dan Roosheroe, 2006 dalam Zulsita, 2011.
Terdapat dua macam penuaan, antara lain penuaan primer dan penuaan sekunder. Penuaan primer merupakan proses kemunduran tubuh secara gradual
Universitas Sumatera Utara
yang tidak dapat dihindari. Penuaan ini dimulai dari masa awal kehidupan dan terus berlangsung selama bertahun-tahun. Sedangkan, penuaan sekunder
merupakan proses penuaan yang disebabkan oleh penyakit, kesalahan, ataupun penyalahgunaan faktor-faktor bahan-bahan yang sebenarnya dapat dihindari
Papalia, Olds, dan Feldman, 2005 dalam Zulsita, 2011.
2.2.3 Aspek Biologi Penuaan
Dari aspek biologi, para lansia akan mengalami perubahan-perubahan fisik selama proses kehidupannya. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat berupa
perubahan sel, sistem persarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem pengatur suhu tubuh, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem perkemihan, sistem endokrin, sistem muskuloskeletal, dan juga perubahan-perubahan mental yang berkaitan dengan perubahan ingatan
memori Watson, 2003 dalam Zulsita, 2011. Berdasarkan perbandingan yang diamati secara potong lintang antar kelompok usia yang berbeda, sebagian besar
fungsi organ akan mengalami penurunan sekitar 1 pertahun, yang dimulai dari usia 30 tahun Zulsita, 2011.
Terdapat beberapa teori yang mendukung tentang proses penuaan, salah satunya adalah teori “radikal bebas”. Teori “radikal bebas” diperkenalkan pertama
kali pada tahun 1956. Teori ini menyatakan bahwa produk dari hasil metabolisme oksidatif yang sangat reaktif, radikal bebas, dapat berreaksi dengan berbagai
komponen penting pada seluler. Radikal bebas dapat berreaksi dengan protein, DNA, dan lipid di seluler yang menyebabkan terganggunya fungsi sel lain
Setiati, Harimurti, dan Roosheroe, 2006 dalam Zulsita, 2011.
2.3 Gangguan Pendengaran pada Lansia